Pria Asal Toba yang Diduga Dianiaya Karena COVID-19 Meninggal Dunia

Salamat meninggal di RS H Adam Malik

Medan, IDN Times - Salamat Sianipar, laki-laki yang sempat viral menjadi korban penganiayaan di Desa Dusun Bulu Silape, Desa Sianipar II, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Sumatra Utara, Kamis 22 Juli 2021 lalu meninggal dunia. Salamat meninggal dunia di RSUP H Adam Malik, Medan, Minggu (1/8/2021).

“TULANG SALAMAT SIANIPAR korban pemukulan di bulusilape, kab.tobasa, sumut telah meninggal dunia di RUMAH SAKIT ADAM MALIK, Sore Tadi Tanggal, 01 Agustus 2021,” ujar Jhosua Lubis, kerabat korban dalam unggahan Instagramnya.

“Mohon Bpk Kapolri & Aparat Terkait turun tangan menuntaskan masalah ini,” imbuhnya.

1. Salamat dirujuk ke RSUP H Adam Malik pada 28 Juli 2021

Pria Asal Toba yang Diduga Dianiaya Karena COVID-19 Meninggal DuniaRSUP H Adam Malik (IDN Times/Indah Permata Sari)

Kata Joshua, pamannya itu dirujuk ke RSUP H Adam Malik Medan pada 28 Juli 2021. Mereka tiba di RSUP H Adam Malik pada pukul 22.45 WIB.

Joshua yang ditanyai soal penyebab meninggalnya Salamat, belum memberikan jawaban.

Baca Juga: Viral! Isoman COVID-19, Laki-laki di Toba Malah Dianiaya Warga

2. Video dugaan penganiayaan kepada Salamat sempat viral

Pria Asal Toba yang Diduga Dianiaya Karena COVID-19 Meninggal DuniaIlustrasi Penganiayaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebelumnya video saat Salamat diduga dianiaya oleh warga viral di linimasa media sosial. Kejadian Salamat diduga dianiaya terjadi pada, Kamis  (22/7/2021) lalu. Kronologi versi keluarga menyebutkan jika Salamat Sianipar dinyatakan COVID-19 setelah dia berobat ke klinik pada Rabu 21 Juli 2021.

Belakangan, video itu diklarifikasi oleh Elisabeth Sitorus. Isteri Salamat Sianipar. Kata Elisabeth, suaminya itu memang keluar dari lokasi isolasi yang merupakan sebuah pondokan bikinan warga,sehingga masyarakat khawatir, Selamat akan menularkan penyakit.

Elisabeth pun bercerita. Saat itu suaminya yang sedang melakukan isolasi tiba-tiba datang ke rumah. Saat itu warga yang mengetahui langsung menghalau Selamat.

"Dia mau memeluk kami. Jadi kami lari. Warga menolong kami. Sudah dibilang jangan menyebarkan virus. Kami disuruh lari oleh warga," ujar Elisabeth.

Saat mereka lari, masyarakat pun berupaya mengamankan Selamat.

3. Salamat disebut sudah dua kali lari dari isolasi

Pria Asal Toba yang Diduga Dianiaya Karena COVID-19 Meninggal DuniaIlustrasi pandemik COVID-19. (ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat)

Bupati Toba Poltak Sitorus juga menjelaskan jika apa yang terjadi di video itu adalah proses pengamanan terhadap Selamat.

"Bukan untuk kekerasan, hanya mengamankan. Saya lihat masyarakat desa juga sangat peduli dengan pak Selamat Sianipar ini," kata Poltak, Sabtu lalu.

Poltak mengatakan pemerintah Kabupaten Toba telah membawa Selamat ke RSUD untuk menjalani perawatan. “Jadi saya lihat, masyarakat sangat peduli dengan Salamat Sianipar,” ungkapnya.

Sementara itu Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi yang datang ke lokasi juga mengatakan peristiwa ini terjadi karena warga ingin mengamankan Selamat yang lari saat menjalani Isolasi Mandiri. Warga dibantu keluarga mengamankan Selamat yang terus menerus mengejar ingin memeluk warga.

"Itu dilakukan warga sebagai tindakan mengamankan karena yang bersangkutan teriak-teriak bahwa tidak ada COVID. Yang bersangkutan keluar rumah sambil meludahi orang yang berpapasan dengan dia dan memeluk orang.  Setelah diamankan, yang bersangkutan juga langsung dibawa ke RS di Silaen, namun sudah 2 kali lari dari RS," tutur Hadi.

Hadi mengatakan pihaknya juga sudah melakukan pemeriksaan kepada keluarga dan warga kampung atas peristiwa itu. "Warga yang ikut mengamankan saat itu juga sudah diambil keterangan untuk klarifikasi kejadian video yang viral tersebut.," jelasnya.

Baca Juga: Klarifikasi Istri Pasien COVID-19 yang Dipukuli: Dia Mau Peluk Kami

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya