Pilkada Medan 2020, PKS: Koalisi Poros Baru Jadi Harapan Besar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times – Dinamika Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Medan terus bergulir meski pemungutan suara akan dihelat pada September 2020. Para Bakal Calon Wali Kota Medan juga terus bersafari ke sejumlah partai politik.
Beberapa partai bahkan juga sudah menggelar uji kelayakan dan kepatutan terhadap para bakal calon. Sebut saja, PDI Perjuangan, NasDem dan Golkar. Tiga partai besar yang juga pemenang Pilpres tahun lalu.
Sinyal dukungan terhadap bakal calon yang akan didukung juga mulai terlihat. Seperti NasDem yang sudah memberi sinyal kuat akan memberi dukungan terhadap Bobby Afif Nasution, menantu Presiden Joko Widodo. Sedangkan partai lainnya masih menunggu keputusan pusat.
Gambaran koalisi yang akan terbentuk juga akan terlihat. Belakangan juga mencuat isu soal Pilkada Medan yang hanya diikuti calon tunggal yang akan melawan kotak kosong jika terjadi koalisi gemuk.
Di sisi lain, PKS juga sudah mendeklarasikan akan mendukung kotak kosong jika itu terjadi. Karena hingga saat ini PKS juga belum menentukan arah dukungannya. Sama seperti PAN dan Demokrat. Meskipun sejumlah bakal calon sudah menjalin komunikasi politik yang intens terhadap ketiga partai itu.
1. Wacana koalisi poros baru mulai digaungkan
PKS menjadi salah satu partai yang mulai menggaungkan soal koalisi poros baru. Tentunya bersama PAN dan Demokrat.
Hingga saat ini, ketiga partai masih melakukan komunikasi yang intens. “Kita sampaikan poros baru itu adalah harapan yang besar. Belum ada kepastian. Karena itu masih pertemuan tahap awal,” kata Salman kepada IDN Times, Kamis (24/1) malam.
Baca Juga: Jika Calon Tunggal di Pilkada Medan 2020, PKS Siap Dukung Kotak Kosong
2. Sentil partai yang tidak dukung kadernya
Koalisi poros baru ini juga menyentil partai yang tidak mencalonkan kadernya dalam kontestasi politik. Karena, kata Salman, harusnya Parpol menjadi pabrik pencetak pemimpin.
“Kita berharap, partai politik ini menghadirkan kadernya untuk menjadi pemimpin,” ungkapnya.
3. Poros baru jadi potensi untuk meningkatkan partisipasi politik
Kuatnya potensi calon tunggal, bagi Salman, hanya memperburuk kondisi kepemimpinan Kota Medan. Kondisi ini juga semakin memperburuk angka partisipasi pemilih Kota Medan yang masih rendah. Berkaca pada Pilkada Medan 2015 lalu yang partisipasi politiknya hanya sekitar 25 persen.
“Kita sangat berharap, opini-opini tersebut membuat yang merespon Pilkada ini bukan hanya bakal calon. Masyarakat juga, ormas, tokoh-tokoh. Kita berharap Medan ini dimiliki oleh warga. Jadi tanggung jawabnya bersama,” pungkasnya.
Baca Juga: Ditanya Soal Visi Misi, Bobby Nasution: Membuat Medan Lebih Berkah