Disiram Air Keras, Korban Disebut Sering Mengancam dengan Berita

Pelaku kesal korban disebut sering meminta jatah bulanan

Medan, IDN Times – Polisi menangkap lima orang yang diduga terlibat dalam aksi penyiraman air keras terhadap Persada Bhayangkara Sembiring. Pemuda 25 tahun yang disebut sebagai wartawan jelajah perkara.

Aksi penyiraman air keras pada 25 Juli 2021 itu disebut polisi sebagai buntut dari pemberitaan yang dibuat oleh Persada. Para pelaku kesal dengan pemberitaan itu. Karena selama ini mereka sudah memberikan sejumlah uang yang diminta oleh korban untuk meredam pemberitaan soal dugaan praktek perjudian di arena permainan ketangkasan yang dikelola mereka.

Lima orang yang ditangkap polisi antara lain, Sempurna Sembiring (41) (Otak Pelaku), Heri Sanjaya Tarigan (36) sebagai orang yang mengondisikan tempat dan waktu pertemuan dengan korban, Iskandar Indra Buana sebagai perekrut dan pencari eksekutor, Usman Agus (50) (Joki), Narkis (eksekutor penyiraman). 

Bagaimana sebenarnya kronologi dari awal hingga berujung pada penyiraman air keras terhadap Persada? Simak selengkapnya.

1. Pemilik arena permainan diduga lokasi perjudian kesal karena korban selalu mendesak meminta 'jatah' bulanan

Disiram Air Keras, Korban Disebut Sering Mengancam dengan BeritaIlustrasi perjudian. pixabay.com/meineresterampe

Berawal pada Juni 2021, Heri Sanjaya Tarigan melapor kepada Sempurna Sembiring tentang Persada yang meminta uang jatah bulanan kepada dirinya. Kapolrestabes Medan Komisaris Besar Riko Sunarko menjelaskan, aksi ini sudah berlangsung selama berbulan-bulan.

“HST melaporkan kepada pemilik tempat permainan tersebut bahwa ada permintaan uang dari korban Persada Sembiring meminta jatah bulanan yang sudah berlangsung delapan kali mulai dari  Rp500 ribu hingga Rp4 juta dan terakhir korban meminta Rp4 juta per bulan,” ujar Riko, Senin (2/8/2021).

2. Jika tersangka terlambat menyetor 'jatah' bulanan, korban mengancam akan menyebar soal berita dugaan perjudian

Disiram Air Keras, Korban Disebut Sering Mengancam dengan BeritaIlustrasi uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Riko pun menjelaskan, beberapa kali para pelaku terlambat memberikan uang setoran bulanan kepada korban. Saat keterlambatan itu, Persada disebut kerap mengirimkan beberapa tautan pemberitaan terkait dugaan perjudian di lokasi milik Sempurna.

Namun dia mengatakan tidak akan menyebarkan tautan dan akan menghapusnya di kanal media mereka jika pihak Sempurna menyetor jatah bulanan tersebut.

Akhir Juni 2021, Sempurna yang semakin kesal meminta Heri untuk memberikan pelajaran kepada Persada. Heri pun kemudian menyuruh Indra untuk mencari eksekutor yang akan menciderai Persada. Lantas Indra kemudian bertemu Usman Agus yang juga mengajak Narkis.

Hingga di penghujung Juli Heri mengajak korban bertemu. Meskipun saat itu korban hanya meminta supaya uang jatah bulanan pada Juli 2021 dikirimkan via rekening saja.

“Kemudian, tanggal 25 Juli 2021, saudara PBS dan Heri janjian untuk ketemu di Simpang Tuntungan, tepatnya di depan rumah makan Tesalonika,” ungkap Riko.

Baca Juga: Wartawan di Medan Disiram Air Keras, Diduga karena Beritakan Perjudian

3. Pelaku menjebak korban, eksekutor menyiramkan cairan asam nitrat

Disiram Air Keras, Korban Disebut Sering Mengancam dengan BeritaIlustrasi Kekerasan. IDN Times/Sukma Shakti

Dua eksekutor  Agus dan Narkis kemudian membeli air keras kepada tersangka S yang kini masih buron seharga Rp100 ribu. Air keras itu disimpan di dalam botol minuman suplemen penambah energi.

25 Juli 2021 sekitar pukul 21.00 WIB, korban mengabari tersangka Heri jika dirinya sudah berada pada titik tempat mereka akan bertemu. Heri yang saat itu bersama Agus dan Narkis kemudian menyuruh mereka beraksi. Heri hanya memberitahu foto korban yang akan dieksekusi. Sebelum tiba di lokasi, para eksekutor memindahkan air keras dari botol ke potongan botol air mineral. Itu dilakukan supaya para pelaku lebih mudah menyiramkannya kepada korban.

Persada yang terkena siraman langsung panik. Dia menghubungi rekannya untuk membawanya ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Hingga kini Persada masih menjalani perawatan. Luka paling parah disebut di bagian wajah. Hasil penyelidikan menunjukkan cairan yang disiramkan merupakan senyawa asam nitrat.

4. Para eksekutor dijanjikan Rp13 juta untuk menyiramkan air keras kepada korban

Disiram Air Keras, Korban Disebut Sering Mengancam dengan BeritaIlustrasi Penganiayaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Para tersangka masih memiliki keterpautan satu sama lain. Heri merupakan penanggungjawab lapak milik Sempurna. Tersangka Indra merupakan sopir pribadi Sempurna. Sedangkan Agus dan Narkis merupakan rekan Indra di salah satu organisasi kemasyarakatan (Ormas).

Kata Riko, para eksekutor dijanjikan upah hingga Rp13 juta jika sukses melancarkan aksinya. “Masing-masing eksekutor dan pengemudi baru menerima Rp1,5 juta,”  jelas Riko.

5. Riko membeberkan pernah menindak lapak milik Sempurna, namun tidak terbukti soal delik perjudian

Disiram Air Keras, Korban Disebut Sering Mengancam dengan BeritaIlustrasi borgol (IDN Times/Mardya Shakti)

Riko hanya menyebut lokasi yang kerap diberitakan oleh korban sebagai gelanggang permainan. Dia tidak menjelaskan soal detail permainan apa. Namun Riko mengatakan, pihaknya pernah menindak lokasi itu.

“Kita pernah melakukan penindakan di tempat tersebut. Namun yang pertama tidak tertangkap tangan dan yang kita dapatkan di sana adalah pelanggaran terkait izin gelanggan permainan. Kita belum menemukan adanya unsur unsur tindak pidana judi,” kata Riko.

Dari para pelaku, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, mulai dari uang tunai hingga botol yang digunakan untuk membawa air keras.

Para tersangka terancam dijerat dengan Pasal 355 Ayat 1 tentang penganiayaan berat yang dilakukan dengan berencana. Ancaman hukumannya mencapai 12 tahun penjara.

Baca Juga: Pemotor Selamat Setelah Jatuh ke Jurang Sedalam 25 Meter di Simalungun

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya