Pengungsi dari Timur Tengah Minta Pemindahan Ke Negara Ketiga Segera

Ada yang sudah 8 tahun mengungsi di Indonesia

Medan, IDN Times - Para pengungsi dari berbagai negara di kawasan Timur Tengah kembali berunjuk rasa di depan Kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) di Jalan Listrik, Kota Medan, Jumat (18/12/2020). Mereka menuntut UNHCR segera mengirimkan para pengungsi ke negara pihak ketiga seperti Amerika, Australia dan Kanada.

Para pengungsi korban konfli di Afganistan, Pakistan, Irak serta Srilanka tersebut sudah terlalu lama menunggu supaya dipindahkan. Selama ini mereka mengungsi di Indonesia. Bahkan ada yang sudah mencapai delapan tahun.

Selama ini mereka sudah kebingungan berada di Indonesia. Bahkan ada yang depresi hingga terjadi aksi bunuh diri.

1. Bawa poster sentil UNHCR

Pengungsi dari Timur Tengah Minta Pemindahan Ke Negara Ketiga SegeraPengungsi dari Timur Tengah demonstrasi di Medan Tuntut UNHCR Desak pemindahan ke negara ketiga (IDN Times/Prayugo Utomo)

Saat unjuk rasa berlangsung, massa membawa berbagai macam poster. Salah satunya adalah poster wajah Qasem Musa, pengungsi asal Afganistan yang meninggal dunia di Rudenim, Belawan, dua bulan lalu dan menuntut penyelidikan atas kematian itu.
Massa lainnya juga membawa poster yang menyentil UNHCR.

"UNHCR has forgotten us (UNHCR telah melupakan kami). Being refugee is not crime (penjadi pengungsi bukanlah kriminal),” begitu tulisan dalam poster mereka.

Baca Juga: Ngeselin di Ikatan Cinta, 10 Potret Gemas Glenca di Dunia Nyata

2. Massa sempat berdebat dengan polisi yang meminta mereka membubarkan diri

Pengungsi dari Timur Tengah Minta Pemindahan Ke Negara Ketiga SegeraPengungsi dari Timur Tengah demonstrasi di Medan Tuntut UNHCR Desak pemindahan ke negara ketiga (IDN Times/Prayugo Utomo)

Unjuk rasa yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB itu hanya berlangsung sebentar. Massa terlibat perdebatan dengan aparat kepolisian berseragam sipil
Aparat mendatangi koordinator aksi, Muhammad Zai, dan meminta massa segera pulang dan meninggalkan lokasi dengan alasan masih Pandemik COVID-19.

Perdebatan cukup alot. Meskipun massa lainnya tetap berorasi. Polisi mendesak Muhammad untuk segera memberikan penjelasan ke massa agar bubar. Setelah beberapa saat kemudian, Muhammad pun menggunakan pengeras suara memberi pengertian bahwa demo harus dibubarkan. Lalu satu bersatu mereka melipat poster dan beranjak pergi.

3. Selama ini para pengungsi merasa ditelantarkan

Pengungsi dari Timur Tengah Minta Pemindahan Ke Negara Ketiga SegeraPengungsi dari Timur Tengah demonstrasi di Medan Tuntut UNHCR Desak pemindahan ke negara ketiga (IDN Times/Prayugo Utomo)


Muhammad Zai disela unjuk rasa itu sempat mengatakan jika para pengungsi sudah memprihatinkan. Mereka seakan ditelantarkan dan tanpa diberikan kepastian.

"Selama 10 tahun ini, 13 orang bunuh diri di berbagai kota, di Medan ada satu. Kenapa orang-orang ini bunuh diri, karena proses di sini enggak ada. Dari dua tahun yang lalu sampai sekarang belum ada satupun yang berangkat (dikirim ke negara suaka)," ungkapnya.

UNHCR, sebut Muhammad, juga seakan tidak memiliki sikap tegas. Meskipun para pengungsi sudah menemui mereka.

"Ketemu sebelum COVID-19. Sekarang lebih susah, menghubungi tidak pernah diangkat, kalau SMS lima hari baru dibalas," tegasnya.

Selama ini para pengungsi, memang terpenuhi kebutuhan dasarnya. Seperti tempat tinggal dan lainnya. Namun mereka mulai jenuh karena tidak bisa melakukan apa-apa.

"Enggak boleh kerja, keluar kota ditangkap imigrasi. Tidak bisa kemana-mana jadi sakit, depresi, berantam (sesama pengungsi), bunuh diri atau bunuh yang lain. Sudah 100 kali, sudah ada janji dari pihak terkait ke kami," ungkapnya.

4. Terus mendesak organisasi terkait negara suaka

Pengungsi dari Timur Tengah Minta Pemindahan Ke Negara Ketiga SegeraPengungsi dari Timur Tengah demonstrasi di Medan Tuntut UNHCR Desak pemindahan ke negara ketiga (IDN Times/Prayugo Utomo)

Dia juga berharap International Organization For Migration (IOM) bisa kordinasi dengan empat negara suaka yang ambil pengungsi dari Indonesia. Muhammad menyebut ada 14 ribu pengungsi di Indonesia saat ini dan di Medan 1.500 orang.

Soal Qasem Musa, dia mengatakan ada tindakan yang lebih jelas soal kasus itu. "Mudah-mudahan UNHCR dan IOM duduk satu meja kenapa dia meninggal, sayangnya selama ini mereka (UNHCR) enggak pernah datang. Mereka tahu kasus ini, polisi Belawan pun tahu. Tapi keluarganya (korban) yang datang dari Pekanbaru tidak bisa melihat foto-foto (korban). Keluarga ragu apakah dia dibunuh (atau bunuh diri)," jelasnya.

5. Sudah dua kali surati polisi untuk izin unjuk rasa namun tidak diperbolehkan

Pengungsi dari Timur Tengah Minta Pemindahan Ke Negara Ketiga SegeraPengungsi dari Timur Tengah demonstrasi di Medan Tuntut UNHCR Desak pemindahan ke negara ketiga (IDN Times/Prayugo Utomo)

Soal unjuk rasa yang dibubarkan, Muhammad juga sedikit menyesalinya. Karena selama ini mereka sudah mencoba mengurus izin ke kepolisian. Namun sayangnya polisi tidak memberikan lampu hijau.

Mereka juga sadar, jika saat ini Pandemik COVID-19 masih terjadi. Namun mereka sudah tidak tahan melihat UNHCR yang dianggap tidak memberikan respon apapun terkait kondisi para pengungsi. Bahkan saat unjuk rasa, tidak ada satu pun perwakilan yang menemui massa.

"Sebenarnya kita tahu ini Covid, sebenarnya sudah kirim surat ke dua kantor polisi (Polrestabes dan Polda Sumut) dua-dua tidak merespon (dengan alasan) karena COVID-19, mau Natal dan Tahun Baru. Sebenarnya kami enggak demo, mereka (polisi) langsung menyalahkan saya sebagai koordinator. Mereka sebagai manusia tidak merasakan apa yang kami rasakan," ujarnya.

Sementara itu, Kanit V Kamneg Dirintel Polda Sumut, AKP Nainggolan yang memimpin pembubaran para pengungsi menyebutkan, langkah pembubaran dilakukan karena berkerumun di tengah pandemik.

“Marilah kita sampaikan rekan rekan dari media menyampaikan marilah kita sama sama memperhatikan mereka. Bagaimanapun ini tanggung jawab kita. Apabila sampai jadi kerumunan seperti ini. Saya sudah sampaikan, terima kasih mereka sudah mengerti. Mudah-mudahan mereka juga mau pulang (bubar). Dan kami akan koordinasi dengan IOM, UNHCR dan Rudenim Belawan," jelasnya.

Baca Juga: Bikin Pangling, 10 Potret Asli Kiki Pembantu Aldebaran di Ikatan Cinta

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya