Meski Terapkan New Normal, Industri Pariwisata Sumut Masih Terancam

Sudah lesu sejak Februari!

Medan, IDN Times – Wacana new normal atau normal baru mencuat di tengah masih meningkatnya angka kasus COVID-19 di Indonesia. Normal baru memungkinkan pelonggaran berbagai pembatasan saat pandemik dengan protokol yang ketat untuk memulihkan kondisi perekonomian.

Salah satu sektor perekonomian yang paling terdampak adalah pariwisata. Saat ini, banyak usaha biro perjalanan yang terancam gulung tikar diterpa badai corona.

Wacana new normal yang digaungkan ternyata belum bisa memulihkan sektor ini. Hal itu dikatakan Ketua Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Sumatera Utara (Sumut) Solahuddin Nasution.

1. Pariwisata tetap lesu karena masih ada corona

Meski Terapkan New Normal, Industri Pariwisata Sumut Masih TerancamEven 1000 Tenda di Desa Meat Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, Sumatera Utara pada 2019 lalu (IDN Times/Prayugo Utomo)

Solahuddin memprediksi bisnis perjalanan wisata belum akan segera pulih meski mulai memasuki masa normal baru di tengah pandemi COVID-19.

"Belum pulih karena pandemi COVID-19 masih berlangsung di Indonesia termasuk negara lainnya, meski dinyatakan sudah memasuki masa normal baru," ujar Solahuddin, dilansir dari ANTARA, Minggu (31/5).

Baca Juga: Ingin Terapkan New Normal, Objek Wisata Simalungun Akan Dikawal Polisi

2. ASITA pesimis bisnis pariwisata bisa pulih dalam waktu cepat

Meski Terapkan New Normal, Industri Pariwisata Sumut Masih TerancamEven Gondang Naposo di Kabupaten Samosir, Danau Toba, Sumatera Utara (IDN Times/Prayugo Utomo)

Pandemik COVID-19 yang kian meningkat saban hari memaksa masyarakat Indonesia maupun dunia mempertimbangkan berwisata baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.“Kondisi masyarakat itu diprediksi bisa berlangsung hingga akhir tahun 2020 bahkan lebih. Jadi Asita pesimis bisnis pariwisata khususnya biro perjalanan wisata bisa pulih dalam waktu cepat," ujarnya.

Bisnis pariwisata termasuk sektor yang paling terpukul. Bahkan, kondisinya sudah lesu sejak Februari 2020. Saat COVID mulai mewabah, sejumlah calon wisatawan dalam dan luar negeri membatalkan perjalanan wisatanya.

"Setelah paling awal merasakan, ASITA memperkirakan bisnis biro perjalanan wisata termasuk yang akan belakangan pulih setelah new normal," katanya.

3. Pelaku bisnis pariwisata belum mendapat bantuan apa-apa dari pemerintah

Meski Terapkan New Normal, Industri Pariwisata Sumut Masih TerancamIlustrasi pariwisata. IDN Times/Shakti

Kondisi ini menyebabkan pengusaha biro perjalanan wisata benar - benar mengalami kesulitan karena tidak memiliki pendapatan.

"Oleh karena itu, ASITA tetap mengharapkan bantuan pemerintah berupa stimulus atau bentuk perhatian serius dari pemerintah untuk bisa membangkitkan bisnis sektor pariwisata," ujarnya.

Dia menegaskan, biro perjalanan wisata merupakan ujung tombak di bidang pariwisata untuk mendatangkan wisatawan.

"Sampai hari ini, ASITA Sumut belum pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah daerah maupun pusat di tengah pandemi COVID-19 yang masih belum habis," pungkasnya.

Baca Juga: [UPDATE] Sehari, 4 Orang Pasien Positif COVID-19 di Sumut Meninggal

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya