Masyarakat Adat Harus Dilibatkan Dalam Pengembangan Wisata Danau Toba

Bakal angkat kesejahteraan masyarakat

Toba Samosir,  IDN Times – Danau Toba menjadi salah satu destinasi superprioritas yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Pembangunannya juga terus dikebut supaya bisa cepat menyedot kunjungan wisatawan.

Namun, untuk mendongkrak angka kunjungan itu tidak melulu hanya mengandalkan dari rampungnya infrastruktur. Pembangunan Sumber Daya Manusia juga harus jadi prioritas pemerintah.

Karena tujuan pembangunan kawasan pariwisata harus berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Masyarakat Adat di kawasan Danau Toba juga ingin dilibatkan dalam pengembangan pariwisata. Karena masyarakat adat bisa menjadi potensi yang besar untuk mengangkat pariwisata Toba.

1. Pemerintah harus perhatikan masyarakat adat

Masyarakat Adat Harus Dilibatkan Dalam Pengembangan Wisata Danau TobaMasuarakat adat juga menjadi elemen penting dalam pengembangan pariwisata Danau Toba (IDN Times/Prayugo Utomo)

Raja Bius Motung Siopat Marga Sabar Manurung angkat bicara soal keterlibatan masyarakat adat dalam pengembangan pariwisata. Motung menjadi salah satu desa di Kabupaten Toba Samosir, yang letaknya di kawasan Otorita Danau Toba. Kawasan destinasi yang sedang digarap pemerintah.

Bagi Sabar, pengembangan pariwisata akan sia-sia jika pemerintah tidak melibatkan masyarakat adat sebagai bagian yang penting.

“Kita menunjukkan ke pemerintah dan khalayak ramai, bahwasanya keabsahan masyarakat adat itu tentang keberadaannya, tentang wilayahnya inilah kita buat sebagai bukti di dalam hukum perundang-undangan negara. Maka sudi kiranya negara, bergandengan tangan mengakui keabsahan masyarakat adat di sini,” kata Sabar disela peresmian Sopo Parguruan Bius Motung, Rabu (11/12).

Baca Juga: Festival Danau Toba 2019, Lomba Solu Bolon Hanya Diikuti 9 Tim

2. Masyarakat adat juga terus meningkatkan kualitas

Masyarakat Adat Harus Dilibatkan Dalam Pengembangan Wisata Danau TobaMasyarakat Adat Bius Motung menortor saat peresmian Sopo Parguruan, Rabu (11/12)

Bius Motung sendiri begitu mendukung program pembangunan pariwisata Toba. Mereka juga terus menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk pariwisata. Seperti Sopo Parguruan yang baru dibuat mereka. Nantinya akan dimanfaatkan generasi muda Motung.

Pun begitu mereka tidak menampik juga masih membutuhkan perhatian pemerintah. Khususnya soal pembinaan dan pemenuhan fasilitas pendukung.

“(Kami) menyadari harus mempersiapkan diri terlebih generasi muda dan anak-anak biar nantinya bisa berjalan seiring dengan program pemerintah. Artinya kita mendirikan Sopo Parguruan ini untuk membekali diri para generasi generasi kita biar siap pakai menjadi pelaku-pelaku pariwisata nantinya,” ungkapnya.

3. Pemerintah mulai menunjukkan sikap positif

Masyarakat Adat Harus Dilibatkan Dalam Pengembangan Wisata Danau TobaMasyarakat Adat Bius Motung menortor saat peresmian Sopo Parguruan, Rabu (11/12)

Dalam enam bulan terakhir, kata Sabar, pemerintah juga menjalin komunikasi dengan masyarakat adat Motung. Karena beberapa waktu sebelumnya pemerintah dianggap tidak mengakomodir keinginan masyarakat.

“Sudah mulai pemerintah menunjukkan sikap positifnya. Misalnya terlibat dalam acara, pembinaan, melakukan sadar wisata dan lainnya,” ungkapnya.

“Permintaan kita sederhana, kami masyarakat dilibatkan. Nantinya berdayakan kami akui kami akan membantu untuk mendukung program pemerintah,” pungkasnya.

Baca Juga: Festival Danau Toba, Pemakaian Bulang Sulappei Pecahkan Rekor MURI

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya