Mahasiswa Meninggal, Dinkes: KLB Difteri di Fakultas Kedokteran USU 

Buntut meninggalnya mahasiswi FK USU asal Malaysia

Medan, IDN Times - Nurul Arifah Ahmad Ali, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK-USU) asal Malaysia dinyatakan meninggal dunia karena virus difteri yang menyerangnya, Sabtu (21/9) lalu. Perempuan berusia 20 tahun itu meninggal setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan.

Karena kasus itu, Dinas Kesehatan Sumatera Utara menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri di Fakultas Kedokteran (FK) USU. Soal status KLB itu dibenarkan oleh Kepala Dinkes Sumut Alwi Mujahit. “Iya benar, itu KLB. Kalau difteri dan beberapa penyakit, begitu ada kasus langsung ditetapkan KLB," ujarnya, Selasa (24/9).

1. Belum diketahui sampai kapan status KLB ditetapkan

Mahasiswa Meninggal, Dinkes: KLB Difteri di Fakultas Kedokteran USU Ilustrasi/Healthmap.com

Pihak Dinkes belum mengetahui sampai kapan status KLB ini ditetapkan. Namun kata dia bakal dicabut jika sudah benar-benar aman.

"Ini kami sudah dan sedang melakukan penyelidikan epidemiologi untuk memastikan itu difteri atau terkonfirmasi kuman difteri," jelasnya.

Pihaknya juga sudah melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) dengan mengimunisasi orang-orang yang kontak dengan korban selama di Medan.

Korban Nurul sempat pulang ke ke Malaysia pada 13-15 September. Saat kembali ke Indonesia dia dinyatakan dalam keadaan demam.

“Imunisasi sudah dilakukan terhadap 290 orang yang mayoritas mahasiswa FK USU. Saat ini, kami juga belum tahu di mana korban tepatnya terkena virus difteri tersebut," jelasnya.

Baca Juga: Difteri: Penyebab, Gejala, Penanganan dan Pencegahannya

2. RSUP H Adam Malik bantah Nurul meninggal karena asap Karhutla

Mahasiswa Meninggal, Dinkes: KLB Difteri di Fakultas Kedokteran USU flickr/Sehat Negeriku

Sempat beredar kabar jika Nurul meninggal karena kabut asap Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Namun hal itu dibantah oleh Kasubag Humas RSUP H Adam Malik Medan Rosario Dorothy Simanjuntak. Kata Rosa, meninggalnya Nurul murni karena Difteri.

“Sejauh ini penyebab kematian adalah suspect difteri. Secara klinis sudah mengarah ke difteri, tapi harus kita pastikan lagi, kita tunggu hasil lab dari Jakarta dalam seminggu ini ya. Sebelum pasien meninggal, kita sudah ambil spesimen swab dari pasien, langsung dikirim ke Jakarta, hasilnya satu minggu," pungkasnya.

Jenazah Nurul sudah dipulangkan Sabtu petang. Korban sempat menjalani perawatan di RSUP H Adam Malik selama satu malam. Dia masuk ke Adam Malik pada Sabtu (21/9) sekira pukul 02.30 WIB. Sebelumnya dia sudah menjalani perawatan di RS USU hingga akhirnya dirujuk ke Adam Malik.

3. USU bantah isu pasang masker saat masuk ke kampus Difteri

Mahasiswa Meninggal, Dinkes: KLB Difteri di Fakultas Kedokteran USU medicalnewstoday.com

Kasus Nurul juga berbuntut pada kabar simpang siur di USU. Ada seruan yang meminta menggunakan masker begitu memasuki Fakultas Kedoktera USU agar terhindar dari penularan kuman difteri. Imbauan itu beredar luas di sejumlah media sosial.

Kepala Humas USU Elvi Sumanti membantahnya.   Pihaknya sama sekali tidak ada mengeluarkan imbauan tersebut.

"Kami tidak ada imbauan begitu. Memang benar mahasiswi Malaysia yang meninggal karena difteri. Tapi semua sudah ditangani pihak Fakultas Kedokteran USU bersama RS USU, Puskesmas Padangbulan dan Dinas Kesehatan yang menangani hal ini," ungkapnya.

Hal senada dikatakan Kepala Dinkes (Kadinkes) Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan "Tidak harus pakai masker karena KLB difteri itu, lebih baik maskernya digunakan karena kabut asap saat ini. Sebenarnya di kita (Indonesia) endemis difteri, hanya saja, dia (Nurul) dari luar (negeri), jadi dia enggak tahu dan enggak tahan (imunitasnya)," jelasnya.

Untuk diketahui, difteri adalah infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan. Meski tidak selalu menimbulkan gejala, penyakit ini biasanya ditandai oleh munculnya selaput abu-abu yang melapisi tenggorokan dan amandel.

Bila tidak ditangani, bakteri difteri bisa mengeluarkan racun yang dapat merusak sejumlah organ, seperti jantung, ginjal, atau otak. Difteri tergolong penyakit menular berbahaya dan berpotensi mengancam jiwa.

Baca Juga: [BREAKING] Sambut Mahasiswa, 2 Water Cannon Terparkir di DPRD Sumut

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya