Kronologis Pasien Meninggal Diduga Akibat Oksigen Kosong di Pirngadi

Ombudsman langsung lakukan sidak ke RS Pirngadi

Medan, IDN Times – Jagad maya dihebohkan video viral keributan di rumah sakit. Dalam video itu menggambarkan keluarga pasien protes kepada pihak rumah sakit soal buruknya pelayanan.

Dari video itu juga terlihat seorang pasien paruhbaya yang tengah kritis. Keluarga pasien dalam video itu menangis. Terdengar, suara perekam video memanggil-manggil pasien.

“Mak-mak,”ujar laki-laki itu sambil menangis.

Di dalam video juga terlihat tenaga medis yang menangani pasien. Petugas medis lainnya tampak sedang membawa tabung oksigen. Namun perekam video langsung marah, karena tabung oksigen itu diduga kosong.

“Tabung kosong ini, tabung kosong, nggak ada tekanan,” ujar pria itu.

Laki-laki itu terlihat kecewa. Dia menganggap pelayanan di rumah sakit itu sangat buruk. Dia pun memprotes perawat. Hingga salah satu perawat juga pingsan.

Belakangan diketahui, peristiwa itu terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi Kota Medan pada Rabu (26/5/2021) malam. Pasien yang diketahui bernama Komla itu akhirnya meninggal dunia. Pasien merupakan warga Jalan bunga Teratai, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan.

Berikut kronologis kejadiannya:

1. Pelayanan yang buruk sudah terjadi sejak awal pasien masuk ke RS Pirngadi

Kronologis Pasien Meninggal Diduga Akibat Oksigen Kosong di PirngadiPlt Wali Kota Medan tinjau ambulance dari PT Jasa Raharja ke RSUD dr Pirngadi Medan. (Dok.IDN Times/istimewa)

Anak kandung pasien, Rawi Candra menceritakan bagaiamana buruknya pelayanan RS Pirngadi. Itu dirasakan betul saat pertama kali ibunya dirujuk ke sana pada 19 Mei lalu. Mereka merasakan ada gelagat kurang mengenakkan dari para perawat di sana.

Begitu sampai di sana, selang infus yang terpasang di tangan ibunya terlepas. Itu terjadi saat pasien dipindahkan dari Unit Gawat Darurat ke ruang rawat inap. Saat lepas, perawat hanya menempelkan bekas infus dengan perban. Mereka hanya mengatakan akan memasang kembali selang infus itu.

Rawi pun mempertanyakan soal infus itu kepada para perawat. Namun para perawat di sana hanya memintanya untuk bersabar. Bahkan seorang perawat yang ditanyai menjawab dengan ketus dan menunjukkan gestur tubuh yang tidak baik.

"Di situ ada suster ibu tua berkacamata. Berjilbab, dia bilang 'Pak, sabar. Saya banyak kerjaan juga. Bukan bapak saja yang mau saya urus'," kata Rawi menirukan jawaban perawat jaga.

2. Saat malam, infus diduga disetel untuk berhenti menetes

Kronologis Pasien Meninggal Diduga Akibat Oksigen Kosong di PirngadiUnsplash

Kekesalan Rawi berlanjut, infus ibunya yang dipasang perawat seolah tidak menetes. Itu terjadi saat malam hari. Saat memasang cairan infus, perawat itu berpesan supaya keluarga pasien tidak mengutak-atiknya. Namun setelah dilihat beberapa saat, infus seakan tidak menetes.

"Jadi saya tanya, kok bisa seperti itu? Ini nggak jalan apa fungsinya? Dia nggak jalan, sama aja dia nggak infus. Saya yang buka infusnya, saya buka naik pelan karena kita nggak tahu medis. Intinya dapat nutrisi atau obat, harapannya mama saya sembuh. Netes pelan-pelan sampai pagi mereka pergantian piket," ungkap Rawi.

Di hari berikutnya, dokter yang menangani Komla mengatakan supaya dia dirujuk ke RSUP  Adam Malik untuk dilakukan pemeriksaan angiografi (Rawi menyebutnya dengan istilah CT Scan). Pemeriksaan itu untuk menangani luka pada kaki Komla karena penyakit diabetes yang dideritanya. Selain itu, pasien juga mengidap penyakit paru. Komla harus dirujuk karena di RSUD Pirngadi tidak memiliki alat angiografi.

Namun Rawi kembali heran, kenapa perintah dokter tidak dijalankan. Ibunya tidak kunjung dirujuk setelah beberapa hari. Bahkan dokter yang menangani Komla sampai bertanya-tanya kenapa pasien tidak juga dirujuk.

Baca Juga: Dikabarkan Segera Bebas, Apa Kabar Mantan Wali Kota Rahudman Harahap? 

3. Dokter juga menyebut tabung oksigen kosong

Kronologis Pasien Meninggal Diduga Akibat Oksigen Kosong di Pirngadideccanherald.com

Rawi pun melanjutkan cerita hingga soal video viral tersebut. Awal mulanya, Komla hendak dipindahkan ke ruang ICU. Keluarga pun menyetujuinya lantaran kondisi Komla semakin lemah. Namun pemindahan itu berlangsung lama. Bahkan Rawi menunggu hingga dua jam sampai akhirnya perawat datang. Itu pun setelah Rawi mempertanyakan kenapa ibunya tak kunjung dipindahkan.

Kemudian seorang perawat datang membawa tabung oksigen. Rawi pun bertanya soal tabung oksigen itu. Kenapa, karena dia sempat mendengar cerita dari perawat jika stok oksigen kosong.

Selang oksigen dari saluran langsung di rumah sakit pun dipindahkan ke tabung. Namun Rawi melihat kecurigaan. Dia menduga, ada perbedaan tekanan oksigen dari saluran langsung dan tabung.

Ketika tempat tidur pasien mulai berjalan, tiba-tiba tekanan oksigen menghilang. Rawi pun mempertanyakan kondisi itu. Rawi merasa tidak puas. Dia tetap menduga tabung itu kosong.

Di tengah kepanikan itu, seorang dokter datang. Kondisi Komla kian kritis. Sang dokter mencoba melakukan penyelamatan. Rawi pun meminta supaya dokter mengecek kondisi tabung oksigen. Kata Rawi, dokter tersebut juga mengatakan tabung oksigen itu kosong.

Rawi semakin panik. Sementara ibunya semakin lemah. Kondisi kepanikan itu pun ditambah dengan peralatan pendukung yang diduga rusak. Seperti kata Rawi, alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah sudah rusak.

“Dari tanggal 19 Mei mereka gunakan alat itu mati hidup, mati hidup, tulisannya eror tapi itu juga yang digunakan untuk mama, yang monitor, begitu juga yang ditangan yang dijepit mati hidup mati hidup. Itu peralatan rumah sakit tak safety. Dia tekan-tekan alat2 itu yang rusak dia (dokter) paksa tidak terdeteksi,” ujarnya.

Rawi pun semakin geram. Dia melarang perawat itu keluar dari ruangan. Hingga akhirnya perawat itu pingsan seperti terekam dalam video. Rawi pun membantah jik dia melakukan penganiayaan kepada suster yang pingsan.

“Suster itu datang, saya bilang buka masker kau. tangan saya tidak ada menyentuh maskernya tidak terbuka, dia nahan maskernya pake tangan, dia mutar, Pas mutar jatuh. Saya bilaang, kau gak usah pura-pura jatuh kau, ga usah pura pura pingsan kau,” ujarnya menirukan perkataan saat itu.

Begitu perawat itu pingsan, dokter yang ada di dalam ruangan langsung mencobamemberikan pertolongan. Sementara, ibu Rawi yang kian lemah dibiarkan. Saat itu sekitar pukul 22.00 WIB.

Rawi semakin mengamuk. Dia mencari semua perawat. Namun, kata Rawi saat itu seluruh perawat tidak ada. Bahkan dia mengecek di pos perawat jaga, semuanya tidak ada.

“Itu tidak ada ditangani sama sekali. Kita ribut disitu. Dokter soni itu gak pernah datang lagi, terus ada dokter lain itu datang dia mohon maaf pak, kakak, adik, memang ibu sudah meninggal dunia katanya,” ujarnya.

4. Rawi juga menduga ibunya akan diproses melalui protokol COVID-19

Kronologis Pasien Meninggal Diduga Akibat Oksigen Kosong di PirngadiWakil Wali Kota Medan, H. Aulia Rachman saat melakukan sidak di RSU. Pirngadi Medan (Dok. Umray)

Di tengah kekalutan itu, Rawi mencoba tetap ikhlas. Dia pun berniat membawa jenazah ibunya pulang. Dia juga  menolak jika ibunya akan dimasukkan ke dalam ruang jenazah terlebih dahulu.

Dia juga menduga, jenazah ibunya akan diproses  melalui protokol COVID-19. Lantaran, dia melihat ada perawat yang membawa plastik pembungkus ke ruangan tempat ibunya. Sejumlah rekan dan kerabat Rawi langsung menghalangi.

Rawi pun menduga pihak rumah sakit akan merekayasa penyebab meninggalnya pasien. Padahal selama ini, ibunya dinyatakan negatif COVID-19.

“Adan pengecekan darah di UGD itu negatif. Sampai tiga hari kita diambil lagi itu negatif. Itu ada keterangan, ada suratnya,” ungkapnya.

Rawi pun berencana membawa segala persoalan ini ke ranah hukum. Dia akan menuntut pihak rumah sakit. Dia tidak ingin ada korban lainnya yang mendapat pelayanan buruk dari RS Pirngadi. Dia pun meminta pendampingan dari salah satu lembaga di Kota Medan.

"Kami akan menuntut rumah sakit. Lanjut masalah ini sampai tuntas, kita bermohon kepada Bapak Presiden Jokowi, Kapolri untuk menindaklanjuti aduan rakyat miskin ini," katanya.

5. Ombudsman langsung melakukan sidak ke RS Pirngadi

Kronologis Pasien Meninggal Diduga Akibat Oksigen Kosong di PirngadiDok. IDN Times/IStimewa

Ombudsman RI Perwakilan Sumut langsung melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke RS Pirngadi setelah video viral itu menjadi pembicaraan hangat. Ombudsman ingin memastikan soal pelayanan di rumah sakit. Sidak dilakukan pada Sabt (29/5/2021).

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut Abyadi Siregar mengatakan, pihaknya menduga ada kesalahan prosuder dalam penanganan pasien di RSUD Pirngadi. Ombudman ingin meminta klarifikasi dari manajemen Rumah Sakit.

"Kita mau lihat bagaimana layanan kesehatan di Pirngadi ini. Benarkah kelalaian perawat atau tidak," ucapnya.

Ombudsman juga mendesak pihak rumah sakit untuk mengevaluasi kinerja dan pelayanan di tiap unit yang ada di sana. Termasuk kanal-kanal pengaduan yang harus disiapkan, untuk memudahkan masyarakat mengadu jika ada keluhan terkait pelayanan di rumah sakit itu.

"Tadi kita tekankan disitu, setiap informasi pengaduan terhadap keluarga pasien dan Pirngadi ini terinformasi secara masif di seluruh ruang rawat inap. Sehingga itu setiap persoalan pasien tersampaikan kepada unit managemen pengaduan Pringadi," pungkas Abyadi.

6. Pihak RSUD Pirngadi bantah soal oksigen kosong

Kronologis Pasien Meninggal Diduga Akibat Oksigen Kosong di PirngadiUnsplash/Morning Brew

Manajemen RSUD Pirngadi membantah soal tabung oksigen yang kosong seperti yang dituduhkan. Direkur RS Pirngadi, Suryadi Panjaitan menjelaskan, saat pasien tersebut masuk pada 19 Mei lalu, statusnya adalah unregister.

"Artinya, semua pelayanan maupun pembiayaan itu ditangggung Pemko Medan, melalui APBD," kata Suryadi.

Suryadi juga mengatakan pihaknya sudah memberikan layanan terbaik. Dia juga membantah soal tudingan keluarga pasien soal tabung oksigen yang kosong. Menurut dia, saat itu isi tabung oksigen itu masih ada sebanyak 250 mililiter.

"Masalah disinggung soal infus, saya rasa tidak benar. Kenapa baru sekarang dikeluhkan padahal kita layani dari mulai masuknya pasien dari rumah sakit swasta, pindah ke Pirngadi, dilayani dengan baik dari IGD terus sampai ke ruangan," ungkapnya.

Dia juga membantah soal lambatnya pelayanan soal rujukan ke RSUP H Adam Malik. Kata Suryadi, mereka juga menunggu jadwal dari RSUP H Adam Malik soal pemeriksaan angiografi. "Kita Senin baru konfirmasi kepada Adam Malik. Semua biaya, administrasi kami siapkan," ungkapnya.

Saat pertama kali masuk, kondisi pasien sudah sangat serius, dengan luka pada kaki yang cukup parah. Sehingga harus dilakukan bedah tulang atau amputasi. Prosedur amputasi dilakukan agar luka infeksi tidak menjalar lebih luas dan bisa menyebabkan kematian.

"Jadi bukan karena tabung kosong," katanya.

7. Pihak RSUD Pirngadi batal laporkan keluarga pasien karena arahan Wali Kota Bobby Nasution

Kronologis Pasien Meninggal Diduga Akibat Oksigen Kosong di PirngadiBobby Nasution dan Aulia jelang debat kandidat (Dok.IDN Times/istimewa)

Manajemen juga menyesalkan dugaan aksi penyerangan kepada perawat hingga pingsan. Meskipun Rawi membantah jika dirinya sama sekali tidak ada menyentuh perawat itu. Manajemen menyebut jika saat ini perawat itu masih menjalani opname dan kondisinya masih trauma.

Suryadi lantas mengoreksi ucapan Humas RSUD Pirngadi yang menyebut sudah melaporkan keluarga pasien ke polisi. Mereka membatalkan laporan itu karean ada arahan dari Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution.

"Sebenarnya sudah sempat akan kita lapor. Jadi akhirnya kita batalkan karena ada arahan dari Wali Kota. Intinya rumah sakit sudah melakukan yang terbaik," pungkasnya.

Baca Juga: Sidak RSU Pirngadi, Aulia: Tolong Dicek Obat-obat yang Kedaluwarsa Itu

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya