Geber Pemahaman, PFI Medan Gandeng KontraS Bikin Pelatihan Advokasi

Pelatihan Advokasi jadi bekal jurnalis supaya melek hukum

Medan, IDN Times – Sampai saat ini belum ada jaminan jika jurnalis tidak akan mendapatkan intimidasi, kekerasan dan tindakan lainnya karena produk jurnalistik yang dihasilkannya. Saban tahun, masih saja terjadi kasus-kasus yang membuat para jurnalis menjadi korbannya.

Memang itu adalah menjadi bagian risiko yang harus dihadapi para jurnalis ketika bekerja. Maka dari itu, seorang jurnalis harus punya bekal diri yang kuat. Selain benar-benar profesional dalam menjalankan profesinya sebagai penyampai pesan.

Jika pun harus menjadi korban, para jurnalis harusnya punya langkah langkah yang bisa ditempuh untuk mendapatkan keadilan. Salah satunya melalui cara advokasi. Sehingga sudah semestinya para jurnalis memahami seluk beluk advokasi

Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan, sebagai salah satu organisasi pers menggeber para anggotanya supaya memahami soal advokasi. PFI Medan, menggandeng Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatra Utara untuk memberikan pelatihan advokasi kepada para pewarta foto. Pelatihan sudah digelar pada Jumat (19/3/2021) lalu di Sekretariat PFI Medan di Jalan Melinjo Raya, Kecamatan Medan Johor.

1. Pewarta foto rentan dikriminalisasi, pelatihan advokasi sangat penting

Geber Pemahaman, PFI Medan Gandeng KontraS Bikin Pelatihan AdvokasiIlustrasi Jurnalis (IDN TImes/Arief Rahmat)

Ketua PFI Medan Rahmad Suryadi mengatakan, para jurnalis khususnya pewarta foto masih menjadi  kelompok yang rentan mendapatkan tindakan kriminalisasi. Karena biasanya pewarta foto sering kali berada di lokasi peristiwa dengan dinamika yang cukup tinggi. Misalnya, saat meliput unjuk rasa, para pewarta foto biasanya berada di garis depan untuk mengabadikan momen. Saat terjadi kericuhan, situasi memanas. Para pewarta foto yang sigap langsung mengabadikan momen. Saat itu juga risiko bagi pewarta foto menjadi korban kriminalisasi juga meningkat.

“Kita bisa saja dikriminalisasi oleh massa atau bahkan oknum aparat yang tidak suka diabadikan saat melakukan penanganan massa. Kasus ini sudah sangat sering terjadi di Medan,” ujar Rahmad, Minggu (21/3/2021).

Rahmad mengapresiasi KontraS Sumut yang berkenan berbagi ilmu soal advokasi. Rahmad pun mengakui selama ini KontraS adalah organisasi yang fokus pada advokasi kasus-kasus yang ada di tengah masyarakat. Khususnya yang berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan aparat penegak hukum.

Baca Juga: Cetar Abis, 10 Potret Artis Hadiri Henna Night Aurel Berpakaian India

2. Pelatihan advokasi rencananya akan rutin digelar untuk meningkatkan pemahaman

Geber Pemahaman, PFI Medan Gandeng KontraS Bikin Pelatihan AdvokasiIlustrasi Reporter-Jurnalis (IDN Times/Arief Rahmat)

Rahmat pun berharap, kelas pelatihan advokasi bisa rutin digelar. Sehingga para jurnalis bisa memiliki pemahaman yang mumpuni dalam advokasi.

“Kalau kita sudah punya pemahaman yang sama soal advokasi, maka ke depan jika ada kasus-kasus pelanggaran yang menimpa para jurnalis terkait kerja-kerja jurnalistiknya, kita bisa langsung memberikan pendampingan jika korban berkenan,” ujar Rahmad.

Pada pertemuan pertama, pelatihan advokasi diikuti tidak kurang dari 15 anggota PFI Medan. Para peserta antusias berdiskusi terkait materi yang disampaikan langsung oleh Koordinator KontraS Sumut Amin Multazam Lubis. Bahkan, para peserta diminta langsung melakukan simulasi advokasi pada studi kasus yang diberikan.

3. Advokasi butuh konsistensi dan tanggung jawab

Geber Pemahaman, PFI Medan Gandeng KontraS Bikin Pelatihan AdvokasiIlustrasi Jurnalis (IDN TImes/Arief Rahmat)

Sementara itu, Koordinator KontraS Sumut Amin Multazam Lubis juga mengapresiasi para peserta pelatihan. Amin melihat, ada semangat dan kemauan yang kuat dari para pewarta foto untuk memahami soal advokasi.

Dalam pelatihan itu Amin menyampaikan banyak pemahaman soal advokasi. Namun yang menjadi catatan penting, advokasi membutuhkan konsistensi dan tanggung jawab. Karena, tak jarang advokasi mengahbiskanwaktu yang tidak sebentar. Sehingga begitu menguras energi baik dari sisi korban ataupun advokat yang mendampingi.

“Dalam advokasi, konsistensi ini yang harus tetap ada. Sehingga komitmen dalam pendampingan juga terjaga. Satu lagi yang tak kalah penting adalah soal tanggung jawab dalma melakukan advokasi,” ujar Amin.

Amin pun mengatakan, KontraS siap menjadi mitra PFI Medan dalam memberikan pemahaman terkait advokasi atau pun diskusi terkait hukum lainnya. Amin berharap, pelatihan advokasi ini bisa menjadi langkah awal untuk mencetak para jurnalis yang melek hukum.

“Intimidasi dan kasus kekerasan memang  menjadi risiko para jurnalis. Sehingga para jurnalis harus punya bekal pemahaman yang kuat untuk mengurangi potensi menjadi korban,” pungkasnya.

Baca Juga: Dongkrak Skill, Sekolah Az-zakiyah Jalin Kerja Sama dengan PFI Medan

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya