Banjir Bandang Padangsidimpuan, 1 Bangunan 3 Lantai Rubuh Terbawa Air
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Padangsidimpuan, IDN Times – Banjir bandang mendera Kota Padangsidimpuan, Sumatra Utara, Selasa (14/12/2021). Banjir juga merubuhkan satu unit bangunan di Kelurahan Timbangan, Kecamatan Padangsidimpuan Utara.
Air dari Sungai atau Aek (dalam bahasa lokal) Sibontar menghantam pondasi bangunan berlantai tiga. Apalagi letak bangunan itu tepat berada di tepi sungai.
Dalam video yang beredar, bangunan itu langsung rubuh seketika dan masuk ke dalam sungai. Laporan dari lokasi kejadian, tidak ada korban dalam kejadian tersebut.
“Bangunan itu bekas sekolah. Jadi dalam kondisi kosong,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padangsidimpuan Arfan Harapan Siregar, Selasa malam.
1. Hujan deras sejak petang membuat debit air sungai cepat naik
Arfan menjelaskan, hujan mendera kawasan Padangsidimpuann dan sekitarnya mulai petang. Sehingga debit air Sungai Sibontar menjadi lebih cepat naik.
Analisis sementara pihak BPBD juga menyebut, meluapnya sungai juga diakibatkan oleh kiriman air dari Kabupaten Tapanuli Selatan yang kawasannya lebih tinggi.
“Sampai sekarang kita masih melakukan pendataan pemukiman yang terdampak,” ungkapnya.
2. Banjir merendam sejumlah titik di Kota Padangsidimpuan
Sampai saat ini, pihak BPBD masih bersiaga di lapangan. Dari video yang beredar di media sosial, banjir sudah masuk ke pemukiman warga. Air cukup deras menerjang kawasan Kelurahan Tobat, Kecamatan Padangsidimpuan Utara. Ketinggian air diperkirakan mencapai 50 – 100 Cm.
Kemudian air juga menerjang kawasan Keluarahan Bincar di kecamatan yang sama. Air menggenangi Jalan Kapten Koima. Di kelurahan Panyanggar, air merendam rumah warga dengan ketinggian selutut orang dewasa. Kemudian, air juga merendam kawasan Keluarahan Sadabuan, Losungbatu dan sekitarnya.
Air juga cukup deras terpantau di kawasan Kelurahan Ujung Pandang, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan hingga malam tadi. Air juga merendam kawasan
3. Masifnya perambahan hutan diduga menjadi salah satu penyebab
Banjir yang saat ini terjadi, kata Arfan, adalah yang terparah dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Dia menduga, ada perambahan hutan yang cukup masif terjadi, sehingga menyebabkan resapan air tidak maksimal. Namun dia enggan mendetilnya.
“Kenapa terjadi banjir, Jumlah air masuk tidak sama denagn air yang ke luar,” pungkasnya.
Baca Juga: Bobby Pastikan Medan Sudah PPKM Level 1, Vaksinasi Lansia Kejar Target