Asap di Riau Makin Mengkhawatirkan, Fatimah Boyong Bayinya ke Medan  

Alhamdulillah bayinya tidak kena ISPA setelah diperiksa

Medan, IDN Times - Kebakaran hutan dan Lahan di sejumlah daerah di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Kondisi ini pun memakaa sejumlah warga meninggalkan daerah terdampak.

Seperti yang dilakukan oleh Fatimahtizzahra El Karim. Warga yang kini berdomisili di Kampar, Riau. Dia kembali ke Medan bersama sang buah hati untuk menghindari asap.

1. Asap tebal memaksa Fatimah mengungsi

Asap di Riau Makin Mengkhawatirkan, Fatimah Boyong Bayinya ke Medan  Antaranews/ Rony Muharrman

Sudah beberapa waktu terakhir asap semakin tebal kondisinya. Fatimah hang tinggal di kawasan Jalan Suka Karya, Kelurhan Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau menyadari betul dampak asap untuk dia dan anaknya yang masih berusia 1,5 tahun.

“Saya terpaksa mengungsi karena asap di sana semakin tebal. Anak kami juga masih kecil,” ungkap Fatimah, Senin (16/9).

Baca Juga: [FOTO] Kabut Asap Pekat di Riau dan Sumsel, Udara Makin Tidak Sehat

2. Selama di Riau, Fatimah dan bayinya memilih berada di dalam rumah

Asap di Riau Makin Mengkhawatirkan, Fatimah Boyong Bayinya ke Medan  IDN/Istimewa

Kata Fatimah, asap di Riau mulai dirasakan sejak Juli lalu. Namun beberapa pekan terakhir kondisinya memang semakin tebal.

Untuk melindungi anaknya, Fatimah memilih bertahan di dalam rumah. Hingga akhirnya dia memutuskan kembali ke Medan.

“Saya takut anak saya ini terdampak asap dan terkena penyakit saluran pernafasan,” ujarnya.

3. Sesampainya di Medan, Fatimah langsung memeriksakan kesehatan anaknya

Asap di Riau Makin Mengkhawatirkan, Fatimah Boyong Bayinya ke Medan  ANTARA FOTO/Feny Selly/pras

Setibanya di Medan, Fatimah langsung membawa anaknya ke klinik. Dia langsung memeriksakan kesehatan sang buah hati.

Beruntung hasil pemeriksaan medis menjnjukkan kesehatan anaknya dalam keadaan baik. “Alhamdulillah, keadaan anak saya tidak apa-apa. Kami juga masih menunggu apakah asap disana sudah benar-benar tidak berbahaya. Kalau tidak berbahaya kemungkinan kami akan kembali ke Kampar," jelasnya.

Untuk diketahui, kabut asap karena Karhutla kondisinya sangat mengkhawatirkan. Masyarakat terus dihantui berbagai penyakit.

Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mencatat, kebakaran terbesar yang terjadi di Riau mencapai 40 ribu hektare.

Udara di empat daerah Riau masuk kategori berbahaya untuk dihirup, yakni Kota Pekanbaru, Rokan Hilir, Dumai dan Siak. Sementara dua daerah lain yang dinyatakan tidak sehat yaitu Bengkalis dan Kampar.

Baca Juga: Kabut Asap Hantui Singapura, Balapan Formula 1 Terancam Batal

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya