48 Persen Petani Sumut Alih Profesi, Edy Khawatir Pasokan Holtikultura

Soroti kehidupan petani yang jauh dari layak

Medan, IDN Times - Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahyamadi menerima informasi petani di Sumut sebanyak 48 persen sudah beralih profesi dan meninggalkan usaha pertaniannya. Hal ini, menjadi kekhawatiran baginya, terhadap pasokan hortikultura.

Disampaikan Gubernur Sumut, Edy Rahyamadi saat menjadi Key Note Speaker pada Seminar Nasional dengan tema 'Membangun Keunggulan dan Daya Saing Perguruan Swasta di Sumatera Utara', yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Kota Medan, Senin (10/9/2022).

"Desanya (pertanian) luar biasa dan terbuka lebar, ada kekhawatiran saya 48 persen petani-petani sudah tidak punya kepandaian (bertani). Karena, rata-rata dia datang ke kota, jadi pekerja bangunan, industri dan lainnya," sebut Gubernur Edy.

1. Edy soroti kehidupan petani yang jauh dari layak

48 Persen Petani Sumut Alih Profesi, Edy Khawatir Pasokan Holtikulturailustrasi petani cabai (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Edy juga menyoroti tentang kehidupan Petani yamg jauh dari layak, untuk pendapatan dan penghasilan. Sehingga untuk mencari pendapatan lebih, memilih untuk bekerja diluar sektor pertanian.

"Cemana mau jadi petani pak, miskin terus. Tak kaya-kaya, tidak bisa sekolah kan anak," tutur mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.

Dirinya mengakui sudah menekan Bank Sumut untuk memberikan pinjaman kepada petani, sebagai modal pertanian melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 2 persen per tahun. Hal itu, untuk mempermudah petani mengembangkan usaha pertaniannya.

"Dalam forum ini, kita perbaiki semua. Petani itu, tidak boleh miskin. Ribut lah soal KUR. Bank Sumut itu, saya tekan sampai 2 persen bunganya saja. Tapi, petani kita itu pak, perlu kordinasi semua. Dia tidak mau pakai KUR, bukan tidak mau. Gak ngerti itu lah, KUR harus ada digital. Dia tidak KUR," jelas Gubernur Edy.

Baca Juga: Temui Massa Aksi, Edy Janji Akan Sampaikan Penolakan BBM ke Pusat

2. Petani banyak yang tak ketahui cara pinjam KUR

48 Persen Petani Sumut Alih Profesi, Edy Khawatir Pasokan HoltikulturaRatusan petani lahan pasir di kawasan Pantai Samas gelar Upacara HUT Kemerdekaan RI dengan busana petani.(Dok.Istimewa)

Dikarenakan para petani banyak yang tak mengetahui cara untuk mendapatkan KUR. Edy menilai mereka lebih memilih pinjam uang dengan ke tengkulak yang memiliki bunga 3 persen per hari. Bunga yang besar ini, membuat beban bagi petani dan hasil pertanian dikendalikan tengkulak.

"Akhirnya, lebih enak sama Tengkulak. Ah beda 1 persen saja pak, tengkulak 3 persen. Dia tidak tahu, petani itu. 3 persen per hari, ini KUR 2 persen per tahun. Tidak tahu," ucap Gubernur Edy.

Dampaknya, Gubernur Edy menyebutkan dana disiapkan Bank Sumut untuk KUR pada tahun ini, baru terserap 42 persen.

"(dana) ada kita siapkan hanya terserap 42 persen," tutur mantan Ketua Umum PSSI itu.

3. Edy menilai inflasi dan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, tak terlepas dari permainan tengkulak

48 Persen Petani Sumut Alih Profesi, Edy Khawatir Pasokan HoltikulturaIDN Times/Hendra Simanjuntak

Lanjutnya, inflasi dan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, tak terlepas permainan tengkulak. Ia meminta tengkulak untuk tidak mengendalikan harga pangan.

"Saya harap tengkulak-tengkulak ini, minggir. Ini pula mengganggu inflasi saya pula. Ini pula masalah baru saya. Waktu saya tentara ini, tidak pakai ilmu (inflasi) gituan," ucap Gubernur Edy.

Sebelumnya, Gubernur Edy menyebutkan kondisi inflasi di Sumut sudah mencapai 5,3 persen. Tidak lepas disebabkan kenaikan harga BBM bersubsidi memicu kenaikan harga kebutuhan pokok di Sumut.

Baca Juga: Dugaan Kepsek Perkosa Murid SD, Sederet Fakta Baru Mulai Terkuak 

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya