Ribuan Warga Kota Medan Ikut Tarian Ahooi di Lapangan Merdeka Medan 

Seperti apa keseruannya?

Medan, IDN Times - Sekitar 1.500 peserta memadati Lapangan Merdeka untuk menggelar Tarian Ahooi pada Minggu (15/9) pagi. Acara ini diselenggarakan oleh Kover Magazine.

Pagelaran tari ini awalnya diinisiasi oleh komunitas Indonesia.id (Jakarta) dan komunitas Rumpun Indonesia (Bandung), yang lahir dari kegelisahan akan adanya  intoleransi akibat perbedaan agama, suku dan budaya yang sedang marak di bangsa kita.

Kedua komunitas ini ikut hadir dan memberi kata sambutan di Lapangan Merdeka, menyemangati Medan untuk merayakan keberagaman budayanya. Seperti apa keseruannya? Yuk intip!

1. Dyah Putri rela ikut tarian ahooi walau jarak rumahnya jauh

Ribuan Warga Kota Medan Ikut Tarian Ahooi di Lapangan Merdeka Medan IDN Times/Vicky S

Dyah Putri, seorang peserta yang berasal dari Marelan. Ia mengatakan rela memberikan waktunya untuk datang ke Lapangan Merdeka walaupun jarak dari Marelan ke pusat kota, walaupun jaraknya cukup jauh.

“Enggak apa-apa dari Marelan, memang jauh. Tapi sewaktu saya baca Instagram Kover Magazine, saya langsung ikut ambil bagian walaupun rumah saya jauh dari Lapangan Merdeka. Lagi pula saya senang menari atau pun olah raga pagi,” ujar Dyah.

Baca Juga: Liga 3 Sumut, Karo United dan PS Bhinneka Berhasil Raih Kemenangan

2. Elsa Malona: Medan ini beragam sekali, percampuran budaya kesemua suku itu adalah kekayaan kita

Ribuan Warga Kota Medan Ikut Tarian Ahooi di Lapangan Merdeka Medan IDN Times/Vicky S

Elsa Malona Silitonga mewakili penyelenggara Kover Magazine menyampaikan rasa syukurnya atas dukungan dari pihak yang mendukung.

“Saya tadinya berpikir mencapai 500 peserta dengan persiapan 14 hari adalah visible. Diperjalanan, target berubah menjadi 2019 peserta, dengan dukungan dari bapak Agus selaku Kadis Pariwisata Medan. Hari ini, lebih dari 3000 peserta yang hadir! Memang kalau ada musik, masyarakat Medan pasti semangat datang!” katanya.

“Medan ini beragam sekali, percampuran budaya kesemua suku itu adalah kekayaan kita. Jangan kita mau dikotak-kotakkan, dihasut, dipecahbelah. Kita kembalikan Medan ke masa ketika kita hidup tanpa ada prasangka, tanpa rasa sirik, tanpa rasa benci. Kita mau wariskan Medan dan bangsa yang lebih beragam, lebih damai dan lebih bersahabat buat anak-anak kita” lanjut Elsa.

3. Akhyar: Agar lebih dikenal, Tarian Ahooi ini harus sering digelar untuk membiasakan warga

Ribuan Warga Kota Medan Ikut Tarian Ahooi di Lapangan Merdeka Medan IDN Times/Vicky S

“Agar lebih dikenal, Tarian Ahooi ini harus sering digelar untuk membiasakan warga. Tarian ini memang masih baru, namun ini adalah salah satu khas Kota Medan yang akan selalu diterapkan di masa yang akan datang. Tarian ini adalah pemersatu kota Medan," kata Akhyar selaku Wakil walikota Medan.

4. Boydo: Tarian Ahooi ini sangat cocok dengan warga Medan

Ribuan Warga Kota Medan Ikut Tarian Ahooi di Lapangan Merdeka Medan IDN Times/Vicky S

Boydo HK Panjaitan, CEO Kover Magazine, menuturkan bahwa Tarian Ahoi ini sangat cocok dengan warga Medan. Dengan bunyi musik melayu, diikuti dengan musik adat batak dan sebagainya, kalau dihayati musik dan liriknya, harusnya menekankan bahwa Medan itu jauh dari kata perpecahan.

“Tarian Ahooi sangat gampang diingat. Terutama bagi anak-anak sekolah, tarian ini harus lebih digelar untuk melekatkan bahwa Medan itu punya tarian khas. Saya juga sangat bangga dengan masyarakat kota Medan. Siapa bilang orang Medan itu selalu molor waktu. Hari ini acara dimulai on-time!,” kata Boydo.

Baca Juga: Asap di Riau Makin Mengkhawatirkan, Fatimah Boyong Bayinya ke Medan  

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya