Putus Mata Rantai Stunting dengan Edukasi Ibu dan Remaja di Langkat

Edukasi meliputi pola asuh untuk memutus rantai stunting

Medan, IDN Times- Upaya memutus mata rantai stunting, tiga dosen Universitas Pembangunan Panca Budi mengedukasi para ibu dan remaja di Desa Simpang Tiga Sawit Seberang, Kabupaten Langkat, Sabtu (24/12/2022).

Edukasi yang diberikan meliputi terkait pola asuh untuk memutus rantai stunting dan kemiskinan. Hal tersebut dilakukan melalui program insentif pengabdian masyarakat yang terintegrasi dengan merdeka belajar Kampus Merdeka berbasis indikator kinerja utama bagi perguruan tinggi swasta 2022.

1. Berikan program kemandirian masyarakat dengan tema membangun desa anti stunting

Putus Mata Rantai Stunting dengan Edukasi Ibu dan Remaja di LangkatUpaya memutus mata rantai stunting, tiga dosen Universitas Pembangunan Panca Budi mengedukasi para ibu dan remaja di Desa Simpang Tiga Sawit Seberang, Kabupaten Langkat.

Ketua Tim Pengusul Pengabdian Masyarakat, Annisa Ilmi Faried, mengatakan di Indonesia, Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Stunting periode 2018-2024 menjadi dokumen panduan kerangka implementasi penurunan stunting.

Menindaklanjuti hal tersebut, pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting dengan maksud memperkuat kerangka intervensi dan kelembagaan dalam proses pelaksanaan percepatan penurunan stunting.

"Tim ini terdiri dari Annisa Ilmi Faried sebagai ketua dengan anggota Rahmad Sembiring dan Maya Macia Sari. Kami memberikan program kemandirian masyarakat dengan tema membangun desa anti stunting sebelum genting berbasis peran mahasiswa kuliah kerja nyata tematik," katanya, Sabtu (24/12/2022).

2. Kondisi stunting jadi perhatian sejumlah pihak

Putus Mata Rantai Stunting dengan Edukasi Ibu dan Remaja di LangkatUpaya memutus mata rantai stunting, tiga dosen Universitas Pembangunan Panca Budi mengedukasi para ibu dan remaja di Desa Simpang Tiga Sawit Seberang, Kabupaten Langkat.

Annisa menjelaskan, kondisi yang dikenal sebagai stunting terjadi ketika tinggi badan anak jauh lebih rendah dari yang diharapkan untuk usia mereka. Selain secara fisik lebih pendek dari teman sekelasnya, anak-anak dengan perkembangan terhambat sering mengalami gangguan kognitif dan kekebalan yang melemah.

"Jika seorang anak didiagnosis mengalami stunting, efek dari kondisi tersebut hampir tidak pernah mampu dibalik. Terlepas dari kenyataan bahwa masih ada risiko yang cukup besar terhadap kesejahteraan jutaan anak-anak dan remaja, tampaknya ada jalan keluar dari kesulitan ini," ujarnya.

Selama seribu hari pertama kehidupan seseorang, ada sejumlah faktor, salah satunya adalah makanan yang mereka konsumsi. RPJMN periode 2020-2024 menyerukan agar langkah-langkah pemberantasan stunting ke depan diintensifkan dan dipercepat agar dapat mencapai tujuan 14 persen pada 2024.

"Hal ini dimaksudkan agar semua pihak yang terlibat peduli dan berkontribusi dalam upaya pencegahan stunting pada anak, khususnya pada remaja, yang merupakan generasi masa depan," urainya.

Baca Juga: Tol Sinaksak-Dolok Marawan Sudah Dibuka Khusus Nataru, Masih Gratis!

3. Beban ganda mengacu pada tantangan malnutrisi dan kelebihan gizi

Putus Mata Rantai Stunting dengan Edukasi Ibu dan Remaja di LangkatUpaya memutus mata rantai stunting, tiga dosen Universitas Pembangunan Panca Budi mengedukasi para ibu dan remaja di Desa Simpang Tiga Sawit Seberang, Kabupaten Langkat

Annisa menambahkan, beban ganda mengacu pada tantangan malnutrisi dan kelebihan gizi, dikatakan sebagai salah satu masalah kontemporer yang merugikan kesehatan remaja, seperti yang dinyatakan oleh pemerintah.

Hal ini terkait dengan melakukan pekerjaan sukarela di masyarakat. Untuk mendukung layanan ini, pengabdian sebelumnya tentang faktor-faktor yang terkait dengan stunting pada balita telah dilakukan. "Kami melakukan kegiatan edukasi pada 5-6 Desember 2022. Lalu meningkatkan kualitas kader pada 17-18 Desember 2022," ujarnya.

"Temuan menunjukkan bahwa faktor ibu, seperti tinggi badan dan tingkat pendidikan ibu, dikaitkan dengan terjadinya stunting pada anak. Pada generasi berikutnya, para ibu kemungkinan besar akan didominasi oleh wanita muda yang saat ini berusia remaja," ungkapnya.

4. Pentingnya edukasi untuk putus mata rantai stunting

Putus Mata Rantai Stunting dengan Edukasi Ibu dan Remaja di LangkatUpaya memutus mata rantai stunting, tiga dosen Universitas Pembangunan Panca Budi mengedukasi para ibu dan remaja di Desa Simpang Tiga Sawit Seberang, Kabupaten Langkat

Annisa menuturkan untuk memutus mata rantai yang mengarah pada prevalensi stunting bayi maka perlu menekankan pentingnya menerima pendidikan bagi remaja. Terutama dalam hal meningkatkan pengetahuan tentang berbagai pendekatan untuk meminimalkan stunting.

"Diharapkan remaja menjadi kader dalam membangun desa antu stunting sebelum genting dengan memiliki pengetahuan yang kuat tentang upaya pencegahan stunting yang dapat disampaikan kepada teman sebaya," ujarnya.

Baca Juga: Masuk Perangkap, Harimau Sumatra Dievakuasi di Langkat

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya