PDM Coffee, Made in Pesantren di Sipirok hingga Ekspor ke Korea

#HariKopiNasional Yuk cicipi kopi sipirok gratis di PRSU

Medan, IDN Times - Paviliun Tapanuli Selatan di Pekan Raya Sumatera Utara menyediakan kopi gratis kepada pengunjung yang menyediakan gerai kopi khas Sipirok. Gerai kopi ini tersedia sebulan penuh, terhitung dari 8 Maret hingga 8 April 2019.

Kopi disajikan adalah PDM Coffee. 

PDM adalah singakat dari Pesantren Darul Mursyid yang berada di Sipirok. Ya, ini adalah pesantren seperti kebanyakan. Bedanya pesantren ini punya kebun kopi dan pabrik pengolahan sendiri, bahkan memasarkannya sendiri hingga ke kota-kota lain dan luar negeri.

Suryadi, Wakil Direktur Bidang Pengembangan Usaha kopi Pesantren Darul Mursyid (PDM) menyampaikan kopi PDM ini akan memberikan kopi gratis kepada pengunjung acara PRSU selama sebulan penuh.

Nah, bagi kamu yang sedang mampir ke PRSU, jangan lupa singgah ke belakang paviliun Tapanuli Selatan ya Guys! Selain merasakan kopi yang gurih, kamu juga bisa lebih mengenal kopi daerah.

1. Berawal dari didirikannya Pesantren Darul Mursyid (PDM)

PDM Coffee, Made in Pesantren di Sipirok hingga Ekspor ke KoreaPDM Kopi (IDN Times/Masdalena)

Berawal dari didirikannya Pesantren Darul Mursyid (PDM) oleh Riana Siregar dan Jafar Syahbuddin Ritonga, kebetulan kalau di pesantren itu ada beberapa divisi yang salah satunya ada bidang pengembangan usaha yang bekerja sama dengan beberapa guru yang terkait untuk mengembangkan kopi. Hal tersebut disampaikan Suryadi selaku Manajer PDM Coffee saat ditemui IDN Times di PRSU.

Dalam pengembangan usaha, tentunya kita juga melakukan penelitian yang di antaranya adalah penelitian kulit kopi yang bisa menjadi teh.

Lanjutnya, kalau yang dibiologinya kita membuat kegiatan menyambungkan pucuk, batang bawahnya kopi Liberica dan batang atasnya Arabica, kenapa? karena kopi Liberica perakarannya kuat, untuk menghasilkan kopi Arabica yang bagus dengan perakaran yang kuat.

Baca Juga: Petani Kopi Sipirok Belajar Pengolahan Kopi Sampai ke Bener Meriah

2. Santri di PDM diajarkan menjadi barista

PDM Coffee, Made in Pesantren di Sipirok hingga Ekspor ke KoreaKepala Divisi Pengembangan Usaha PDM Kopi, Riki Ardiansyah Putra Hasibuan (IDN Times/Masdalena)

Disamping itu, anak-anak atau santri di PDM juga kita ajarkan menjadi barista, dari mulai petik kopi, panen kopi,  kemudian pengelolahan dari kilang hingga meroasting dan cara menyeduh. "Begitulah sejatinya barista," ujarnya.

Saat ini, kita ketahui bahwa sebenarnya secangkir kopi adalah 60 persen di petani dan pengolahan dari kilang yang menghasilkan green bean.

Kemudian 30 persen itu meroasting dan 10 persennya adalah seni menyeduh kopi, nah begitulah lengkap menyajikan kopi 100 persen.

3. Terinspirasi dari mana untuk membuat pelatihan kopi kepada para santri?

PDM Coffee, Made in Pesantren di Sipirok hingga Ekspor ke Korearesources.urnex.com

Ya, kebetulan di daerah Tapanuli Selatan memiliki ketinggian dataran 1000.

Di sana gak bagus kalau ditanami karet dan sawit sementara lahan pesantren kita tersedia untuk penanaman, kita cari informasi yang paling bagus di tanam di sana adalah kopi Arabica. Nah bermula dari situ.

Sebenarnya, ia meneruskan, kegiatan ini sudah dimulai dari tahun 2014 untuk penanaman kopi.

Lalu, pada tahun 2016 akhir sudah berbuah. "Pada 2016 sudah berbuah dan panen," ujarnya.

Namun, kala itu PDM hanya menjual gabah saja. Tapi, seiring berjalannya waktu dan berbekal pengalaman yang dimiliki Suryadi dalam menggeluti kopi selama lima tahun ia dan timnya mulai mengolah gabah menjadi green bean. Tujuannya, untuk menambah nilai jual pada kopi.

"Kita olah gabah menjadi green bean itu ada nilai plus nya," terangnya.

Lalu, yang tadinya kita hanya jual green bean saja, kita ubah lagi jadi kopi bubuk, ya kita meroasting sendiri.

4. Saat ini, apasih kopi yang paling mahal untuk dijual?

PDM Coffee, Made in Pesantren di Sipirok hingga Ekspor ke Koreacatpoopcoffeeinc.com

Kopi yang paling mahal , masih kopi luwak lalu diurutan selanjutnya ada wine kopi permentasi, natural dan lainnya.

Untuk daerah penghasil kopi Arabica Sipirok terdiri dari enam Kecamatan yakni Marancar, Angkola Timur, Sipirok, Arse, Aek Siali dan Aek Bilah.

Tapi, untuk penelitian kopi, hanya ada beberapa daerah yang salah satunya Situnggaling dan Aek Pantoloan yang nilainya bagus, gradenya ada sampai diatas 84.

5. Apakah pekerjanya melibatkan santri PDM?

PDM Coffee, Made in Pesantren di Sipirok hingga Ekspor ke Koreaokyrieroyale.com

Untuk pekerja, di PDM ini terdiri dari pengelola kopi, roasting, barista dan cupping.

Untuk santri kita hanya memberikan pelatihan saja, untuk pekerja ada divisi khusus karyawan.

"Program pelatihan khusus kopi adalah salah satu program khusus dalam pesantren PDM," pungkas Suryadi.

Selain itu, di sini kita juga kasih tempat kepada masyarakat untuk mengedukasi tentang kopi. Tentunya, setiap tahun PDM juga memberikan zakat profesi.

Baca Juga: Petani Kopi Sipirok Studi Banding ke Farmer Support Center Starbuck

6. Sudah kemana saja men-supply kopi Sipirok?

PDM Coffee, Made in Pesantren di Sipirok hingga Ekspor ke Koreapixabay/sharonang

Kopi Sipirok ini, sudah dijual ke berbagai daerah, luar kota bahkan luar negeri.

"Kita sudah supply ke Jakarta, Bandung, Batam, Pekan Baru dan Medan juga, untuk green bean kita sudah pernah supply sampai ke Korea sekitar 500 kilogram," tuturnya.

7. Lalu, apa harapan anada sebagai petani kopi kepada pemerintah?

PDM Coffee, Made in Pesantren di Sipirok hingga Ekspor ke Koreakonaearth.com

Harapan saya sebagai masyarakat petani kopi untuk pemerintah tentunya agar melihat peluang ini.

Saat ini, kopi adalah salah satu hasil bumi yang bisa di ekspor. Kalau di Tapanuli Selatan kita lihat dataran tinggi, sayang gak bisa dimanfaatkan.

Saya juga berharap, pemerintah membuat tim agar dapat mengelolah kopi sipirok.

8. Pentingnya mengenalkan kopi dengan mesin yang ada

PDM Coffee, Made in Pesantren di Sipirok hingga Ekspor ke KoreaIDN Times/Masdalena

Suryadi juga berharap, agar pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan tidak hanya mengenalkan kopi dengan bubuk saja.

"Tapi pentingnya mengenalkan kopi dengan mesin yang ada," ujarnya.

Kami juga menyediakan Ciburial seduh dengan steak holdernya yang dinamakan manual brewing with bamboo dan Ciburial drip dengan harga seratus ribu sesuai pesanan.

Nah, hal itu juga harus kita lihat bahwa bambu di Tapanuli Selatan itu banyak, bambu tali, yang kita pasangkan dari jawa. "Jangan hanya sekadar menjual bubuk saja," tegasnya

Baca Juga: Tak Hanya Kopi Mandailing dan Lintong, Kini Sumut Punya Kopi Sipirok

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya