Kini, Ugamo Malim Percaya Diri Menjalankan Ibadah dan Kehidupan Sosial

Pasca-putusan Mahkamah Konstitusi pada 7 November 2017

Medan, IDN Times - Ugamo Malim merupakan agama tradisional dari Tanah Batak. Kini, mereka mengatakan lebih percaya diri menjalankan ibadah dan kehidupan sosial pasca putusan Mahkamah Konstitusi pada 7 November 2017. Karena mereka bisa mencantumkan aliran keyakinannya di kolom agama.

Di Kota Medan sendiri, salah satu tempat ibadah Parmalim, sebutan untuk penganut Ugamo Malim berlokasi di Jalan Air Bersih Ujung, Kecamatan Medan Denai. Tempat ibadah mereka dinamakan Bale Parsantian Ginomongan Ni Bale Pasogit Partonggoan.

1. Mereka hidup secara berdampingan dengan masyarakat sekitar

Kini, Ugamo Malim Percaya Diri Menjalankan Ibadah dan Kehidupan SosialIstimewa

Lambok Manurung, Penghayat Ugamo Malim ini mengatakan bahwa mereka hidup secara berdampingan dengan masyarakat sekitar. Pemerintah juga sudah memperhatikan mereka, tanpa diskriminasi.

"Nah, kalau jemaah kita yang beribadah di sini ada 64 KK. Mereka berasal dari beberapa daerah di Kota Medan. Kalau ditotal itu ada 300 orang lah," ujar Lambok.

Lanjutnya, usai putusan MK tersebut, mereka lebih percaya diri. Ia juga menyampaikan terimakasih untuk para pejuang Hak Azasi Manusia (HAM).

Baca Juga: [BREAKING] 5 Penumpang Mobil Masuk Jurang Sudah Berhasil Dievakuasi

2. Penganut agama ini mengajarkan untuk mencintai dan mengasihi antar manusia

Kini, Ugamo Malim Percaya Diri Menjalankan Ibadah dan Kehidupan SosialIstimewa

Kata Lambok, ia juga sempat turun ke Gedung MK di Jakarta untuk memperjuangkan hak administrasi kependudukan teman teman se-keyakinan. Mereka sangat disambut dengan baik.

"Mereka yang membantu kita, maka dari itu pejuang-pejuang seperti mereka ini sangat membantu kita. Karena agama kami ini bukan dari luar, agama kami asalnya asli Indonesia beserta agama-agama lainnya seperti di Jawa," kata Lambok.

Penganut agama ini mengajarkan untuk mencintai dan mengasihi antar manusia. Parmalim sebagai penganut ugamo malim meyakini Raja Sisingamangaraja merupakan seorang pahlawan dari Parmalim yang turut andil membesargan Ugama Malim.

3. Ugamo Malim diartikan sebagai Agama Suci oleh Bangsa Batak terdahulu

Kini, Ugamo Malim Percaya Diri Menjalankan Ibadah dan Kehidupan SosialIstimewa

Ugamo Malim diartikan sebagai Agama Suci oleh Bangsa Batak terdahulu. Bagi Lambok, Ugamo malim tidak disebarluaskan melalui misionaris-misionaris seperti agama-agama lainnya. Itulah mengapa penghayat aliran kepercayaan ini tak begitu berkembang di Indonesia.

Parmalim di Indonesia saat ini jumlahnya mencapai 1.300 Kepala Keluarga (KK). Jika diuraikan, penganutnya mencapai 9.000 orang sesuai data yang dimiliki Pengurus Parmalim.

"Pusat Ibadah kita dipusatkan Huta Halasan, Kecamatan Lumbanjulu, Kabupaten Toba Samosir," kata Rinsan Simanjuntak, Ulu Punguan Parmalim Cabang Medan atau bisa disebut juga sebagai penceramah umat Ugamo Malim.

"Kalau di kita dua tahun sekali itu ada hari besar melaksanakan syukuran Sipahulima. Pada syukuran ini kita memberikan persembahan seperti hasil tani dan kebun ke Pusat Ibadah di Huta Halasan. Ini bentuk syukur kepada Debata,(Tuhan) Mulajadi Nabolon," ujarnya.

Baca Juga: [BREAKING] Mobil Hilux Masuk Jurang, 4 Korban Sedang Dievakuasi

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya