FJPI Hadirkan Sarasehan Jurnalis Perempuan Indonesia di HPN 2023

Diikuti 100 peserta jurnalis perempuan seIndonesia

Medan, IDN Times- Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) sebagai organisasi jurnalis perempuan akan menggelar sarasehan jurnalis perempuan Indonesia yang diadakan di Ruang Amerylis, Hotel Grand Mercure,  Jalan Sutomo Medan, pada Selasa (7/2/2023). Kegiatan ini digelar untuk memeriahkan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2023. 

Adapun sarasehan jurnalis perempuan Indonesia yang digelar FJPI ini, bertajuk ‘Menyusuri Jejak Sumatera Sebagai Pelopor Pers Perempuan’. Kegiatan ini akan diikuti sebanyak 100 peserta dari kalangan jurnalis perempuan se-Indonesia.

1. Akan dihadiri Uni Lubis, Pemimpin Redaksi IDN Times sekaligus ketua umum FJPI

FJPI Hadirkan Sarasehan Jurnalis Perempuan Indonesia di HPN 2023Uni Lubis dalam Sesi "Prioritizing Mental Health for Better Workplace & Workforce" IMGS 2022 pada Jumat (30/9/2022). (IDN Times/Tata Firza & Reynaldy)

Ketua Panitia Kegiatan, Khairiah Lubis yang juga Sekretaris Jenderal FJPI, mengatakan sarasehan ini akan dihadiri Ichwan Azhari yang merupakan Sejarawan dari Universitas Negeri Medan dan Uni Lubis selaku Ketua Umum FJPI dan Pemimpin Redaksi di IDN Times, sebuah perusahaan media multi-platform yang ditujukan untuk para Milenial dan Gen Z.

Selain itu, ada juga Lia Anggia Nasution sebagai Peneliti Sejarah Pers Perempuan di Sumatra Utara dan Risa Marta Yati yang merupakan Peneliti Pers Perempuan di Sumatra Barat. “Hadir juga yang akan mengisi keynote speaker di sarasehan Ketua Dewan Pers DR Ninik Rahayu SH, MS,” sebutnya. 

2. Menyusuri jejak Sumatra sebagai pelopor pers perempuan

FJPI Hadirkan Sarasehan Jurnalis Perempuan Indonesia di HPN 2023Panitia kegiatan HPN FJPI usai menggelar rapat persiapan kegiatan seminar pers perempuan dan diskusi literasi digital menghadapi pemilu 2024. (Istimewa/IDN Times)

Khairiah Lubis selaku Ketua Panitia kegiatan menyampaikan sarasehan ini akan menyusuri jejak Sumatra sebagai pelopor pers perempuan di Indonesia. Katanya, alasan di balik tema sarasehan ini dikarenakan Sumatra memiliki sejarah panjang dalam perjuangan pers perempuan di Indonesia.

"Negeri Andalas yang membujur dari Teluk Benggala hingga Selat Sunda ini adalah tempat lahirnya pers perempuan di Indonesia," ungkapnya.

Ia menyebutkan, ada dua media perempuan asal Sumatra yang menandai perjuangan perempuan dari sisi pers. "Pertama, Koran Sunting Melayu yang didirikan oleh Rohana Kudus di Sumatra Barat sekitar tahun 1912, dan Koran Perempuan Bergerak yang diprakarsai Boetet Satidjah dari Medan, Sumatera Utara pada tahun 1919," sebut Khairiah.

Baca Juga: Menyusuri Jejak Sumatra Sebagai Pelopor Pers Perempuan di HPN 2023

3. Sunting Melayu tercatat sebagai surat kabar pertama di Indonesia

FJPI Hadirkan Sarasehan Jurnalis Perempuan Indonesia di HPN 2023Pexels.com/Kaboompics .com

Tidak hanya itu, kata Khairiah, Sunting Melayu tercatat sebagai surat kabar pertama di Indonesia yang dipimpin, dijalankan, dan diperuntukkan bagi kaum perempuan. Dengan isu nasionalisme dan emansipasi perempuan dalam pendidikan, Rohana berperan sebagai pemimpin redaksi yang turut dibantu oleh Zubaidah Ratna Djuwita.

"Tidak hanya menjadi wadah berpendapat para perempuan di Sumatra Barat, Sunting Melayu yang terbit seminggu sekali dan bertahan terbit hingga 9 tahun juga menampung tulisan dari daerah-daerah lain di Indonesia,” tuturnya.

Kelahiran Sunting Melayu menandakan babakan baru pergerakan dan akselerasi kemajuan perempuan Indonesia. Sunting Melayu memuat tulisan-tulisan mengenai isu-isu kemajuan perempuan, biografi-biografi perempuan berpengaruh, dan berita-berita dari luar negeri.

4. Ada juga koran perempuan bergerak yang menyokong perjuangan perempuan

FJPI Hadirkan Sarasehan Jurnalis Perempuan Indonesia di HPN 2023pixabay/rawpixel

Dikatakan Khairiah, di Medan terdapat Koran Perempuan Bergerak, ini disebut bukan koran biasa. Dari pemilihan namanya, menegaskan bahwa koran ini adalah media progresif. Pada halaman depan koran tertulis, 'Penyokong perjuangan perempuan'.

"Perempuan Bergerak memiliki jargon sahabat terbaik mampu melindungi sesama perempuan harus saling mendukung dan melindungi. Semangat ini relevan dengan jargon yang diangkat gerakan perempuan saat ini, yaitu woman support woman," ujarnya.

Hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan ikut berpartisipasi di dunia politik menjadi iisu utama edisi-edisi Perempoean Bergerak.

"Media ini tidak hanya mengulas tugas perempuan dalam penjagaan rumah tangga, adab sopan santun, kehidupan suami istri, menjaga dan merawat anak serta pergaulan sehari-hari, tapi juga menyuarakan gerakan perempuan dan sastra,” jelasnya.

5. Diskusi literasi digital menghadapi Pemilu 2024

FJPI Hadirkan Sarasehan Jurnalis Perempuan Indonesia di HPN 2023Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain seminar tentang pers perempuan, untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi Pemilu 2024, FJPI juga menggelar dialog dengan tema Literasi Digital Menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Dialog ini bertempat di Rumah Literasi Ranggi di Komplek Persatuan Wartawan Indonesia, Medan, Rabu (8/2/2023). Kegiatan ini akan menghadirkan narasumber yakni, Imam Wahyudi, Anggota Dewan Pers 2013-2019, Uni Lubis selaku Ketua Umum FJPI dan Pemimpin Redaksi IDN Times dan Musa Rajekshah, Wakil Gubernur Sumatra Utara serta Alwen Ong, Sociopreneur.

“Kegiatan ini dilatarbelakangi pelaksanaan Pemilu 2019 yang menunjukkan bahwa ruang digital begitu berpengaruh dalam pola interaksi masyarakat terhadap pelaksanaan Pemilu," ucapnya. "Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dalam memahami, merespons dan memberikan haknya dalam pemilu,” tambahnya.

Baca Juga: Hari Pers Nasional 2023 di Medan, Ini Agenda Lengkapnya

Topik:

  • Arifin Al Alamudi
  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya