Khawatir Tertular, Napi yang Sembuh COVID-19 Ditolak Tahanan Lain

Lapas dan rutan coba tepis stigma itu dengan sosialisasi

Medan, IDN Times - Sebanyak kurang lebih 39 narapidana dan tahanan di sejumlah Lapas dan Rutan di wilayah Sumut positif COVID-19. Dari total tersebut satu orang meninggal dunia.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran para warga binaan lainnya di dalam sel tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan Negara (Rutan) di Sumut. Akibatnya banyak napi yang mendapat penolakan dari penghuni lainnya meski sudah sembuh dari COVID-19.

Salah satu contohnya dari penolakan ini terjadi ada di Lapas Kelas IIB Teluk Dalam, Nias Selatan. Sebanyak 26 warga binaan yang sudah dinyatakan sembuh. Namun, ditolak penghuni lain yang berada di dalam sel tahanan karena khawatir ikut tertular.

Dari data 26, ada satu orang yang belum sembuh. Artinya total yang dinyatakan positif terpapar COVID-19 sebanyak 27 orang warga binaan di Lapas tersebut.

1. Di Lapas Kelas I Medan, sejumlah narapidana yang sembuh juga ditolak

Khawatir Tertular, Napi yang Sembuh COVID-19 Ditolak Tahanan LainIlustrasi Napi (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Kementerian Hukum dan HAM Sumut, Pujo Harinto, penolakan ini juga terjadi di penjara lainnya.

“Bukan hanya di Teluk Dalam itu saja, kejadian serupa terulang di Lapas Kelas I Medan. Mereka yang sudah sembuh pada saat akan dikembalikan lagi ke lingkungan semula terjadi penolakan. Jadi resisten, temannya curiga jangan-jangan orang itu tidak sembuh total, dan ini terjadi di Lapas Kelas I Medan,” katanya pada, Rabu (28/10/2020).

 

2. Untuk menepis stigma itu adalah sosialisasi kepada penghuni lapas dan rutan

Khawatir Tertular, Napi yang Sembuh COVID-19 Ditolak Tahanan LainIlustrasi Penjara (IDN Times/Mardya Shakti)

Untuk mengatasi kondisi ini, Divisi Pemasyarakatan Kantor Kementerian Hukum dan HAM Sumut berkoordinasi dengan Satgas Penanganan COVID-19 untuk melakukan sosialisasi kepada penghuni lapas dan rutan. Pihaknya berencana mendatangkan dokter dan tenaga ahli untuk memberikan pencerahan kepada warga binaan.

Penghuni lapas dan rutan diminta untuk tak resah, dan khawatir jika ada warga binaan yang sudah dinyatakan sembuh serta diingatkan untuk terus menjaga diri sehingga tak tertular COVID-19.

"Kita memberikan sosialisasi ke Lapas Kelas 1 Medan, Lapas Perempuan Medan bagaimana supaya warga binaan pemasyarakatan mendapat pengetahuan yang cukup mengenai penularan. Jangan setelah temannya sembuh, resisten, ditolak,” jelas Pujo.

Baca Juga: Overkapasitas, Lapas di Medan Pertimbangkan Pakai Swab Antigen

3. Ada 12 orang petugas lapas yang dinyatakan sembuh dari COVID-19

Khawatir Tertular, Napi yang Sembuh COVID-19 Ditolak Tahanan LainIlustrasi Swab Test (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Selain itu, ada sekitar 12 petugas lapas dan rutan yang diketahui terpapar virus positif COVID-19 dengan Orang Tanpa Gejala (OTG). Saat ini, sebagian telah dinyatakan sembuh, dan ada juga yang masih menjalani isolasi mandiri.

"Jumlah itu termasuk tambahan 1 pegawai Rutan (Kelas I Medan) yang pulang dari pengawalan di Gunung Sitoli. Itu pun sudah melalui lebih dari 14 hari isolasi, dan ternyata sampai dengan waktu 14 hari dia tidak menunjukkan gejala,” ujarnya.

4. Antisipasi kemunculan klaster COVID-19 di lapas dan rutan. Salah satu blok akan dikosongkan untuk isolasi

Khawatir Tertular, Napi yang Sembuh COVID-19 Ditolak Tahanan LainIlustrasi Penjara (IDN Times/Mardya Shakti)

Pujo juga menjelaskan bahwa, pihaknya telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi kemunculan klaster COVID-19 di Lapas maupun Rutan, dengan cara mengosongkan salah satu blok untuk dijadikan lokasi.

Dalam hal ini, sebagai pertimbangan aspek kesehatan dan keamanan jika hal yang tidak diinginkan itu terjadi. Pengadaan ruang kosong tersebut, bukan hal mudah karena kondisi Lapas dan Rutan yang sudah overload.

"Tentunya di lapas itu kita sediakan blok kosong untuk dijadikan tempat isolasi. Nantinya, kita sebarkan ke UPT-UPT terdekat selama 14 hari. Mungkin kita minta tolong dululah ke 5 atau 6 UPT terdekat untuk sementara, untuk menampung,” tutup Pujo.

Baca Juga: Gawat! Puluhan Napi Positif COVID-19, Berpotensi Jadi Klaster Baru

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya