Cangkang Queer Berharap Pemberitaan LGBTIQ di Media Tak Diskriminatif

Cangkang Queer berharap pemberitaan jadi alat edukasi

Medan, IDN Times - Pemberitaan LGBTIQ di media kerap kali diskriminatif dan menyudutkan. Untuk itu organisasi Cangkang Queer berharap ke depannya media turut memberikan edukasi.

Sekadar informasi, Cangkang Queer fokus pada isu-isu keberagaman orientasi seksual, identitas gender, ekspresi gender dan seks charasteristic (SOGIE-SC) dan Hak Asasi Manusia selama 12 tahun terakhir.

Baca Juga: Penjual Orangutan Hanya Dihukum 8 Bulan Penjara

1. Cangkang Queer apresiasi atas pemberitaan IDN Times

Cangkang Queer Berharap Pemberitaan LGBTIQ di Media Tak DiskriminatifLogo Cangkang Queer (Dok. Cangkang Queer)

Ketua Cangkang Queer, Amek Adlian mengatakan memang tidak semua media belum ramah terhadap LGBTIQ. Salah satu yang diapresiasinya adalah IDN Times Sumut.

"Tujuan sebenarnya mengapresiasi IDN Times karena telah menjadi media yang komitmen, dan konsisten untuk pemberitaan LGBT dari perspektif yang lebih baik, dan menggunakan teknologi yang berbahasa baik," ujarnya.

Menurutnya, pemberitaan yang selama ini dipublis IDN Times tidak menstigma atau mendeskriminasi para LGBTIQ dan dapat mengedukasi kepada masyarakat.

"Itu bisa mengedukasi kami kepada masyarakat," tuturnya.

Salah satu berita yang pernah dipublis yaitu berjudul "Banyak Transpuan Kesulitan Berobat karena Gak Punya e-KTP".

Berita ini dinilai baik, karena memilih kosakata yang tepat seperti cotohnya "Transpuan".

Baca Juga: Penjual Orangutan Divonis Ringan, GJI: Ini Hukuman yang Bercanda

2. Situasi LGBTI selama 3 tahun terakhir didominasi kekerasan seksual

Cangkang Queer Berharap Pemberitaan LGBTIQ di Media Tak DiskriminatifIlustrasi bendera LGBT. (Pixabay.com/Astrobobo)

Selain apresiasi, Amek menambahkan pertemuan ini menjalin hubungan yang baik dan juga berbagi cerita kondisi saat ini tentang perkembangan LGBTQ (shareing).

"Kami juga igin menjalin hubungan yang baik, dan juga shareing situasi. Sehingga dalam situasi kami saat ini yang dimana kami sedang tidak baik-baik saja. Kami sedang digoreng (digiring isu) ke politisasi supaya bisa meluruskan perspektif dan bisa mengcover perkembangan ini," jelas Amek.

Sebelumnya, Amek memaparkan persentasinya tentang situasi LGBTI selama 3 tahun terakhir.

Dalam paparannya, tahun 2020 ada 25 kasus kekerasan terjadi pada LGBTIQ di Sumut diantaranya, kekerasan domesti, persekusi, dan juga pembunuhan.

Sedangkan ditahun 2021, ada 12 kasus kekerasan dalam waktu 6 bulan yaitu perundunganditempat kerja, kekerasan seksual, sampai kasus pembunuhan.

Dan ditahun 2022 ada 4 kasus kekerasan yang terjadi pada LGBTIQ di Sumut, dalam waktu 5 bulan terakhir.

Menurut Amek dalam penelitian CMR, ada 3 faktor yang menjadi dampak situasi LGBTIQ yakni tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, kepemilikan KTP dan juga BPJS.

3. Diharapkan pemberitaan bisa konsisten menjaga bahasa yang baik

Cangkang Queer Berharap Pemberitaan LGBTIQ di Media Tak DiskriminatifIlustrasi LGBT (IDN Times/Arief Rahmat)

Diharapkan kedepannya atas pemberitaan bisa konsisten menjaga bahasa yang baik dan juga berkomunikasi baik.

"Terus kalau juga ada kebutuhan mencari narasumber atau mungkin ada isu-isu yang ingin dikonfirmasi maka kami bersedia. Jadi, itu harapannya kita bisa bekerja sama dengan baik. Harapannya juga tetap bisa menjadi platform yang bisa mengedukasi untuk kami," tutup Amek.

Baca Juga: Penjual Orangutan Divonis Ringan, GJI: Ini Hukuman yang Bercanda

4. IDN Times lebih mengutamakan pemberitaan yang informatif dibanding yang bombastis

Cangkang Queer Berharap Pemberitaan LGBTIQ di Media Tak DiskriminatifIlustrasi Wanita-Pria (IDN Times/Arief Rahmat)

News Editor IDN Times Hyperlocal Sumut, Arifin Al Alamudi mengaku bangga dan tidak menyangka bisa menerima apresiasi dari Cangkang Queer ini. Menurutnya IDN Times selama ini hanya menjalankan tanggung jawab untuk memberikan informasi yang benar dan mendidik kepada masyarakat luas, khususnya Millennial.

Untuk itu IDN Times selalu memegang erat kode etik jurnalistik dalam setiap pemberitaan. Sehingga siapapun objeknya, khususnya kelompok minoritas seperti kasus kekerasan anak, kekerasan perempuan, kekerasan terhadap LGBTQ dan lainnya selalu diberitakan secara proporsional dan tidak menyudutkan pihak manapun.

"Selain itu IDN Times juga lebih mengutamakan pemberitaan yang informatif dibanding yang bombastis namun berpotensi hoaks atau merugikan pihak tertentu," ujar Arifin.

Pada pertengahan 2021, Kemendagri memberi layanan e-KTP bagi Transgender, sehingga para transgender bisa punya identitas resmi dan bisa memiliki BPJS. Isu ini diliput secara komprehensif oleh IDN Times serta membuat liputan kolaborasi, dimana hyperlocal IDN Times yang ada di 11 provinsi membuat liputan bersama-sama tentang e-KTP untuk transgender ini.

Arifin berharap dengan apresiasi ini menjadi penyemangat dan pengingat untuk para reporter IDN Times agar mempertahankan pemberitaan proporsional dan tidak menyudutkan pihak manapun, khususnya kelompok minoritas dalam setiap penulisan berita. 

"Terima kasih untuk Cangkang Queer atas apresiasinya. Semoga kedepan hubungan IDN Times Sumut dengan komunitas LGBTQ di Sumut bisa lebih erat dan terjalin komunikasi yang semakin baik untuk saling bertukar informasi ter-update," ungkapnya.

Baca Juga: Penjual Orangutan Hanya Dihukum 8 Bulan Penjara

Topik:

  • Arifin Al Alamudi
  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya