Datang ke Simalungun, Mensos Minta Bupati Monitor Penyaluran Bansos
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Simalungun, IDN Times - Menteri Sosial Juliari P. Batubara mengunjungi Kelurahan Perdagangan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Kamis (12/11). Kedatangan mantan anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan itu untuk memantau langsung penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) di Balai Pertemuan Perdagangan.
Juliari mengungkapkan bantuan tersebut diinisiasi Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Sosial. "Kemensos yang bertugas di bidang perlindungan sosial, segera melakukan refocussing program dan realokasi anggaran dan selanjutnya menyalurkan berbagai bansos untuk masyarakat terdampak pandemik," kata Juliari.
1. Kabupaten Simalungun merupakan daerah serapan tertinggi di Sumatra Utara
Dalam tugas penanganan dampak pandemik, Kementerian Sosial berada dalam klaster penyelenggaraan program jaring pengaman sosial (JPS). Kemensos mendistribusikan berbagai bantuan sosial (bansos) baik itu reguler, bansos khusus dan bansos tambahan.
"BST ini adalah salah satu bansos khusus untuk membantu mengurangi beban perekonomian masyarakat yang tertekan oleh pandemik. Semoga bantuan ini bermanfaat. Gunakan bantuan ini sebaik-baiknya, jangan dipakai untuk membeli rokok," katanya.
Kabupaten Simalungun, kata pria asli Mariah Bandar, merupakan Kabupaten dengan serapan tertinggi dan tercepat di Sumatera Utara. Hal ini berkat dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah daerah.
Baca Juga: Pos Indonesia Salurkan Bansos Kemensos bagi 41.592 Keluarga di Simalungun
2. Juliari minta Bupati Simalungun monitor penyaluran bansos
Pria kelahiran 22 Juli 1972 ini juga mengingatkan, bahwa bansos sifatnya sementara. Ia berharap masyarakat dan kepala daerah mampu menciptakan aktivitas, dan program yang bersifat pemberdayaan ekonomi masyarakat.
"Bansos ini sifatnya sementara. Tidak terus menerus. Jadi saya harapkan pemerintah dan masyarakat bisa mencari terobosan sehabis mengembangkan program pemberdayaan ekonomi rakyat," ucapnya.
Ia berpesan kepada Bupati Simalungun untuk mengecek penerima bantuan. Bila sudah "naik kelas" untuk tidak diberikan bantuan lagi. "Bantuan bisa untuk mereka yang belum mendapat bantuan. Jadi ada asas keadilan," katanya.
3. Bantuan yang diterima warga dari Rp600 ribu menjadi Rp300 ribu
Hamdayani Sinaga, salah seorang warga penenerima BST mengatakan, jumlah yang diterimanya turun menjadi Rp300 ribu. "Gelombang pertama itu Rp600 ribu," katanya.
Pria 49 tahun ini berjualan kebutuhan sehari-hari di warungnya, di Desa Perdagangan, Kecamatan Bandar. Dengan 3 anak, dan satu orang masih sekolah, Hamdayani merasa tidak hasil jualannya pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Dulu sehari bisa dapat Rp150 ribu. Setelah pandemi kadang-kadang dapat Rp50 ribu. Untuk biaya yang masih sekolah ini ya agak berat pak," ungkapnya.
"Sampai saat ini masih terima dengan nilai Rp300 ribu. Saya ucapkan terima kasih kepada Kemensos atas bantuannya. Sangat membantu keluarga kami. Sebagian besar untuk makan dan kebutuhan sehari-hari. Sebagian untuk menambah modal usaha," sambungnya.