Cari Kakek yang Hanyut di Madina, Anggota Tim SAR Gugur
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pematangsiantar, IDN Times - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan berduka. Anas Salim Batubara, salah seorang anggota lembaga pemerintah yang sering disebut Basarnas itu gugur saat operasi pencarian korban hanyut.
Anas meninggal dunia karena kelelahan dan kemudian hanyut, Rabu (19/5/2021) sekira pukul 18.00 WIB ketika operasi pencarian seorang kakek, Abdul Hadi Nasution di Sungai Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara.
Anas yang saat ini baru menginjak usia 31 tahun telah dimakamkan di TPU Jalan Melanthon Siregar, Kecamatan Siantar Marimbun, Pematang Siantar. Anggota tim Pos SAR Danau Toba itu diantar keluarga dan sejumlah rekannya ke tempat peristirahatan terakhir. Berikut kronologi dari keterangan Kepala Kantor SAR Medan.
1. Korban dan tim SAR Danau Toba diutus melakukan pencarian dan pertolongan
Kepala Kantor SAR Medan Toto Mulyono yang ditemui di rumah duka, Kamis (20/5/2021), menceritakan kronologi korban diturunkan mencari korban hanyut di Kabupaten Madina, Sumatera Utara.
"Kita menerima laporan dari BPBD Madina bahwasanya ada satu orang hanyut di Sungai Batang Gadis. Sesuai Tupoksi (Tugas pokok dan fungsi) Basarnas, kami mengirimkan tim rescue dari Pos SAR Danau Toba," terangnya.
Korban bersama sejumlah rekannya menempuh perjalanan ke lokasi selama 8 jam dari Pos SAR Danau Toba. Mereka tiba di lokasi kejadian sekitar Pukul 01.38 WIB pada Rabu (19/5/2021) dini hari.
2. Tim melakukan operasi pada pagi hari
Sesampainya di lokasi, korban dan timnya berkoordinasi dengan BPBD Madina dan Briomob. Kemudian pada pukul 08.00 WIB, mereka melakukan operasi pencarian dan pertolongan menyusuri Sungai Batang Gadis.
"Sampai dengan siang hari, istirahat. Siang hari itu kondisi masih normal. Pada pukul 15.00 WIB pun, kita masih melakukan broadcast seluruh Indonesia, saya menyampaikan kondisi dan situasi masih normal. Korban yang dicari belum ditemukan," jelasnya.
Baca Juga: Diduga Korupsi, Eks Dirut PD Paus Siantar Herowhin Sinaga Ditahan
3. Pukul 17.00 WIB satu tim yang melakukan pencarian menggunakan perahu rafting mengalami kecelakaan
Kemudian mereka melanjutkan pencarian dengan menurunkan 2 tim. Di mana korban bersama 5 rekannya menumpangi satu perahu rafting. Pada Pukul 17.00 WIB, perahu yang ditumpangi korban dikabarkan berbenturan dengan batu.
"Karena benturan agak keras, personil yang ada di rafting tersebut jatuh ke air," ucapnya sembari menjelaskan jika arus air saat itu cukup deras.
Tim yang terbagi dari 3 anggota SAR, Brimob 1 orang, dari BPBD Madina 1 orang dan 1 orang masyarakat setempat menyelamatkan diri naik ke perahu rafting.
4. Korban kelelahan dan hanyut
Pada saat menyelamatkan diri, korban kelehan dan kehabisan tenaga saat mencoba naik ke perahu rafting. Korban yang meninggalkan seorang istri dan 2 anak itu sempat ditolong teman satu perahunya untuk naik, namun terlepas.
"Saat mencoba menaikkan, korban terlepas dan hanyut. Teman-teman kemudian mengevakuasi ke tepi sungai dan melakukan pertolongan pertama," tuturnya.
Setelah 20 menit kemudian, korban yang telah mendedikasikan dirinya selama 11 tahun di tim SAR itu dibawa menggunakan ambulans ke Rumah Sakit Umum Daerah Penyabungan. Sesampainya di sana, korban dinyatakan meninggal dunia.
"Kami keluarga besar Basarnas Indonesia berduka atas kepergian rescuer terbaik kita," pungkasnya.
Baca Juga: [BREAKING] Kantor KPU Sergai Digeledah, Dugaan Penggelembungan Suara