Masyarakat Langkat Ubah Lahan Tandus Jadi Hutan Guna Penghijauan

Bekas penambangan galian C ilegal

Langkat, IDN Times - Perjuangan masyarakat Desa Pasar VI Kwala Mencirim, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, didukung Sources of Indonesia (SOI) dan PT Tirta Investama (Aqua)  berbuah manis. Lokasi seluas 10 hektare yang dulunya tandus dan gersang kini ditumbuhi ratusan ragam jenis pepohonan.

Lima tahun lalu, lahan dikampung mereka ini memang bekas penambangan galian C ilegal. Lantas lahan itu ditinggal begitu saja oleh pengusaha nakal setelah merauk keuntungan. Kini lahan tersebut dijaga dan dikelola masyarakat agar tidak dirusak kembali oleh tangan nakal. 

1. Ribuan jenis pepohonan akan ditanam

Masyarakat Langkat Ubah Lahan Tandus Jadi Hutan Guna PenghijauanIDN Times/Handoko

Direktur Eksekutif SOI, Renta Morina E Nababan mengatakan, ini program desa konservasi. Katanya, selama ini pihaknya bersama PT Tirta Investama Pabrik Langkat (Aqua) mendampingi aspirasi masyarakat mengelola lahan untuk mewujudkan hutan konservasi. 

"Mulai sejak 2013 awalnya, banyak pohon gagal tumbuh karena aktivitas Galian C. Banyak pohon-pohon kecil ditanami dilindas truk dan eskavator. Ini ada lahan hampir 10 hektare. Hari ini 300 pohon ditanami. Nanti dilanjutkan bersama masyarakat. Setiap tahun 1.000 pohon target kita bersama," kata Renta Morina E Nababan.

2. Jadi kebanggaan masyarakat

Masyarakat Langkat Ubah Lahan Tandus Jadi Hutan Guna PenghijauanIDN Times/Handoko

Salah seorang warga, Nurlince Bako (50) terlihat semringah menceritakan buah perjuangan mereka menolak aktivitas Galian C Ilegal merusak alam. Sambil makan nasi bungkus, wanita paruh baya ini begitu bangga bisa menghijaukan hutan konservasi di desanya. 

"Dulu ini banyak preman mengeruk tanah dan pasir di sini. Kami ini lah ibu-ibu yang berjuang melawan mereka. Kami mau lahan ini tetap hijau, dan dikelola untuk masyarakat. Sering lah dulu kami lawan preman-preman itu, kalau sama perempuan kan gak mungkin diapai orang itu kami. Sekarang sudah hijau lagi. Tiap seminggu sekali kami kesini merawat pohon yang kami tanami," ungkapnya. 

Baca Juga: Butuh Uluran Tangan, Bocah 7 Tahun asal Langkat Alami Jantung Bocor

3. Masyarakat siap perangi penambangan galian C ilegal

Masyarakat Langkat Ubah Lahan Tandus Jadi Hutan Guna PenghijauanIDN Times/Handoko

Dijelaskannya, selama ini ibu-ibu setempat yang paling depan memerangi, jika ada oknum-oknum yang hendak membawa truk Galian C ke desa mereka. Saat ini mereka bersyukur karena ada pihak SOI, PT. Tirta Investama, Perangkat Desa dan Babinsa yang melindungi hak masyarakat. 

Perlahan namun pasti. Kini program desa yang dilakukan swakelola mulai mendapat perhatian dari pihak Pemkab Langkat, melalui Kadis Dinas Lingkungan Hidup, Iskandar dan perwakilan dari Dinas Pertanian Pemkab Langkat untuk mendukung pengadaan bibit pohon. 

"Dengan adanya kegiatan ini, sangat membantu Dinas Lingkungan Hidup, yang sudah lama kami programkan.  Inisiatif dari masyarakat dan didukung Aqua kami ucapkan terima kasih. Ke depan kami akan monitoring. Kalau butuh bibit kami siap mem-backup dari Pemda agar masuk ke anggaran," kata Iskandar. 

4. Program CSR siap digelontorkan bagi kesejahteraan masyarakat sekitar

Masyarakat Langkat Ubah Lahan Tandus Jadi Hutan Guna PenghijauanIDN Times/Handoko

SR Koordinator Tirta Investama Pabrik Langkat (Aqua), Jimmi Simorangkir ditemui di lokasi penghijauan menjelaskan, bahwa perusahaan mereka yang berada di desa Pasar VI Kwala memberi perhatian untuk penghijauan agar desa kembali asri dan sejuk.

"Awalnya memang masyarakat yang menginisiasi. Dan kita sebagai perusahaan yang peduli lingkungan, harus mendukung masyarakat untuk mewujudkan menjadi desa konservasi," kata Jimmi. 

5. Ini 3 program CSR untuk masyarakat

Masyarakat Langkat Ubah Lahan Tandus Jadi Hutan Guna PenghijauanIDN Times/Handoko

Dijelaskan Jimmi lebih rinci, pihaknya punya tiga program CSR untuk masyarakat. Yakni, pertamanan, pengembangan ekonomi masyarakat dengan mendampingi 12 kelompok masyarakat. 

"Empat kelompok menjahit (Serasi, Murni, LaMegogo dan Karang) , dua kelompok kerajinan anyaman bambu (Kelompok Cendani 1 dan 2), dua kelompok rajutan (Kelompok Kerasi 1 dan 2) , tiga kelompok makanan olahan (BM Cake, Kubabamer, Rindu), dan 1 kelompok pertanian yakni Kelompok Harapan yg kita integrasikan menjadi Kelompok Ramah Lingkungan, untuk kelompok pertanian kita dampingi dalam pembuatan pupuk padat, pupuk cair organik dan juga pelatihan pakan ternak dari konsentrat," katanya.

"Demikian juga untuk kerajinan bambu langsung dilatih oleh ahli berpengalaman. Kedua penyediaan Akses Air Bersih dengan sistem kelompok, 10 KK satu unit sumber air bersih. Dan juga melakukan kampanye STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Dan ketiga untuk Konservasi dengan menanam pohon dan membuat lubang resapan air (biopori), sekarang sudah 7.500 pohon sampai jadi, di desa ini sudah 4.000an pohon, dalam pabrik 3.500 pohon. Sedangkan Biopori sekitar 4 ribuan titik," pungkasnya. 

Baca Juga: Diduga Galian C Ilegal, 2 Eskavator Tanpa Pemilik dan Operator Disita

Topik:

  • Doni Hermawan
  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya