Mantan TKI dan 2 Anaknya Tinggal di Bekas Kamar Mandi Umum
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pematangsiantar, IDN Times - Sudah 7 tahun berjalan, sejak ditinggal suaminya pergi, Erna Linda Pasaribu harus banting tulang mencari cara untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya. Ia juga memiliki dua orang anak yang masih berusia 10 tahun dan 12 tahun.
Semula Erna merantau ke Malaysia sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Di sana ia bertemu dengan lelaki yang kelak menjadi suaminya. Namun setelah memiliki 3 orang anak, keduanya bercerai.
"Dua orang anakku tinggal sama ku, yang satu lagi sama opung nya," kata Erna, Senin (16/12).
1. Erna bersama dua anaknya tinggal di bekas kamar mandi umum warga
Erna dan dua anak perempuannya saat ini tinggal di sebuah bangunan bekas kamar mandi umum, Jalan Makmur, Kecamatan Siantar Timur. Ia diberikan bantuan tempat tinggal oleh kelurahan setempat.
"Sebulannya bayar Rp100 ribu. Itu untuk bayar listrik. Kalau air kami ambil dari sumur samping ini," terangnya.
Tempat tinggal Erna hanya seluas 2x2 meter. Di dalam itu bertumpuk banyak pakaian dan perabotan rumah tangga.
2. Dua anaknya putus sekolah karena berkas administrasi
Dua anaknya pun terpaksa harus putus sekolah di bangku kelas VI Sekolah Dasar (SD) karena administrasi kependudukan mereka tidak ada. Selain itu kedua anaknya, kata Erna, kerab dibully teman sekolahnya.
"Baru tahun ini memang putus sekolahnya. Sering juga diejek kawan-kawannya,"ungkapnya.
Baca Juga: [BREAKING] Belasan Kios di Stasiun Kereta Api Siantar Terbakar
3. Erna dan dua anaknya tidak memiliki data kependudukan
Tinggal di Kelurahan Asuhan, Erna dan dua anaknya tidak memiliki data kependudukan. Hal itu dibenarkan Lurah Asuhan Flash Gordon Siregar.
"Kami masih menunggu surat keterangan pendukungnya. Kalau sudah janda, harus ada surat keterangan. Surat keterangan pindah domisili," jelas Gordon.
4. Erna bekerja sebagai cuci kain, dua anaknya jualan koran
Kesehariannya, Erna mengais rezeki dari warga-warga yang membutuhkan jasanya menyucin kain. Saat matahari terbenam, Erna lanjut bekerja sebagai buruh di pabrik tahu.
Sementara kedua anaknya harus melawan terik matahari di jalanan dengan berjualan koran. Setiap pagi, dua gadis kecil itu berangkat dari rumah menuju SPBU maupun perempatan lampu merah 'menjual berita'.
Saat sore hari tiba, mereka pulang ke rumah. Jika tenaga masih memungkinkan, terkadang keduanya turut membantu Erna membereskan rumah.
5. Panitia Natal Jurnalis Siantar-Simalungun memberikan bantuan
Sejumlah Panitia Natal Jurnalis Siantar-Simalungun 2019 mendapat informasi terkait keadaan keluarga tersebut. Sukses menggelar perayaan Natal pada Sabtu (14/12) kemarin, Panitia memutuskan memberikan bantuan.
Didampingi Lurah Asuhan dan Sekretaris Lurah, Pantia memberikan sumbangan berupa uang tunai. Pemberian itu diharapkan mampu mengurangi beban biaya kehidupan sehari-hari Erna beserta kedua anaknya.
"Tahun lalu kita juga ada memberikan bantuan kepada keluarga kurang mampu. Ada dua lokasi, Kota Siantar dan Simalungun. Tahun ini sudah menjadi rezeki keluarga ibu Erna Pasaribu," kata Sekretaris Panitia Natal Ferry Sihombing.
Baca Juga: Pertengkaran Ibu dan Anak Diduga Dalangi Kebakaran Kios Depan Stasiun