Bom Bunuh Diri, Kapolda: Tidak Ada Agama yang Mengajarkan Begitu

Selalu disebut pengalihan isu

Medan, IDN Times - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto menegaskan bahwa pelaku teror memang ada. Bahkan mereka berada di
tengah-tengah masyarakat. Namun sangat disayangkan, penangkapan terhadap terduga
pelaku teror yang dilakukan kepolisian belakangan ini selalu disebut pengalihan isu.

Agus mencontohkan, sebelum pelantikan presiden hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 kepolisian ada menangkap tiga terduga pelaku teror. Tapi, yang muncul penangkapan itu disebut sebagai pengalihan isu dan sebagainya.

"Ternyata ada kejadian kan? Bahkan beberapa tersangka sudah ditangkap di wilayah kita dan akan berkembang pada tersangka lainnya berdasarkan penyelidikan yang dilakukan," kata Agus kepada wartawan di Rumah Sakit Bhayangkara TK II Medan usai menjenguk korban luka akibat bom.

1. Irjen Agus meminta media menyampaikan informasi ke masyarakat bahwa pelaku teror itu memang ada

Bom Bunuh Diri, Kapolda: Tidak Ada Agama yang Mengajarkan BegituKapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto menjenguk korban terdampak bom (Dok.IDN Times/istimewa)

Jendral bintang dua ini berharap agar media membantu polisi menyampaikan informasi
ke masyarakat bahwa tidak ada untungnya polisi mengalihkan isu. Isu apa yang mau
dialihkan? Mereka benar-benar ada di tengah-tengah masyarakat.

"Mereka (pelaku teror) telah kehilangan rasa kemanusiaan-nya. Karena hak asasi, hak hidup yang sebagai hak dasar manusia mereka ambil. Mereka tidak melihat korbannya siapa, bisa saja masyarakat dan aparat menjadi korban," ucap perwira tinggi lulusan Akpol 1989 itu.

Baca Juga: Kapolda: 18 Tersangka Kasus Bom Bunuh Diri di Medan Barbaiat ke ISIS

2. Terkait pelaku teror, Agus: Tidak ada agama yang mengajarkan seperti ini

Bom Bunuh Diri, Kapolda: Tidak Ada Agama yang Mengajarkan BegituKapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto menjenguk korban terdampak bom (Dok.IDN Times/istimewa)

Pria kelahiran 52 tahun silam ini menjelaskan, bahwa pelaku teror adalah musuh bersama. Untuk itu dia mengajak seluruh lapisan masyarkat merapatkan barisan. Mereka (pelaku teror) kerap berpindah kontrakan, mengisolasi diri, tidak bersosialisasi dengan masyarakat lainnya.

Itu adalah sebagian dari ciri-cirinya, sehingga mereka bisa ada di mana-mana. Agus
berpesan, jika masyarakat melihat tetangga atau di lingkungannya ada orang yang ciri-cirinya mencurigakan untuk segera laporkan ke aparat setempat. Bisa ke Babinkantibmas, Babinsa, lurah dan kepala desa. Ini adalah tanggung jawab bersama.

"Mari rapatkan barisan dan kita perangi bersama. Tidak ada ajaran agama yang mengajarkan seperti itu," ungkap pria kelahiran Blora, Jawa Tengah ini.

3. Para korban dirawat di ruangan VIP diajukan untuk kenaikan pangkat

Bom Bunuh Diri, Kapolda: Tidak Ada Agama yang Mengajarkan BegituKapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto menjenguk korban terdampak bom (Dok.IDN Times/

Untuk para korban ledakan, kata Agus, pimpinan dalam hal ini Kapolri Jenderal Idham Azis dan Polda Sumatera Utara sangat memberikan perhatian. Mereka (korban) mendapat perawatan kelas VIP dan 24 jam dalam pengawasan dokter Rumah Sakit Bhayangkara TK II Medan.

Sejauh ini, sebut Agus, kondisi para korban berangsur pulih, bahkan ada satu personel dari Provost yang sudah kepengin kembali bekerja.

"Begitu juga dari masyarakat kondisinya semakin membaik. Kita lagi usulkan kepada pimpinan agar korban (yang personel) untuk mendapatkan reward. Kita sedang usulkan kenaikan pangkat untuk mereka," jelas perwira tinggi yang berpengalaman di bidang reserse ini.

Baca Juga: Kapolda: Sudah 18 Orang Jadi Tersangka Kasus Bom di Polrestabes Medan

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya