Makam Siswa SD di Binjai Dibongkar untuk Diautopsi, Orangtua Menangis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Binjai, IDN Times - Penyidik dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Binjai bersama Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Medan melakukan pembongkaran (ekshumasi) kuburan, MIA (11). Langkah ini dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kematian bocah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 023971, karena ada dugaan dianiaya oleh teman di sekolah.
Masyarakat ramai guna mengetahui proses pembongkaran makam anak dari pasangan Syahputra (40) dan Santi Citra Dewi (37), di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim di Jalan Umar Baki, Kelurahan Payaroba, Binjai Barat, Rabu (15/6/2022).
1. Orang tua almarhum hanya bisa menangis dan tak sanggup berbicara
Terlihat raut wajah ibu MIA, yang hadir dalam proses pembongkaran terlihat sedih. Sesekali dia juga menitikkan air mata yang membasahi pipi. Wanita berambut panjang ini pun enggan berkomentar terkait kematian anaknya. Dia hanya bisa menangis didampingi keluarga lain.
"Kita apresiasi kinerja dan kegiatan yang dilakukan oleh Polres Binjai berserta jajaran. Kita meminta keadilan terhadap kejadian ini," kata Faisal Gustian, kuasa hukum korban yang turut mendampingi.
Di sisi lain, Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP M Rian Permana turun langsung dalam proses ekshumasi mengakui, jika pihaknya melakukan ekshumasi terhadap korban terduga dianiaya yang mengakibatkan meninggal dunia.
Kegiatan ekshumasi masih berlangsung dan dilakukan oleh dokter RS Bhayangkara. "Kita terus mengumpulakan bukti guna mengetahui pasti penyebab kematian," kata dia.
Baca Juga: Besok, Polisi Bongkar Makam Siswa SD di Binjai yang Diduga Dianiaya
2. Polisi masih menunggu hasil autopsi yang dilakukan tim forensik
Dia menjelaskan, ekshumasi ini terdiri dari pembongkaran kuburan almarhum untuk dilakukan autopsi oleh tim forensik. Langkah ini sendiri dilakukan merupakan bagian dari serangkaian kegiatan penyelidikan.
"Ekshumasi ini terdiri dari pembongkaran kuburan almarhum kemudian dilakukan autopsi oleh pihak RS bhayangkara, untuk dilakukan penyelidikan. Apakah ada organ-organ atau tanda-tanda diduga akibat penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia," terang mantan Kasatres Narkoba Polres Binjai ini.
Sejauh ini, Kasat belum mengetahui persis kapan hasil autopsi keluar dari Tim Forensik RS Bhayangkara. "Kami masih menunggu (hasil), nanti kalau sudah keluar, disampaikan kepada teman-teman media," sebut dia.
3. Sejumlah saksi dari teman, guru hingga keluarga dimintai keterangan
Dirinya juga tidak menjelaskan secara rinci berapa jumlah saksi-saksi yang diperiksa. Meski demikian, terang dia, Satreskrim Polres Binjai sudah mengambil keterangan kepada sejumlah pihak untuk mengetahui pasti penyebab kematian.
"Kita sudah melakukan pemeriksaan saksi-saksi, beberapa orang dari teman korban maupun sekolah dan pihak keluarga. Untuk hasil pemeriksaan masih dalam rangka lidik dan (sedang) kita dalami apakah memang betul atau tidaknya tindak pidana tersebut (dugaan penganiayaan hingga mengakibatkan nyawa melayang)," tegas dia.
Meninggalnya MIA sempat viral di media sosial (medsos). Ini dilakukan setelah keluarga tidak terima dengan kematian korban. Terlebih, diterangkan ibu korban melalui akun Facebook. Awalnya, permasalahan enggan dibawa ke ranah hukum.
Orangtua korban hanya meminta agar kepala sekolah memecat para terduga pelaku dari sekolah. Namun tidak diindahkan dan keterangan ibu korban viral dimedsos.
Kasus ini pun menjadi perhatian Polres Binjai. Kapolres Binjai, AKBP. Ferio Sano Ginting turun langsung ke rumah korban untuk memastikan peristiwa dan kasus ini akhirnya dibawa ke ranah hukum.
Baca Juga: Bensin di SPBU di Tapteng Diduga Bercampur Air, Belasan Motor Mogok