Kisah Polisi yang Dirikan Pesantren Tahfis Darul Muhsin di Langkat

Sudah punya lebih 80 santri

Binjai, IDN Times - Apa yang dilakukan Bripka Zulmansyah Tanjung sungguh pengorbanan yang luar biasa. Betapa tidak, anggota Polsek Binjai itu rela berjuang dan mengabdikan diri sejak tiga tahun terakhir untuk mendidik generasi muda di kampung halamannya mendalami ilmu agama.

Melalui pendirian dan pengembangan Pesantren Tahfis Darul Muhsin di Jalan Pusara, Pekan Senen Kwala Begumit, Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, pria 35 tahun itu ikhlas meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya, untuk mengajar mengaji anak-anak dan remaja.

1. Aktif sosialisasikan hukum dan pesan kamtibmas

Kisah Polisi yang Dirikan Pesantren Tahfis Darul Muhsin di LangkatBripka Zulmansyah Tanjung, bersama masyarakat saat menjalankan tugas sehari-hari sebagai personil polisi (IDN Times/ Bambang Suhandoko)

Melalui perannya sebagai Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Desa Sambirejo, Zulmansyah juga aktif melakukan sosialisasi hukum dan menyampaikan pesan kamtibmas kepada santri dan para orangtua mereka.

Bahkan setiap bulannya, ayah empat anak tersebut turut menyumbangkan sebagian kecil dari pendapatannya sebagai anggota kepolisian, demi mendukung kegiatan opersional, serta pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan seluruh santri. "Alhamdulillah, jika ada niat pastinya akan dipermudah Allah," kata dia, Sabtu (15/2).

Baca Juga: Sempat Jadi Mahasiswa Misterius UI, Bevan Kini Pimpin Polsek Kuala

2. Menurut Zulmansyah, ini juga merupakan bagian dari tugas seorang polisi

Kisah Polisi yang Dirikan Pesantren Tahfis Darul Muhsin di LangkatBripka Zulmansyah Tanjung, usai memberikan pendidikan agama bersama anak didiknya (IDN Times/ Bambang Suhandoko)

Menurut pria ini, semua yang dilakukan merupakan bagian tugas dari seorang polisi. Sesuai motto yang selama ini disandang Polri yakni menjadi pelayan, pengayom dan pelindung masyarakat. Dari sinilah dirinya mengaku tergerak hati untuk mengabdi kepada masyarakat dan negara.

"Apa yang saya lakukan saat ini adalah bagian dari tugas seorang polisi untuk melayani, melindungi, dan mengayomi masyarakat. Sebab menjadi polisi itu adalah sebuah pengabdian," ungkap Zulmansyah.

3. Memiliki anak didik lebih dari 80 orang, Zulmansyah merasa bahagia

Kisah Polisi yang Dirikan Pesantren Tahfis Darul Muhsin di LangkatBripka Zulmansyah Tanjung, usai mendidik murid-muridnya (IDN Times/ Bambang Suhandoko)

Kata dia, pendirian Pesantren Tahfis Darul Muhsin merupakan bagian dari program pembinaan masyarakat. Selain bertujuan untuk mendukung kinerja sebagai personel Bhabinkamtibmas, upaya tersebut turut pula memudahkan tugasnya dalam mendekatkan diri dengan masyarakat dan menguasai seluruh cakupan wilayah kerja.

Meski terkadang Zulmansyah dituntut cermat dalam membagi waktu antara tugas sebagai sebagai seorang anggota polisi dengan tugas sebagai seorang guru mengaji bagi lebih dari 80 santri, namun dia mengaku puas dan bahagia. Sebab ada pengalaman yang luar biasa yang dia dapatkan, saat berkumpul bersama anak-anak.

"Sebenarnya kunci memahami karakter dan cara mudah mendidik ya kesabaran. Sehingga mereka senang dengan kita dan mereka juga mudah mencerna apa yang kita sampaikan," terang pria yang dalam waktu dekat siap mengikuti ujian masuk Sekolah Inspektur Polisi (SIP) angkatan ke-49.

Baca Juga: Potret Kehidupan Santri di Pesantren yang Didirikan eks Napi Teroris

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya