Masjid Ini Tetap Kokoh Berdiri Walaupun Sudah 2 Kali Diterjang Tsunami

Warga mandailing natal anggap Masjid Nurul Iman istimewa

Mandailing Natal, IDN Times - Hari ini, 26 Desember 2022, tepat 18 tahun tragedi Tsunami Aceh. Kala itu Banda Aceh dan sekitarnya luluh lantak dihantam gelombang tsunami.

Namun beberapa keajaiban terjadi, di antaranya ada masjid yang tetap berdiri kokoh meski dihantam tsunami, sedangkan rumah di sekelilingnya rata dengan tanah.

Tsunami kala itu tidak hanya dirasakan di Aceh saja, Mandailing Natal juga meresakan imbasnya.

Uniknya, ada masjid di Kabupaten Mandailing Natal ini sudah dua kali diterjang tsunami namun tetap berdiri kokoh. Yuk simak pengakuan warga.

1. Dihantam tsunami tahun 2004 dan 2005

Masjid Ini Tetap Kokoh Berdiri Walaupun Sudah 2 Kali Diterjang TsunamiMasjid Nurul Iman di Tabuyung yang diterjang tsunami pada 2004 (Dok Antara Sumut)

Masjid Nurul Iman di Desa Tabuyung, Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandaling Natal (Madina), Sumatera Utara menjadi saksi bisu keganasan tsunami.

Bukan satu kali, masjid ini sudah dua kali diterjang tsunami tetapi tetap kokoh berdiri. Yakni saat gelombang tsunami menghantam Aceh pada 2004 dan Nias pada 2005.
 
Bagi masyarakat di desa itu, masjid yang didirikan pada 1980-an itu sangat istimewa.

2. Gelombang tsunami Aceh tahun 2004 mencapai 8 meter

Masjid Ini Tetap Kokoh Berdiri Walaupun Sudah 2 Kali Diterjang Tsunami(Tsunami Aceh) Wikipedia.org/U.S. Navy photo by Photographer's Mate 2nd Class Philip A. McDaniel

Pada peristiwa tsunami Aceh dan Nias, tidak ada bangunan Masjid Nuru Iman yang rusak, padahal jarak antara masjid dengan laut hanya sekitar 200 meter.

Saat gelombang tsunami datang, hampir seluruh rumah penduduk di kampung itu disapu bersih air laut.

Ajaibnya, masjid tersebut tidak tersentuh oleh air laut. Sejumlah masyarakat yang nekat lari ke dalam mesjid tidak merasakan tinggi dan derasnya gelombang tsunami.

Padahal, tinggi gelombang tsunami pada 26 Desember 2004 itu mencapai 8 meter. 

Ketika gelombang tsunami surut, masyarakat melihat hampir seluruh pemukiman penduduk rata dengan tanah, kecuali Masjid Nurul Iman.

Di dekat mesjid itu bersandar kapal yang ikut terseret gelombang tsunami, namun juga tidak merusak bangunan mesjid.

Di dalam masjid saat itu hanya ada orang buta yang sengaja diungsikan keluarganya ke dalam masjid pada saat gelombang pasang mulai naik.

3. Tsunami Nias tahun 2005 lebih menakutkan

Masjid Ini Tetap Kokoh Berdiri Walaupun Sudah 2 Kali Diterjang TsunamiMasjid Nurul Iman Mandailing Natal Selamat dari Tsunami (Dok IDN Times)

Peristiwa yang sama juga dirasakan masyarakat pada saat tsunami di Pulai Nias pada 28 Maret 2005.

Jika tsunami Aceh dirasakan pada sore hari, namun pada saat tsunami di Nias dirasakan masyarakat pada malam hari, tepatnya sekitar pukul 22.00 WIB.

Saat itu, masyarakat merasakan gempa yang kencang.

Khawatir akan terjadi tsunami, masyarakat yang masih trauma dengan tsunami Aceh langsung berkemas dan keluar rumah serta lari mencari tempat aman.

Tak lama setelah masyarakat keluar rumah, gelombang tsunami langsung datang dan kembali menyapu bersih rumah penduduk di kampung itu.

Namun Masjid Nurul Iman tidak rusak sama sekali.

"Masjid ini dua kali menjadi saksi sejarah peristiwa tsunami di desa kami yakni tsunami Aceh dan tsunami Nias," ujar Zulkifli Batubara, salah seorang warga beberapa waktu lalu.

Menurutnya, yang lebih menyeramkan adalah tsunami di Nias, karena kejadiannya pada malam hari. Saat itu dia dan anggota keluarganya berencana mau tidur. Namun tiba-tiba dirasakan gempa yang kencang.

"Spontan kami berkemas dan lari dari rumah, karena kami trauma dengan kejadian yang pertama," tuturnya.

Baca Juga: 18 Tahun Tsunami Aceh, Mengenang 22 Jurnalis yang Berpulang

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya