Ada Operasi Katarak Gratis, Ratusan Warga Padati RS Bhayangkara Tapsel

Kabid Dokkes Polda Sumut geber kerja sama dengan BPJS

Tapanuli Selatan, IDN Times - Jam masih menunjukkan pukul 7 pagi. Namun Rumah Sakit Bhayangkara Batangtoru, Tapanuli Selatan sudah dipadati oleh ratusan warga.

Petugas kesehatan, personel kepolisian, dan relawan kesehatan terlihat sibuk melayani warga yang sudah datang. Ada yang harus dipapah, ada yang menggunakan tongkat dan ada juga yang tak bisa lagi melihat dan menggunakan kursi roda.

Ternyata rumah sakit ini sedang menggelar Operasi Katarak Gratis hasil kerja sama dengan PT Agincourt Resources (PTAR) pengelola Tambang Emas Martabe.

Tercatat ada sekitar 170 pasien yang mendaftar pada hari pertama untuk mengikuti operasi katarak gratis. Berasal dari Panyabungan, Padangsidimpuan, Batangtoru, dan Muara Batangtoru.

Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Batangtoru, Penata Satu Dr. Tommy Rivelino, Sp.B mengaku senang dengan kerja sama Operasi Katarak Gratis ini. Menurutnya ini adalah Program yang kedua kali digelar di RS ini.

Setelah operasi katarak hari ini selesai, akan dilaksanakan kontrol satu hari kemudian.

Bagi pasien di Batangtoru akan diminta pulang dan kembali lagi ke RS Bhayangkara besok. Sedangkan pasien dari Sidimpuan dan Panyabungan akan menginap di RS Bhayangkara. Akan dilakukan pembukaan perban bersama-sama besok.

Menurutnya target awal operasi katarak gratis ini 600 orang. Sementara ini ada 170 pasien yang mendaftar hari ini.

"Kalau ini berjalan baik, mudah-mudahan PTAR akan menjalin kerja sama lagi bersama kita untuk tahun berikutnya," katanya.

Sejak 2011 Tambang Emas Martabe menggelar Bakti Sosial Operasi Katarak untuk masyarakat katarak tidak mampu. Namun, selama 3 tahun berturut-turut yaitu 2019, 2020, dan 2021 Bakti Sosial Operasi Katarak ditiadakan karena pandemi Covid-19. Total sudah 7 kali PTAR mengadakan operasi katarak.

Sejak tahun 2011 hingga saat ini, operasi katarak yang digelar PTAR telah menyembuhkan 8.118 mata katarak pada 7.131 orang. Kami pernah mengobati katarak yang terjadi pada bayi berusia 8 bulan, hingga mengobati katarak pada orang tua berusia 108 tahun.

Untuk Operasi Katarak yang ke-8 tahun dengan tema serupa seperti tahun-tahun sebelumnya yakni “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia,” PTAR menargetkan bisa mengoperasi 600 mata.

Operasi katarak tahun ini dipusatkan di dua lokasi yakni RS Bhayangkara Batangtoru, Tapanuli Selatan dan RS Khusus Mata Mencirim 77 di Medan.

Di RS Bhayangkara Batangtoru operasi katarak digelar satu kali lagi, yaitu 15 Oktober 2022.

Sedangkan Di RS Khusus Mata Mencirim 77 Medan akan diselenggarakan pada 22 Oktober, 12 November, dan 23 November 2022.

Ada Operasi Katarak Gratis, Ratusan Warga Padati RS Bhayangkara TapselEvaliani bersama bayi perempuannya bernama Mutiara Nurolivia yang masih berumur 1 tahun penderita katarak (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Salah satu pasien operasi Katarak Gratis adalah Mutiara Nurolivia, balita berusia 1 tahun. Ibunya, Eva datang ditemani oleh suami dan putra sulungnya ke RS Bhayangkara untuk ikut program Operasi Katarak Gratis ini.

Sembari menunggu antrean untuk konsultasi, Eva bercerita anak keduanya ini sudah mengalami kebutaan sejak lahir. Setelah diperiksa ke dokter, ternyata penyebab Mutiara tidak bisa melihat adalah katarak.

"Dari lahir sudah tahu Mutiara tidak bisa melihat, kata bidan itu biasa, kalau dua minggu tetap tidak bisa melihat harus dibawa ke dokter. Setelah dua minggu dan tetap tidak bisa melihat akhirnya kami bawa ke dokter, kata dokter itu katarak, walaupun langka, tapi memang ada bayi terkena katarak dari lahir," katanya.

Setelah mendengar penjelasan dokter, Eva dan suami membawa Mutiara berobat kemana-mana. Mulai dari pengobatan tradisional, bidan hingga dokter. Namun tidak membuahkan hasil. Solusinya, kata dokter, harus dioperasi.

Beberapa hari lalu, teman Eva pun memberi kabar ada operasi katarak gratis di Batangtoru. Ia langsung mendaftarkan anaknya. Pada sesi pemeriksaan dokter membenarkan bahwa katarak Mutiara harus segera dioperasi.

Suami dan dua anaknya pun datang ke rumah sakit. Mereka naik sepeda motor sekitar 30 menit dari Desa Terapung, Kelurahan Hutaraja, Kecamatan Muara Batangtoru menuju RS Bhayangkara Batangtoru.

"Mudah-mudahan bisa segera dioperasi dan Mutiara bisa melihat dunia, bisa bermain seperti bayi-bayi lain," ungkap ibu 25 tahun ini.

Selama ini, katanya, Mutiara hanya merangkak dan bermain di rumah saja. Mutiara tidak bisa jauh dari ibunya dan mengenali orang hanya mengandalkan pendengaran saja.

"Semoga operasinya berhasil," pungkasnya.

Setelah dicek dokter mata di RS Bhayangkara, Mutiara akan menjalankan operasi di Kota Medan. Karena masih anak-anak dan selama operasi harus dibius total. Tindakan operasi seperti ini hanya bisa dilakukan di Kota Medan. Eva dan Mutiara langsung diberangkatkan ke Kota Medan sore ini.

Senior Manager Corporate Communications PTAR, Katarina Siburian Hardono mengatakan Eva dan keluarga tak perlu khawatir. Sebelumnya Tambang Emas Martabe juga pernah menerima pasien operasi katarak gratis bayi berusia 8 bulan. Operasi berjalan lancar dan kini si anak bisa melihat lagi.

"Gak usah takut, dulu ada pasien 8 bulan dan bisa dioperasi. Sekarang dia sudah sekolah seperti anak lainnya," ujar Katarina menghibur Eva di ruang tunggu pemeriksaan.

Menurut Katarina, Operasi Katarak Gratis ini merupakan yang kedelapan kali dilaksanakan. Sedangkan kerjasama dengan RS Bhayangkara ini merupakan yang kedua kali.

Ia mengaku sangat gembira melihat antusias masyarakat mengikuti operasi katarak gratis ini. Program ini sempat terhenti selama pandemi COVID-19 dan tahun ini akhirnya bisa digelar kembali.

"Pada operasi katarak gratis hari ini ditangani oleh RS Mata mencirim 77 dan dari RS Bhayangkara Batangtoru. Saya ucapkan terima kasih juga pada relawan internal, relawan eksternal dan berbagai pihak yang membantu. Progam ini dalam rangka mendukung pemerintah untuk membebaskan masyarakat dari kebutaan akibat katarak," ungkapnya.

Sebagai informasi, berdasarkan hasil survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RABB) tahun 2014–2016 menunjukkan bahwa prevalensi kebutaan di lndonesia mencapai 3 persen.

Sebanyak 77,7 persen penyebab utama kebutaan dan gangguan penglihatan terbesar adalah katarak yang tidak dioperasi. Sementara, prevalensi kebutaan akibat katarak di Indonesia 1,9 persen.

Di Sumatra Utara, hampir 80 persen kebutaan pada penduduk usia 50 tahun ke atas disebabkan katarak yang tidak dioperasi.

Ada Operasi Katarak Gratis, Ratusan Warga Padati RS Bhayangkara TapselOperasi Katarak Gratis digelar oleh PT Agincourt Resources (PTAR) selaku pengelola Tambang Emas Martabe di RS Bhayangkara Batangtoru, Tapsel, Rabu (14/9/2022) (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Kabid Dokkes Polda Sumut, Kombes Pol drg Agustinus Mulyanto Hardi mengatakan, setelah menggelar Operasi Katarak, keesokan harinya dilakukan pembukaan perban pasien katarak dan Serah Terima Bantuan Bangunan Fasilitas Penunjang oleh PTAR kepada RS Bhayangkara Batangtoru.

Di antaranya gedung radiologi, instalasi pengolahan air limbah (IPAL), dan kamar jenazah senilai total Rp690 juta yang diberikan oleh PTAR.

"Jadi RS Bhayangkara nanti akan semakin lengkap. Untuk alatnya kami sudah minta bantuan dari Mabes Polri," katanya.

Agus juga mendorong Kepala RS Bhayangkara Batangtoru untuk segera mengurus kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Sehingga anggota BPJS bisa memanfaatkan fasilitas rumah sakit.

"Ini namanya saja Rumah Sakit Bhayangkara, namun rumah sakit ini untuk melayani semua pihak, anggota Polri, TNI, masyarakat, dan juga karyawan PTAR. Saya apresiasi pelaksaan acara hari ini," ungkapnya.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf Kapolda Sumut tidak bisa hadir pada acara ini dikarenakan sedang menghadiri acara dengan BPK di Kota Medan.

Ada Operasi Katarak Gratis, Ratusan Warga Padati RS Bhayangkara TapselAsnan Tanjung, Penerima Manfaat Operasi Katarak Gratis tahun 2017 (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Asnan Tanjung, Penerima Manfaat Operasi Katarak Gratis tahun 2017 mengatakan sangat bersyukur bisa mengikuti operasi katarak gratis dari Tambang Emas Martabe.

Nek Asnan berasal dari Ujung Padang, Padangsidimpuan. Ia menderita katarak di kedua matanya.

"Sebelum operasi saya dagang ke pekan, karena dagangan itu ga nampak, barang dagangan busuk ga nampak, kasih uang pun salah-salah. Bayar ongkos becakpun mau keliru karena dua-dua mata udah katarak," katanya.

Jadi ia disarankan oleh tetangganya untuk ikut operasi katarak gratis. Nenek 77 tahun ini kemudian mendaftar ke Kodim.

"Jadi dioperasilah saya, satu mata setengah jam. Setelah operasi Alhamdulillah terang semua. Setelah perban dibuka bisa lihat terang lagi," jelasnya.

"Abis tu satu bulan penuh saya perawatan satu bulan. Tidak boleh kena debu, kena matahari. Sekarang udah terang. Udah bisa jualan lagi, udah bisa baca dan ngaji lagi," ungkapnya lagi.

"Terima kasih pada tambang emas martabe yang udah gelar operasi ini. Jangan takut, operasinya ga sakit," tambah Nek Asnan.

Dokter Syarifuddin A, SpM Kepala Rumah Sakit Mata Mencirim 77 Medan menjelaskan katarak adalah proses penuaan, bisa disembuhkan jika masyarakat tidak takut berobat.

Menurutnya katarak itu artinya di mata pasien ada warna putih yang menghalangi penglihatan, cahaya masuk dan itu terjadi karena proses umur.

"Pasien suka takut, padahal sudah tidak bisa melihat lagi. Jadi katarak itu ga ada obatnya selain operasi. Dokter di manapun, solusinya adalah operasi,'' katanya.

Lantas apakah operasi selalu berhasil? Menurutnya jika syaraf matanya tidak akan masalah, akan bisa melihat lagi. Namun bisa gagal jika ada penghalangnya, misalnya karena diabetes, sarafnya memang rusak dan lain sebagainya.

Menurutnya 80 persen kebutaan terjadi karena katarak. Setelah operasi, jalani masa penyembuhannya satu bulan maka akan sembuh.

Namun ada beberapa larangan usai operasi yang harus ditaati. Yaitu tidak boleh terkena air selama satu minggu, tidak boleh kena debu, tidak boleh mengucek mata, dan tidak boleh meneteskan obat sendiri.

Selain itu, saat ini katarak pada anak juga mulai banyak terjadi. Biasanya kalau anak-anak harus dibius terlebih dahulu di RS.

"Selama retina atau sarafnya tidak ada masalah, peluang sembuh itu sama. Penyebab katarak itu pada umumnya karena usia. Namun katarak bermacam-macam, ada yang di pinggir, di tengah. Yang jelas kepada penderita katarak jangan takut untuk operasi agar bisa melihat lagi, buka mata, dan lihat indahnya dunia," pungkas Dokter Syarifuddin.

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya