TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rajin Jajan, Azzam Bocah 10 Tahun Kini Punya Berat Badan 71 Kg

Tidak pernah mengeluh sakit dan dicek kesehatan

Anak yang alami obesitas di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Medan, IDN Times - Seorang bocah berusia 10 tahun melayangkan senyumannya saat hendak turun dari sepeda motor pada IDN Times. Ia bernama Azzam, salah satu dari sekian anak-anak yang mengalami obesitas di Kelurahan Sei Mati, Medan Maimun.

Siang itu, ia mengenakan kaos tanpa lengan berwarna putih. Penumpukan lemak tampak jelas di badannya. Namun, wajah cerianya mengalihkan semua.

Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi dan itu harus jadi perhatian.

1. Bobot Azzam bertambah saat lepas ASI dari orangtuanya

Anak yang alami obesitas di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Dari cerita Azzam, ia bisa mengalami kenaikan berat badan berawal saat sang Ibu melepas ASI. “Kalau kata bunda pas lepas ASI,” ucap bocah 10 tahun ini.

Di usianya yang 10 tahun ini, Azzam memiliki bobot mencapai 71 kg dan ia merasa tidak pernah memiliki keluhan pada kesehatan. Meskipun, terlihat sedikit sesak saat berbicara.

Sementara, untuk pola makan, dikatakannya bahwa lebih suka jajan dan meminum es. “Biasa jajan dan minum es. Kadang gak makan, jajan aja,” ungkapnya.

Saat ini, Azzam sudah duduk di bangku kelas 5 SD, dan untuk asupan nasi sangat jarang dicerna sejak kelas 1 SD. Makanan yang paling disukai roti, seperti paha ayam dan minum es.

Azzam mengakui tak pernah dibawa cek kesehatan oleh orangtuanya. Apalagi untuk diet. Meski berat badan bocah ini 71 kg, ia tampak aktif bermain bola dan tak mengalami kesulitan sama sekali dalam beraktivitas.

“Paling dibilang kawan, kok gemuk kali,” katanya.

2. Anita tidak pernah periksa kesehatan 3 anaknya yang alami obesitas

Ilustrasi timbangan berat badan (IDN Times/Umi Kalsum)

Hal yang sama juga dirasakan oleh Rendi dan Mei-Mei. Anak dari Anita yang merupakan warga Sei Mati.

Anita mengatakan bahwa ia memiliki tiga anak,dua laki-laki dan seorang perempuan dengan berat badan tak seperti anak pada umumnya. “Berat badannya gak tahu, gak pernah ditimbang,” ucapnya.

Ketiga anaknya bernama Dimas Pratama usia 15 tahun, Rendi berusia 12 tahun dan Mei-Mei usia 10 tahun.

Untuk menafkahi 3 anaknya, Anita berjualan di lampu merah persimpangan Jalan Juanda.

“Kadang jualan tisu, bendera, kadang kacang. Tergantunglah, kalau ada modal jual kacang,” ujarnya yang saat ini berstatus single parent.

Ia mengatakan di antara 3 anaknya yang sangat terlihat obesitas adalah Rendi anak nomor 2, dengan bobot sekitar 50 kg.

Saat ini, ketiga anaknya tidak satupun yang sekolah. Namun, akan berencana pindah ke Batam untuk menyekolahkan anaknya.

“Itulah rencana mau balik lagi ke Batam, di Medan sudah 2 tahun lebih selama COVID,” ungkapnya yang sudah tamat sekolah merantau ke Batam.

Anita mengatakan anak-anaknya mengalami obesitas sejak kecil, dan tak pernah mengeluh rasa sakit apapun. Seperti Rendi yang sejak 5 tahun.

Untuk pola makan, Anita mengakui tak teratur dikarenakan faktor ekonomi. “Tergantung kalau ada rezeki makannya normal 3 kali sehari, kalau gak ada ya udah sekali aja,” jelasnya.

Anita mengatakan hingga saat ini ketiga anaknya tidak pernah diperiksa atau dicek kesehatannya.

Baca Juga: Hari Diabetes, Diabetasol Gelar Berbagai Kegiatan di Kota Medan

Berita Terkini Lainnya