TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pedagang Bendera Merah Putih di Medan Masih Sepi Pembeli

Puncak pembeli bendera diprediksi tanggal 10 Agustus keatas

Iskandar Koto salah satu pedagang bendera merah putih didepan Makam Pahlawan Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Medan, IDN Times - Momen menjelang perayaan Hari Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia (RI), sejumlah pedagang musiman bendera merah putih beserta umbul-umbul mulai bermunculan.

Mereka seakan-akan berlomba menjajakan barang dagangannya, di sejumlah titik pinggir jalan. Terkhususnya Jalan Sisingamangaraja di sepanjang depan Makam Pahlawan Medan.

Tempat ini menjadi pilihan strategis untuk menargetkan masyarakat pengendara yang kebetulan melintas untuk membeli.

Seperti Iskandar Koto (55), seorang pedagang yang mengakui sudah 20 tahun menjual bendera merah putih tepatnya tahun 2003.

Baca Juga: Maivo Tobing Sosok Penjahit Bendera Merah Putih, Fatmawati Versi Medan

1. Pembeli bendera merah putih masih sepi, jika dibandingkan tahun lalu

Iskandar Koto salah satu pedagang bendera merah putih didepan Makam Pahlawan Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Diungkapkannya pada IDN Times bahwa, penjualanannya untuk bendera merah putih tahun ini masih sepi. Iskandar mulai berjualan sejak tanggal 18 Juli 2023.

“Kadang umbul-umbul 40 lembar, bendera 30 lembar, kadang 10 dan 5. Jadi kalau dirata-ratakan itu bisalah mencapai 30 lembar sehari,” ucapnya.

Jika dibandingkan dari tahun sebelumnya lebih ramai dari tahun sekarang. Ada 6 jenis ukuran bendera merah putih yang dijualnya.

“Tahun semalam dari luar kota banyak beli. Ada di Aceh, Kabanjahe, dan Sidempuan. Mereka langsung beli datang,” ucapnya.

Diakui Iskandar, selama 20 tahun ia sudah memiliki 8 tempat jual bendera merah putih termasuk salah satunya di wilayah Binjai.

2. Selain berdagang bendera, Iskandar merupakan tukang becak

Iskandar Koto salah satu pedagang bendera merah putih didepan Makam Pahlawan Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Selain berdagang musiman ini, Iskandar menyebut bahwa dirinya sebagai tukang becak dan juga guru Tahfiz Al-Qur’an.

“Saya sehari-harinya tukang becak. Asli saya di Sumatera Barat, tapi usia saya lebih banyak di Medan daripada di kampung,” tuturnya yang sudah berdomisili 35 tahun di Medan.

Alasannya masih tetap ingin berjualan bendera merah putih, diakuinya sebagai turut menyemarakkan kemerdekaan Indonesia serta menambah penghasilan.

“Utamanya itu ikut memeriahkan, apalagi ini jualan didepan makam pahlawan jadi ikut meriah,” jelas Iskandar.

Baca Juga: Jelang 17 Agustus, Maivo Kebanjiran Orderan Jahit Bendera Merah Putih 

Berita Terkini Lainnya