TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pro dan Kontra Makan Siang Gratis di Mata Orangtua SD Inpres Medan

Pengamat mengkritik: Makan siang gratis, apa urgensinya?

ilustrasi seorang anak perempuan sedang menulis(pexels.com/RDNE Stock project)

Medan, IDN Times - Program makan gratis yang dicanangkan oleh, Calon Presiden nomor urut 2 yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sejak kampanye ini menimbulkan pro dan kontra ditengah masyarakat.

Sebab, hal ini diisukan akan dipotong dengan dana BOS. Ada warga yang mendukung tetapi juga memberikan kritikannya.

Berikut cerita para orangtua yang anaknya duduk di bangku SD Inpres (Sekolah Dasar Instruksi Presiden) di Medan.

1. Bantuan makan gratis jangan dipotong dari dana BOS

ilustrasi makan bersama keluarga (pexels.com/Julia M Cameron)

Seperti Sri Purnama sebagai salah satu orangtua Kila di Sekolah Dasar Inpres Medan, ia yang mendukung program makan gratis yang sudah diketahuinya dari sosial media.

Saat mendengar itu, dia menilai bahwa program itu bagus karena memang banyak diharapkan masyarakat.

“Ya bagus, untuk menunjang gizi anak. Tapi kalau ada pemotongan dana BOS itu bukan gratis,” katanya.

Selama anaknya bersekolah di SD Inpres, dia pernah menerima bantuan dana BOS hanya sekali.

Kemudian, dia mengatakan bahwa saat putrinya duduk di kelas 1 pernah juga mendapatkan makan gratis. Artinya, sekitar 5 atau 6 tahun yang lalu sudah pernah ada makan gratis untuk anak sekolah inpres. Namun, dia tidak mengetahui apakah bantuan tersebut dari Pemerintah atau donatur dari pihak swasta.

“Pernah dapat makan gratis selama 3 atau 4 bulan, ada susunya ada buahnya. Lengkap 4 sehat 5 sempurna dari sekolah. Tapi gak tahu itu bantuan dari siapa. Waktu itu tidak dikenakan biaya 100 persen gratis, sekarang gak pernah lagi,” tambahnya.

Dia berharap bantuan makan gratis tidak dipotong dari dana BOS.

“Kalau memang gratis, ya gratis saja. Jangan dipotong-potong lagi. Karena dana bos ini bisa untuk kebutuhan yang lain, kayak buku, sepatu dan lainnya. Tapi kalau dikurangi untuk makan bagus masak sendiri,” jelasnya.

2. Dikhawatirkan makan gratis tidak tepat sasaran

Siswa SD di Banjarmasin makan siang bersama.

Hal yang sama juga dikatakan Is, ayah dari anak yang juga bersekolah di SD Inpres. Dia mengatakan program ini didapat dari informasi media sosial.

"Kali programnya betul, didata betul dan yang didapat itu adalah orang-orang yang betul itu tidak salah (tepat sasaran),” katanya.

Dia mengkhawatirkan bantuan makan gratis yang diwacanakan ini tidak tepat sasaran.

“Kalau memang ini akan diwacanakan, diharpakan pemerataan dan juga makanannya harus benar sehat. Jangan pula dimakan besok anak-anak jadi mencret,” kata Is.

Sementara itu, terkait pemotongan dana bos untuk program makan gratis, Is menilai tidak usah ada program makan gratis.

“Bagus makan siang gak usah daripada dana bos dipotong,” tuturnya.

Dia mengatakan anaknya sama sekali tidak pernah mendapatkan dana BOS.

“Itu yang saya bilang salah sasaran, jadi yang dapat itu-itu saja,” tutupnya.

Berita Terkini Lainnya