Medan vs Plastik, Giat Konservasi Indonesia Hijaukan Pesisir Sumut
Ajak ratusan anak muda merestorasi mangrove di pesisir Sumut
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Deli Serdang, IDN Times - Keberadaan sampah plastik di dunia mengganggu kehidupan manusia dan semua spesies yang hidup di bumi. Sekitar 8,3 milyar metrik ton plastik diproduksi sejak tahun 1950-an, serta 79 persen dari plastik itu masih ada di lingkungan kita hidup.
Diperkirakan 75 dari 199 juta ton plastik ada di samudra dan dalam bentuk partikel ditemukan pada terumbu karang, yang merupakan rumah bagi banyak ikan. Tidak sedikit mikro-plastik ditemukan di perut ikan yang menjadi konsumsi manusia.
Dilansir dari website earthday.org, di dunia setiap menit, 1 juta botol plastik dibeli dan sejumlah 5 juta tas plastik dipakai setiap tahun. Kondisi tersebutlah yang melahirkan gagasan global networking melalui aksi lingkungan di hari bumi 2024 dengan mengusung tema Planet vs Plastik.
Yayasan nasional yakni Konservasi Indonesia (KI) berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumber Daya Perairan (IMASPERA) USU memeringati gerakan serentak Hari Bumi 2024 pada Sabtu (27/04/2024). Mereka juga merangkul beberapa lembaga seperti Dinas Kelautan dan Perikanan Sumut, Dinas LHK, Green Justice Indonesia, Orangutan Information Center, Yayasan Gajah Sumatra (YAGASU), Yayasan Konservasi Pesisir Indonesia (YAKOPI) dan turut melibatkan 150 mahasiswa USU.
"Kami bekerjasama dengan banyak pihak termasuk USU dalam giat restorasi mangrove. Kami memilih menggagas aksi di Kecamatan Pantai Labu, karena mitra yang ingin berkolaborasi juga telah melakukan kegiatan di sini sebelumnya," kata Wira Ary Ardana
selaku Sundaland Landscape Manager Konservasi Indonesia.
1. Konservasi Indonesia libatkan ratusan mahasiswa USU dalam giat konservasi mangrove
Konservasi Indonesia sendiri merupakan yayasan nasional, yang mendukung agenda pemerintah dalam setiap kerjanya, dengan fokus pada perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan alam di Indonesia secara berkelanjutan. Bekerjasama dengan mitra yang strategis, Konservasi Indonesia mengejar tujuan untuk memberikan dampak positif dalam jangka yang panjang bagi masyarakat, terutama generasi muda sebagai penerus bangsa.
"Kami melibatkan 150 mahasiswa sumber daya perairan USU untuk meneruskan konsistensi dan usaha restorasi mangrove di pesisir khususnya pantai Sei Tuan," ujarnya.