UMKM Binaan BRI Sulap Batok Kelapa Jadi Kerajinan Tangan
Berdayakan 26 perempuan di Banjar Dinas Waliang, Karangasem
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Batok kelapa biasanya hanya menjadi sampah atau limbah yang tidak terpakai. Namun di tangan perempuan-perempuan Banjar Dinas Waliang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, batok kelapa disulap menjadi kerajinan tangan.
Para perempuan hebat ini tergabung dalam Kelompok Usaha Sinar Mulia Abadi, salah satu klaster usaha binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Sudah berdiri sejak 2008 silam, kini kelompok usaha perempuan tersebut telah berhasil memberdayakan 26 perempuan untuk menghasilkan kerajinan tangan dari bahan dasar batok.
Yuk simak kisahnya:
1. Bermula dari keprihatinan terhadap kondisi perekonomian warga kampung
Ketua kelompok usaha perempuan Sinar Mulia Abadi A.A Ayu Mahesarani Karang mengatakan kelompok usaha ini dibentuk karena kondisi ekonomi warga di sekitar kampungnya yang memprihatinkan.
Tak ingin melihat mereka makin terpuruk, Rani pun mengumpulkan para perempuan di kampungnya dan memberdayakan mereka untuk ikut serta dalam berkarya dan berdikari.
Menariknya, kelompok usaha perempuan yang dibangun oleh Rani ini ternyata memanfaatkan limbah batok kelapa sebagai produk utamanya. Limbah batok kelapa menjadi pemandangan yang umum di sekitar tempat tinggalnya.
Hanya saja, limbah tersebut tidak diolah kembali dan hanya dijual mentah-mentah ke Pulau Jawa dengan harga yang sangat murah. Sehingga, keuntungan yang didapatkan para warga pun juga terbilang sangat sedikit.
Menyadari keadaan ini, Rani kemudian mencari cara bagaimana agar nilai jual batok kelapa tersebut bisa meningkat dan memberikan keuntungan.
“Untuk meningkatkan nilai jual dari limbah batok kelapa, kami berinisiatif untuk mengolahnya kembali menjadi sebuah kerajinan tangan. Misalnya saja seperti tempat tisu, tempat permen, keranjang buah atau tempat sesajen upacara. Selain itu, produk-produk yang dihasilkan tersebut juga dapat menyesuaikan permintaan dari para konsumen. Jadi, apa yang para pembeli mau, nanti kami buatkan,” ujarnya.
Di sisi lain, ragam produk yang dibuat oleh kelompok usaha perempuan Sinar Mulia Abadi ini kebanyakan dijual dengan sistem by reseller. Namun, tak sedikit pula dari para anggotanya yang menjajakan secara langsung dari satu tempat ke yang lainnya.
“Untuk pemasaran, sampai saat ini masih berpusat di Pulau Bali saja. Tetapi, kami juga pernah mendapatkan pesanan hingga ke Pulau Jawa dan Sulawesi,” tambahnya.