Bank Mestika Kunjungi Petani dan Pengrajin Gula Aren di Deli Serdang
Banyak penjual gula aren memilih menjual nira saja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Deli Serdang, IDN Times - Bank Mestika mengunjungi petani dan pengrajin Gula Aren di Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumut, bukti kepedulian perusahaan itu terhadap program ekonomi berkelanjutan di sekitar perusahaan.
"Senang bisa melihat kebun Aren dan sekaligus pengolahan Gula Aren petani di Kutalimbaru. Ternyata potensinya cukup besar untuk mendukung perekonomian Sumut, " ujar Sekretaris Perusahaan PT Bank Mestika Dharma, Suharto Kurniawan, Kamis (27/7/2023).
Kunjungan ke petani dan penghasil Gula Aren di Kutalimbaru setelah sebelumnya berbincang-bincang dengan Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Aren Indonesia (DPW AAI) Sumut yang diketuai Edi Koesriadi mengenai tanaman dan produksi Gula Aren yang masih diselimuti banyak masalah di tengah potensi yang cukup besar dari tanaman itu.
Menurut Suharto Kurniawan, dari hasil kunjungan, Bank Mestika melihat potensi besar untuk bisnis tanaman dan gula aren.
Potensi besar itu mengacu pada kebutuhan Gula Aren yang terus meningkat di dalam negeri sejalan dengan pola hidup sehat, tetap tingginya kebutuhan produk kecap dan menjamurnya bisnis cafe yang menjual kopi.
Cukup banyak konsumen yang lebih menyukai jika meminum kopi dengan Gula Aren.
"Potensi itu menjadi bertambah besar karena adanya peluang ekspor Gula Aren disamping untuk memenuhi kebutuhan domestik," katanya.
1. Perlu duduk bersama untuk mengangkat potensi ekonomi berkelanjutan Aren
Dari hasil kunjungan itu juga disimpulkan, potensi ekonomi yang cukup besar tersebut belum diikuti dengan kemampuan sumber daya manusianya (petani) dan dukungan peralatan pengolahan yang memadai.
Termasuk tidak adanya data akurat tentang jumlah produksi Aren dan Gula Aren itu.
Pengrajin Gula Aren misalnya, kata dia, mengolah Gula Arennya dengan peralatan yang sederhana dengan kebersihan di sekitar tempat memasak yang belum terjaga.
"Yang lebih mengkhawatirkan, pengrajin menggunakan kayu yang ditebang dari pohon-pohon produktif yang ada di sekitar tempat produksi. Cara itu berisiko merusak lingkungan," ujar Suharto yang didampingi Kepala Seksi Corporate Secretary PT Bank Mestika Dharma, Tbk Doris Thianne.
Sebagai salah satu perusahaan perbankan yang memiliki reputasi baik dan telah berstatus perusahaan terbuka, katanya, Bank Mestika sangat peduli dengan kelestarian lingkungan, ketahanan dan keberlanjutan ekonomi para pelaku usaha mikro dan kecil.
Selain pentingnya untuk mencari solusi bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan, Suharto menilai perlu difikirkan juga untuk membuat rumah produksi/rumah memasak gula aren bersama dengan lokasi yang tidak jauh dari rumah/kebun Aren para petani agar biaya produksi lebih efisien.
Pemasaran yang belum bisa meluas dengan kemasan yang masih sangat sederhana itu juga harus menjadi perhatian.
Untuk itu, katanya, perlu duduk bersama semua pemangku kepentingan untuk bisa mengangkat potensi ekonomi berkelanjutan dari Aren itu.
Baca Juga: PSMS Nego Striker Asing di Jakarta, Bek Portugal Masih Tes Kesehatan