Atasi Begal dan Masalah Sosial, Berdayakan 27 Ribu PSM di Sumut
Peran pekerja sosial masyarakat jangan diabaikan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Kasus begal, narkoba dan masalah sosial yang memburuk baik di Medan dan wilayah lainnya di Sumatera Utara menjadi bukti pilar-pilar sosial di kehidupan masyarakat Sumatera Utara tidak bersinergi dengan baik.
Sejumlah organisasi sosial berjalan sendiri-sendiri, bahkan hancur padahal organisasi sosial adalah sumber daya manusia yang sangat besar pengaruhnya untuk membantu pemerintah dalam penanganan masalah sosial.
“Pekerja Sosial Masyarakat atau PSM di bawah naungan Kementerian Sosial di Sumatera Utara jumlahnya sekitar 25 ribuan, harus diberdayakan maksimal dan didukung pemerintah kabupaten/ kota karena PSM bisa menjadi ujung tombak untuk menggerakkan kepedulian di masyarakat,” kata Ketua Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Sumatera Utara, Muchrid “Coki” Nasution usai memimpin rapat persiapan pelantikan pengurus IPSM Sumut periode 2023-2028 di Medan, Senin (31/7/2023).
1. Jumlah PSM di tiap kelurahan/desa ada 5 orang
Dijelaskan Muchrid Nasution, efek negative akibat tidak terbinanya organisasi sosial termasuk bentukan pemerintah, hal paling urgen dalam kehidupan bermasyarakat seperti kepedulian dan semangat gotong royong kini terancam punah.
“Jika kepedulian tinggi, kasus narkoba dan kemiskinan yang menjadi sumber utama penyebab begal bisa diantipasi lebih cepat. Setidaknya Pekerja Sosial Masyarakat sudah menemukan masalah sosial itu dan menjadi inisiator mencari solusi dengan instansi terkait,” tambahnya.
Dijelaskan Muchrid, jumlah Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di tiap kelurahan/desa ada 5 orang. Dengan wilayah Sumatera Utara meliputi 25 kabupaten, 8 kota, 325 kecamatan, dan 5.456 kelurahan/desa setidaknya ada 27.260 PSM yang sudah menjalani pelatihan dan pengembangan kemampuan administrasi dan teknis di bidang kesejahteraan sosial.
“Itu kekuatan luar biasa. Sayangnya, kekuatan seperti ini kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah kabupaten/kota. Nasib serupa juga dialami banyak organisasi sosial lainnya. Kita berharap seluruh pemerintah kabupaten/kota di Sumatera Utara lebih focus melakukan pembinaan akar rumput agar permasalahan sosial yang terjadi tidak berkembang menjadi tindak criminal dan pengrusakan generasi muda yang tak terkendali,” tegasnya.
Baca Juga: Ini Jadwal Turnamen Pramusim Edy Rahmayadi Cup 2023 di Stadion Teladan