Selain Tiongkok, RI Juga Kerja Sama Cari Vaksin dengan Korea Selatan

Proposal kerja sama juga dilayangkan ke Norwegia

Jakarta, IDN Times - Selain menjalin kerja sama dengan Tiongkok dalam mencari vaksin, Indonesia juga membangun kemitraan dengan Korea Selatan. Kerja sama dengan negeri ginseng dijalin antara PT Kalbe Farma dengan Genexine. 

Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dengan mulai dilakukannya uji klinis vaksin kepada manusia, maka akan menjadi game changer untuk mempercepat proses pemulihan pandemik. 

"Vaksin adalah game changer yang akan menjadi titik tolak pemulihan pandemik COVID-19. Secara konsisten diplomasi Indonesia bergerak cepat dalam membantu tercukupinya kebutuhan alat kesehatan, obat-obatan dan vaksin," ungkap Menlu Retno ketika menggelar keterangan pers virtual pada Kamis, 23 Juli 2020 dan disiarkan di akun YouTube Kemenlu. 

Ia juga menjelaskan selain dengan Korsel, Indonesia juga bekerja sama mencari vaksin bersama-sama dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations yang bermarkas di Norwegia. Bagaimana perkembangan vaksin yang dikembangkan oleh Korsel?

1. Kalbe Farma akan jalani kerja sama PT Genexine Inc Korea Selatan

Selain Tiongkok, RI Juga Kerja Sama Cari Vaksin dengan Korea SelatanMenteri Luar Negeri Retno Marsudi (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Retno mengatakan, PT Kalbe Farma Tbk telah menjalin kerja sama dengan perusahaan bioteknologi Korsel, Genexine Inc, dalam meneliti vaksin menggunakan platform jenis vaksin DNA. Bahkan, ia melanjutkan, KBRI Seoul telah menjalin komunikasi dan berkoordinasi dengan Genexine sejak Juni 2020 lalu. 

"Genexine telah melalukan uji klinis tahap 1 di Korea Selatan hingga Agustus 2020, sedangkan uji klinis tahap 2 direncanakan akan dimulai di Indonesia pada bulan September atau Oktober 2020," ujarnya. 

Baca Juga: Vaksin COVID-19 Hasil Kerjasama RI-Tiongkok Sudah Tiba di Bandung

2. Bio Farma juga akan bekerja sama dengan Norwegia

Selain Tiongkok, RI Juga Kerja Sama Cari Vaksin dengan Korea SelatanHumas Kementerian Luar Negeri

Selain menjalin kerja sama dengan Tiongkok dan Korea Selatan, Indonesia juga melalui Bio Farma menjalin kerja sama pengembangan vaksin COVID-19 dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI) yang bermarkas di Norwegia. Menlu perempuan pertama di Indonesia itu menuturkan, sejak April 2020, KBRI di Oslo, telah memfasilitasi penyampaian proposal Bio Farma kepada CEPI untuk menjajaki peluang kerja sama sebagai mitra pengembangan dan produksi vaksin COVID-19.

"KBRI di Oslo telah lakukan komunikasi yang intensif dan memfasiliatsi pnyampaian proposal kerja sama Bio Farma ke CEPI," tuturnya.

3. Uji klinis vaksin COVID-19 dari Tiongkok ditargetkan selesai Januari 2021

Selain Tiongkok, RI Juga Kerja Sama Cari Vaksin dengan Korea SelatanProf Kusnandi Rusmil, Dosen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran (Dok. IDN Times/Istimewa)

Sebelumnya, Koordinator Uji Klinis Vaksin Virus Corona, Kusnandi Rusmil, menyampaikan bahwa Presiden Jokowi telah mendukung penuh pengujian klinis vaksin COVID-19 dari Perusahaan Tiongkok Sinovac Biotech. Ia mengaku optimistis vaksin bisa selesai diuji pada Januari 2020.

"Kami sangat optimis. Kami rencanakan uji klinis ini selesai bulan Januari. dengan jumlah sampel yang ikut uji klinis ini ada 1.620," kata Kusnandi di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa, 21 Juli 2020. 

Selain itu, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan tugas Bio Farma sendiri adalah memastikan kapasitas produksi vaksin bisa dikelola dengan baik. Hingga kini, Basyir melanjutkan, Bio Farma telah menyiapkan 100 juta dosis vaksin per tahunnya. Nantinya, dosisnya akan dikembangkan menjadi 250 juta dosis per tahun.

"Tapi untuk tahap pertama sesuai target penyelesaian uji klinis Januari, pada saat selesai uji klinis dan izin edarnya keluar, kami sudah menargetkan untuk bisa selesai sekitar 40 juta dosis per tahun," kata Basyir.

4. BPOM jamin protokol uji klinis vaksin valid

Selain Tiongkok, RI Juga Kerja Sama Cari Vaksin dengan Korea SelatanKepala Badan POM Penny Lukito (Dok. Humas Badan POM)

Mengenai uji klinis vaksin tersebut, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito menjamin protokol dalam pengujian klinis vaksin valid. Ia mengatakan, dari BPOM akan mendampingi proses uji klinis, sehingga ada percepatan dalam pemberian izin edarnya.

"Juga secara paralel proses produksi yang akan dilakukan oleh Bio Farma sudah akan kami dampingi dikaitkan dengan fasilitasnya. Sehingga, memang nanti pada saat uji klinis selesai, kami memberikan izin edar, segera bisa kita edarkan, sudah didistribusikan," tutur Penny.

Baca Juga: Laboratorium BPOM Telah Uji 1.065 Sampel COVID-19

Topik:

  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya