Menengok War Room TKN yang Pekerjakan Relawan Lulusan D3 dan S1

Mereka dibayar untuk menginput ratusan ribu data per hari

Jakarta, IDN Times - Pemilu 2019 telah usai. Kini saatnya menunggu penentuan siapakah yang akan menjadi pemenang dalam kontestasi Pilpres dan Pileg.

Meski perhitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum mencapai 100 persen, namun kedua kubu sudah saling klaim satu sama lain sebagai pemenang.

Tidak hanya itu, kubu Prabowo dan juga Jokowi menyebut bahwa di internal mereka memiliki real count tersendiri. Seperti yang dimiliki oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, belum lama ini mereka memperkenalkan kepada publik 'war room' mereka.

War room yang dimiliki oleh TKN ini adalah ruangan penghitungan real seperti yang dimiliki oleh KPU. Lokasinya bertempat di Gran Melia, Jakarta Selatan.

Seperti apa situasi war room TKN Jokowi-Ma'ruf? 

1. Relawan usia 20-21 tahun dan lulusan D3 dan S1

Menengok War Room TKN yang Pekerjakan Relawan Lulusan D3 dan S1IDN Times/Indiana Malia

War room TKN terletak di lantai dasar Gran Melia, tepatnya di ruang Legian. Sebelum memasuki ruangan, di depan pintu sudah ada pihak keamanan hotel yang menjaga ruangan tersebut. Jadi, masalah keamanan memang tidak bisa sembarang orang masuk. Harus yang memiliki ID TKN atau ID Pers.

Lalu, masuk ke dalam ruangan, sudah dipenuhi oleh komputer di sisi kanan dan kiri. Ruangannya memang tidak terlalu besar, tetapi cukup untuk menampung ratusan relawan yang siap menginput data C1.

Tampak terlihat di sisi kanan dan kiri para relawan yang masih terbilang muda tersebut sibuk dengan komputer mereka masing-masing. Satu per satu data C1 mereka input agar bisa dihitung persentasenya.

Koordinator War Room TKN Jokowi-Ma'ruf, Alfati Nova, mengatakan bahwa terdapat 240 relawan yang dipekerjakan untuk menginput data C1 tersebut. Namun, para relawan dibagi menjadi 3 shift. Satu shiftnya selama 8 jam. Dan satu shift diisi oleh 80 orang relawan.

Nova menyampaikan, rata-rata umur para relawan berkisar 20-21 tahun. Mereka adalah lulusan D3 dan S1. Seperti diketahui, syarat untuk menjadi relawan di war room harus merupakan lulusan D3 atau S1.

2. Koordinasi war room dilakukan sejak lama

Menengok War Room TKN yang Pekerjakan Relawan Lulusan D3 dan S1IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Nova menjelaskan, persiapan war room ini memang sejak lama, sekitar 6 bulan. Dan saat H-3 pencoblosan, mereka sudah berkoordinasi dengan para saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

"Jadi gak langsung 813 ribu saksi itu kita koordinir secara pusat, tapi ada koordinator provinsi, ada koordinator kota, kecamatan, nah itu kita bentuk dulu selama 3 hari sebelum Pemilu kemarin," kata Nova di Gran Melia, Jumat (26/4).

3. Relawan dibayar untuk menginput 80 ribu hingga 100 ribu data C1 per hari

Menengok War Room TKN yang Pekerjakan Relawan Lulusan D3 dan S1IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Nova menyampaikan bahwa para relawan yang bekerja di war room memang mendapatkan bayaran. Wajar saja, karena sehari mereka harus menginput 80 ribu sampai 100 ribu data C1 per harinya.

Meski begitu, Nova mengaku memang bayarannya tidak sebanding dengan kerja mereka sehari-harinya. Namun, para relawan tetap ingin bekerja di war room, karena menurut mereka itu adalah pengalaman 5 tahun sekali.

"Tapi itu (bayarannya) mungkin untuk biaya mereka perjalanan. Kan mereka ada yang dari luar Jakarta juga. Terus nge-kos. Habis untuk itulah ya. Tapi mereka bekerja dengan semangat. Mereka merasa ini pengalaman sekali 5 tahun yang gak semua orang bisa dapat," jelas Nova.

Baca Juga: Real Count TKN: Jokowi-Ma'ruf 56,3 Persen, Prabowo-Sandiaga 43,7 Persen

4. Multivitamin hingga pijat terapis disediakan untuk relawan di war room

Menengok War Room TKN yang Pekerjakan Relawan Lulusan D3 dan S1IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Untuk sisi kesehatan dan makanan sendiri, Nova mengaku TKN telah memikirkan hal itu. TKN sudah menyiapkan makan untuk para relawan tiga kali sehari. Selain itu, para relawan juga disiapkan pijat terapis bagi mereka yang sudah pegal karena harus berada di depan komputer dan duduk di kursi selama 8 jam.

"Kemudian kami sediakan multivitamin. Terus makanan dan snack juga berlimpah. Kemudian itu juga ada tim relawan untuk pijat. Jadi kalau mereka pegal-pegal, mereka bisa pijat. Terus ada dokter hotel yang stand by juga. Jadi kalau mulai gak enak badan kita sarankan untuk istirahat," terang dia.

5. Relawan dari luar Jakarta juga ada di war room

Menengok War Room TKN yang Pekerjakan Relawan Lulusan D3 dan S1IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Nova menjelaskan, para relawan tersebut juga berasal dari relawan partai. Cara perekrutannya juga berasal dari jaringan partai. Tidak hanya relawan yang berasal dari Jakarta, relawan yang berasa dari Papua, Sulawesi, dan Sumatera juga ada di war room tersebut.

Nova menyebut, TKN menargetkan real count yang dilakukan di war room bisa lebih cepat dibanding real count KPU. Alasannya, mereka ingin menunjukkan bahwa sistem yang mereka terapkan bisa berjalan dengan baik.

"Kalau misalnya berjalan dengan baik mungkin nanti negara bisa mengadopsinya. Cuma tergantung C1 sampai ke pusat gimana," kata Nova.

Baca Juga: TKN: Tim Pencari Fakta Tidak Pengaruhi Hasil Pemilu

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya