Masih Meremehkan, Trump Kembali Samakan COVID-19 dengan Flu Biasa 

Warga AS yang meninggal karena virus corona sudah 210 ribu

Jakarta, IDN Times - Meski sudah memasuki bulan kedelapan, Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump masih menganggap remeh pandemik COVID-19. Hal itu tercermin dari cuitan Trump pada Selasa, 6 Oktober 2020, yang masih menyamakan COVID-19 dengan flu biasa. 

"Musim flu sebentar lagi akan tiba! Banyak orang setiap tahun, bahkan lebih dari 100 ribu dan meski sudah diberikan vaksin, tetap meninggal karena kena flu. Apakah kita akan menutup negara ini? Tidak, kita telah belajar untuk hidup bersama flu, sama seperti kita belajar hidup dengan COVID. Di populasi yang lebih besar, penyakit itu tidak mematikan," cuit Trump di akun Twitternya, @realDonaldTrump.

Masih Meremehkan, Trump Kembali Samakan COVID-19 dengan Flu Biasa Cuitan Presiden Trump yang meminta warga AS harus hidup berdampingan dengan COVID-19 (tangkapan layar Twitter)

Laman The Hill melaporkan, cuitan Trump itu kemudian sempat diberikan label oleh Twitter sebagai disinformasi. Namun, pada hari ini, cuitan tersebut secara resmi dihapus oleh Twitter karena berisi informasi yang keliru. 

Cuitan mogul properti itu sangat bertolak belakang dengan kondisinya saat ini di Gedung Putih, usai kembali dari rumah sakit Walter Reed pada Senin, 5 Oktober 2020. Sebab, meski ia sudah berada di Gedung Putih yang menjadi titik penyebaran COVID-19, Trump tetap terus dimonitor oleh tim dokter kepresidenan. 

Pernyataan serupa sempat ditulis oleh Trump pada 9 Maret 2020 lalu ketika wabah COVID-19 muncul di Negeri Paman Sam. Saat itu jumlah warga AS yang meninggal masih 22 orang. 

Namun, kini jumlah warga AS yang meninggal akibat COVID-19 sudah berjumlah 210 ribu. Sementara, menurut data dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS, angka kematian terbesar akibat flu terjadi pada 2017-2018 yakni mencapai 61 ribu jiwa. Dari data ini, jelas pernyataan Trump tidak tepat. 

Bahkan, ia sendiri juga masih tertular corona dan melakukan isolasi mandiri. Mengapa Trump tetap meremehkan pandemik COVID-19 meski ia sudah merasakan sendiri tertular virus Sars-CoV-2?

1. Trump sesungguhnya sudah menyadari COVID-19 adalah penyakit berbahaya sejak Februari

Masih Meremehkan, Trump Kembali Samakan COVID-19 dengan Flu Biasa Sebuah foto Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang didiagnosa penyakit virus korona (COVID-19), diangkat tinggi-tinggi di antara pendukung saat mereka berkumpul di New York Triumph Rally di Staten Island, New York City, Amerika Serikat, Sabtu (3/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Andrew Kelly)

Laman Business Insider melaporkan, tingkat kematian di Negeri Paman Sam akibat COVID-19 mencapai 2,8 persen. Angka ini berasal dari jumlah pasien yang meninggal dibagi dengan total kasus COVID-19 di AS. 

Angka tersebut memang lebih tinggi bila dibandingkan infection-mortality rate (IFR) yang menggambarkan proporsional pasien yang meninggal usai tertular virus corona. Selain itu, virus corona berdampak secara tidak proporsional kepada warga kulit hitam di AS, warga yang usianya di atas 65 tahun, dan pasien yang sudah memiliki penyakit bawaan atau komorbid.

Artinya, jelas COVID-19 tidak bisa diremehkan. Trump pun sesungguhnya sudah tahu COVID-19 bukan penyakit yang bisa dianggap enteng. Hal itu diketahui dari hasil wawancaranya dengan jurnalis senior, Bob Woodward, saat musim dingin kemarin. 

Dalam wawancara yang diketahui dilakukan pada 7 Februari 2020, Trump sudah tahu COVID-19 bisa menular melalui udara. 

"Selalu lebih parah (penyakit yang menular melalui udara) dibandingkan kontak fisik. (Kalau itu) Anda cukup tidak perlu menyentuh barang-barang. Tetapi, ketika (menular) melalui udara, maka hanya dengan menghirup udara itu dan begitulah cara virus itu bekerja," ungkap Trump. 

"Itu sangat sulit (dihindari) dan lebih berat dibandingkan flu biasa," kata dia lagi. 

Baca Juga: Donald Trump Disebut Sempat Kesulitan Bernapas, Diberi Bantuan Oksigen

2. Warga AS lebih sedikit yang meninggal akibat flu ketimbang COVID-19 karena ada vaksin

Masih Meremehkan, Trump Kembali Samakan COVID-19 dengan Flu Biasa Ilustrasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, Kepala Tim Dokter di Northwell Health dan pengajar di Universitas Hofstra, David Battinelli, jelas membantah pernyataan Trump yang mengatakan COVID-19 tidak berbahaya dan cuma flu biasa. Ia bahkan mengatakan, COVID-19 bukan flu. 

"Bahkan penyakit ini tidak mirip dengan flu. Tanpa perlu dipertanyakan kembali, ini jelas penyakit yang jauh lebih serius dan seharusnya Trump tahu itu," ungkap Battinelli.

Sebagai bukti, kata dia, begitu Trump dinyatakan tertular COVID-19, ia langsung dibawa ke rumah sakit. Menurut Battinelli, bila hanya flu biasa yang pernah dialami oleh mayoritas warga AS, maka tidak perlu sampai harus dirawat di rumah sakit. 

Ia juga menjelaskan alasan warga AS tidak begitu terdampak flu karena mereka sudah memiliki vaksin khusus. Selain itu, dokter memiliki sistem perawatan yang lebih baik. 

"Kita bisa mengalahkan flu karena kita telah melakukan imunisasi terhadap orang banyak dan sudah memiliki obat yang ampuh," tutur dia lagi. 

Menurutnya, bisa saja di masa depan, COVID-19 tidak berbahaya seperti saat ini. Vaksin COVID-19 juga sepertinya tidak perlu selalu disuntikkan setiap tahun seperti imunisasi untuk flu. 

3. Facebook dan Twitter hapus pernyataan Trump yang sebut COVID-19 tidak mematikan

Masih Meremehkan, Trump Kembali Samakan COVID-19 dengan Flu Biasa Donald Trump (ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner)

Selain Twitter, platform Facebook pun juga menghapus pernyataan Trump yang menyebut COVID-19 tidak berbahaya. Menurut Direktur Kebijakan Komunikasi Facebook, Andy Stone, sudah menjadi kebijakan di perusahaannya setiap informasi yang tidak benar mengenai COVID-19 akan dihapus. 

"Kini kami sudah menghapus unggahan tersebut," ungkap Stone, dikutip dari laman Euronews

Ini bukan kali pertama Facebook menghapus pernyataan Trump. Sebelumnya, pada Agustus 2020 lalu, mereka juga menurunkan video Trump yang berisi pernyataan anak-anak hampir kebal dan sulit tertular COVID-19. 

Baca Juga: Warganet di Tiongkok Olok-olok Donald Trump karena Tertular COVID-19

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya