Kenakan APD, Istri Wali Kota Tanjungpinang Lihat Suami Dimakamkan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kendati tertular virus corona, tetapi Juwariyah seolah tak ingin absen melepas kepergian sang suami, Wali Kota Tanjungpinang Syahrul. Pada Selasa malam (28/4) ia turut mengantar suami ke tempat peristirahatan terakhir di TMP Pusara Bakti, Tanjungpinang.
Proses pemakaman dilakukan dengan protokol kesehatan lantaran Syahrul meninggal pada Selasa kemarin akibat COVID-19. Juwariyah sendiri juga dinyatakan positif tertular virus dengan nama Sars-CoV-2 itu.
Istri orang nomor satu di Kota Tanjungpinang itu semula didampingi putranya ketika mengiringi petugas pemakaman hendak mengebumikan jenazah suaminya. Tetapi, ia tertunduk lesu dan tak sanggup berdiri sehingga harus menggunakan kursi roda. Dari foto yang diabadikan Juwariyah terlihat mengenakan hazmat suit. Ia juga terlihat mengenakan masker dan alat pelindung wajah.
Sementara, di belakangnya terdapat dua orang yang juga mengenakan hazmat suit. Lalu, mengapa Juwariyah diizinkan menyaksikan pemakaman suami kendati ia juga positif tertular COVID-19?
1. Istri tidak lagi bisa melihat Wali Kota karena ia dirawat di ruang isolasi rumah sakit
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, dr. Tjejep Yudiana, Juwariyah masuk kategori pasien COVID-19 tanpa gejala. Sehingga perawatannya dilakukan di rumah saja.
"Untuk beliau sampai hari ini tidak ada gejala. Jadi, Beliau masuk Orang Tanpa Gejala (OTG) karena hasil beberapa pemeriksaan positif," kata dr. Tjejep dan dikutip kantor berita Antara.
dr. Tjejep menjelaskan sejak dinyatakan OTG COVID-19, Juwariyah tidak lagi bisa melihat dan bertemu suami. Sebab, almarhum sudah dirawat di ruang isolasi di RS Raja Ahmad Thabib, RSUP Kepulauan Riau.
"Iya, selama Beliau sakit, Beliau (istri Wali Kota) tidak bisa melihat (suami) dan hanya mendapat kabar dari kami-kami. Itu pun hanya melalui telepon," kata dia lagi.
Baca Juga: Innalillahi! Wali Kota Tanjungpinang Meninggal Akibat COVID-19
2. Sekda Tanjungpinang mengenang sosok Wali Kota Syahrul sebagai pemimpin yang memikirkan rakyat
Editor’s picks
Sementara, Sekretaris Daerah Tanjungpinang, Teguh Ahmad Syafari mengenang Wali Kota Syahrul sebagai pemimpin yang saleh dan dijadikan teladan bagi bawahannya. Kepada media, Teguh menjelaskan kali terakhir menjenguk Syahrul di rumah sakit pada (18/4) lalu.
Tetapi, kondisinya memburuk sebulan kemudian. Syahrul kemudian dirawat di ruang ICU. Dalam kondisi sakit, kata Teguh, Wali Kota Syahrul masih memikirkan warga.
"Terakhir, ketika saya bertemu Beliau di rumah sakit, Beliau sempat memberikan arahan untuk melaksanakan sejumlah kegiatan pemerintahan yang menyentuh kepentingan masyarakat," tutur Teguh dan dikutip kantor berita Antara.
Syahrul kali pertama dirawat di rumah sakit pada (11/4) lalu. Ia sempat menitipkan air putih dalam botol kemasan untuk diberikan ke istri Teguh yang tengah mengandung dan tinggal menunggu kelahiran sang bayi,
"Air tersebut diminum malam itu juga dan keesokan harinya, ketuban istri saya pecah. Pada (13/4), alhamdulilah istri saya melahirkan dengan selamat," kata dia lagi.
3. Wali Kota Syahrul dinyatakan meninggal karena penyakit penyerta
Wali Kota Syahrul meninggal pada (28/4) sore. Kendati ia positif dinyatakan COVID-19, tetapi Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang menyebut kondisinya semakin parah karena sudah memiliki penyakit lain yakni ginjal dan diabetes.
"Ada pembengkakan ginjal, hipertensi, dan diabetes. Jadi, COVID-19 sebagai pemicunya," ungkap Tjetjep kemarin.
Syahrul menjadi kepala daerah kedua yang meninggal di tengah pandemik COVID-19. Sebelumnya sudah ada Bupati Morowali Utara, Sulawesi Tengah yang juga meninggal akibat COVID-19.
Baca Juga: Innalillahi! Sudah 20 Dokter Gugur karena Virus Corona