Emil Salim: Partai Pendukung Jokowi Tidak Ada yang Dukung KPK!

"Itu semua omong kosong!"

Jakarta, IDN Times - Guru besar Universitas Indonesia, Emil Salim mengatakan omong kosong partai pendukung Presiden Joko "Jokowi" Widodo ingin menguatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebab, sikap itu sama sekali tidak tercermin dalam isu revisi UU nomor 30 tahun 2002 menyangkut komisi antirasuah. Bahkan, pengusul agar UU itu direvisi juga datang dari partai pendukung Jokowi. 

Emil merupakan satu dari puluhan tokoh yang diundang oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk berdiskusi pada (26/9) lalu. Di hadapan para tokoh, Jokowi secara blak-blakan mengatakan semua partai mendukung agar UU tersebut direvisi. 

"Semua partai mendukung RUU KPK itu. Jadi, saya menangkap Beliau itu berdiri sendiri. Partai pendukung Beliau itu omong kosong (yang katanya ingin menguatkan KPK). Tidak ada satu pun yang mendukung KPK," kata Emil ketika berbicara di program Mata Najwa yang tayang di stasiun Trans 7 pada Rabu (9/10). 

Mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kependudukan itu bahkan mengaku bingung ketika para partai politik pengusung bolak-balik lantang menyatakan ingin memperkuat komisi antirasuah, tapi malah satu suara dan menyatakan setuju UU KPK direvisi. 

"Padahal, partai pendukung Jokowi yang katanya ingin membantu Jokowi ingin berhasil, mengapa menyetujui RUU yang ingin memperlemah KPK. Sedangkan, KPK terbukti memberantas korupsi," tutur dia tegas. 

Lalu, apa komentar politisi dari partai pengusung Jokowi dan oposisi terkait hal ini? 

1. Dalam pertemuan dengan para tokoh, Jokowi menyebut tak punya fraksi di DPR

Emil Salim: Partai Pendukung Jokowi Tidak Ada yang Dukung KPK!ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Dalam pertemuan dengan para tokoh itu, Jokowi justru mengaku khawatir apabila hendak mengeluarkan Perppu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang) yang menyangkut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebab, ia tak punya fraksi di DPR. Wah, apa maksudnya?

"Secara implisit Beliau mengatakan bahwa semua partai politik mendukung RUU KPK itu. Sedangkan, Beliau hanya sendirian. Mana partai-partai yang sok membantu Beliau?," tanya Emil. 

Hal itu langsung dibantah oleh Sekretaris Jenderal Partai Nasional Demokrat (NasDem), Johnny G Plate. Menurutnya, Partai NasDem tidak menolak apabila Presiden Jokowi pada akhirnya mengeluarkan Perppu, sebab itu sama-sama konstitusional di mata hukum. 

"Silakan kalau Presiden mau mengeluarkan Perppu, nanti proses politiknya ada di DPR," kata Johnny. 

Ia mengatakan selain melalui jalur penerbitan Perppu, ada lagi proses lain yang bisa ditempuh yakni legislative review dan judicial review. Masalahnya, dua langkah itu baru bisa terealisasi apabila UU baru KPK resmi diberlakukan. 

Namun, Johnny menambahkan, apabila Presiden bertanya pendapat ke NasDem, maka ia akan menjelaskan opini masyarakat itu terbelah. Satu, menolak revisi UU KPK, tapi ada juga yang mendukung. 

Baca Juga: Saat Emil Salim Kesal dengan Cara Debat Arteria Dahlan yang Tak Sopan

2. Presiden Jokowi mengakui isi revisi UU KPK memang bermasalah

Emil Salim: Partai Pendukung Jokowi Tidak Ada yang Dukung KPK!IDN Times/Margith Juita Damanik

Sementara, dari sudut pandang Direktur Pusat Kajian Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas, Feri Amsari, Presiden Jokowi mengakui revisi UU KPK memang bermasalah. Semua pihak disebut Feri telah berbuat khilaf. 

"Perbuatan ini memang disengaja, tapi belakangan baru sadar bahwa revisi UU itu ditolak oleh publik. Bahkan, ada korban nyawa. Lalu, Presiden mungkin saja sebagai kepaal negara dan pemerintahan merenung perbuatannya yang keliru itu," kata Feri tak kalah lugas. 

Justru di sini lah tanda tanya yang paling penting itu sedang diarahkan ke Presiden Jokowi. Apakah ia hendak mendukung partai politik pengusungnya atau memilih bersama publik. 

3. Feri Amsari menyindir Arteria Dahlan sebagai pengacau di diskusi program Mata Najwa

Emil Salim: Partai Pendukung Jokowi Tidak Ada yang Dukung KPK!Feri Amsari (Dok. IDN Times/istimewa)

Momen lain yang menarik dari program Mata Najwa semalam yakni adanya perdebatan sengit antara Arteria Dahlan VS Emil Salim dan Feri Amsari VS Arteria Dahlan. Baik Emil dan Feri tak luput ditunjuk-tunjuk oleh Arteria dalam program yang tayang live. 

Arteria bahkan tak segan memotong siapa pun yang tengah berbicara. Maka, Feri menyentil Arteria dengan menyebut keberadaannya di program Mata Najwa semalam memang hanya untuk mengacaukan diskusi. 

"Belajar dulu ya, kamu! Jangan selalu merasa pintar. Jangan belagak pinter," kata Arteria merespons pernyataan Feri semalam. 

Saat itu, Feri tengah menjelaskan publik sudah merasa gelisah lantaran penolakan UU baru KPK sampai menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Oleh sebab itu, sudah tidak ada lagi alasan untuk tak mengeluarkan Perppu. 

Sementara, bagi Arteria, situasi saat ini belum cukup kuat untuk dikatakan genting. Selaku anggota DPR yang duduk di komisi III, ia mengklaim sebagai pihak yang paling paham mengenai komisi antirasuah. 

"KPK itu memiliki grand design isinya janji-janji apa yang harus mereka kerjakan. Tapi, publik ini sudah terhipnotis dengan OTT-OTT, seolah-olah itu hebat. Padahal, janji-janji KPK itu masih banyak, bahkan tidak ada 10 persen yang belum terwujud ketika disampaikan di depan anggota DPR," kata dia lagi. 

Baca Juga: Punya Utang Rp8,8 Miliar, Ini 4 Fakta Tentang Arteria Dahlan

Topik:

Berita Terkini Lainnya