Seorang Perempuan Menangis di Tengah Antrean Tabung Oksigen

"Tolong Pak, saya urgent, bapak saya sesak-sesak."

Jakarta, IDN Times - Di tengah pemberlakuan PPKM darurat, tabung oksigen mendadak langka. Akibatnya banyak warga mengantre untuk mendapatkan tabung oksigen yang sangat dibutuhkan, terutama oleh pasien COVID-19. 

"Ya paling ngisi (tabung oksigen) 2-3 hari sekali, tergantung pemakaian. Kalau pemakainya bisa diirit-irit bisa tiga hari sekali. Kalau nggak dua hari sudah habis," ujar Hamsirwan, 67 tahun, seorang warga yang sedang antre mengisi tabung oksigen di Jalan Minangkabau Timur, Pasar Manggis, Jakarta Selatan, kepada IDN Times, Minggu (4/7/2021).

Hamsirwan mengatakan selama 11 tahun terakhir dirinya rutin mengisi tabung oksigen untuk istrinya yang kerap mengalami sesak nafas. Istrinya juga terpapar virus corona dalam beberapa hari terakhir.  

"Dari 2009 lah (isi tabung oksigen), terus itu kan (istri saya) sakit sesak nafas. (Tapi) belakangan ini kena COVID. Makanya ini saya isi lagi, kena COVID," katanya.

Seorang warga lain yang juga mengantre tabung oksigen, Revi, 44 tahun, mengatakan harga tabung naik dari semula Rp15 ribu menjadi Rp18 ribu.

"Baru Seminggu kayaknya naik. Sebelumnya saya isi masih Rp 15 ribu," kata Revi. Ia mengisi mengisi tabung oksigen untuk suaminya yang sakit. Dia mengisi tabung oksigen setiap satu pekan sekali.

"Tergantung kebutuhan, jadi tergantung orangnya (yang memakai tabung oksigen). Kalau nyesek kan sering pakai, kalau suami saya seminggu paling baru isi lagi. Kalau nyesek aja dia pakai, jadi dia gak ketergantungan oksigen. Kalau ketergantungan bisa dua hari sekali (isi tabung oksigen)," katanya.

Baca Juga: Diserbu Pembeli, Penjual Buka 4 Kloter Pembelian Tabung Oksigen 

1. Harga tabung oksigen naik

Seorang Perempuan Menangis di Tengah Antrean Tabung OksigenAtrean panjang pengisian tabung oksigen di Jakarta Selatan. (IDN Times/Sachril Agustin Berutu)

Seorang warga, Darus Amsor (30), mengatakan dirinya baru pertama kali mengisi tabung oksigen. Dia mencari oksigen untuk membantu teman kerjanya yang positif COVID-19. Darus mengungkapkan sempat berkeliling untuk mencari pengisian tabung oksigen. Namun banyak di antaranya yang tutup.

"Saya baru pertama ngisi, kita cari-cari ke sana pada tutup, langsung aja ke sini.
Baru pertama ngisi. Aku nyari ke Pancoran, tutup. Cari, kata teman ada di Minangkabau, pas lewat ternyata banyak yang antre. Ya sudah aku ikut antre juga," lanjutnya.

Darus mengatakan dirinya membeli tabung oksigen seharga Rp3 juta. Ia menduga harga tabung oksigen mengalami kenaikan karena langka, sehingga banyak diburu warga.

"Untuk tabungnya ini kan misalkan aku beli Rp1 juta, sekarang sudah Rp3 juta, untuk tabungnya (saja). Sekarang sudah langka kan," kata Darus.

Baca Juga: Pasokan Oksigen Terbatas, Pemerintah Siap-siap Impor!

2. Seorang wanita menangis karena butuh oksigen secepatnya

Seorang Perempuan Menangis di Tengah Antrean Tabung OksigenAtrean panjang pengisian tabung oksigen di Jakarta Selatan. (IDN Times/Sachril Agustin Berutu)

Antrean cukup panjang dan lama terjadi di tempat pengisian tabung oksigen di Jalan Minangkabau Timur, Pasar Manggis, Jakarta Selatan, Minggu (4/7/2020). Panjangnya antrean membuat seorang wanita bernama Nurdini menangis.

Saat Nurdini tiba di tempat pengisian oksigen, antrean sudah cukup panjang. Sementara Nurdini harus segera mengisi tabung karena ayahnya sedang mengalami sesak nafas. Namun ia tak bisa berbuat banyak karena saat itu petugas pengisi tabung oksigen sedang beristirahat dan baru akan buka kembali pukul 14.00 WIB.  

"Tolong Pak, saya urgent, bapak saya sesak-sesak," kata Nurdini. Namun petugas memintanya tetap antre. 

"Ibu tolong izin ke warga yang antre dari pagi," balas petugas.

Nurdini kemudian meminta izin ke warga yang telah lebih dulu mengantre.

"Pak, Bu, saya mohon bisa duluan isi (oksigen). Bapak saya sesak-sesak," ucapnya di hadapan warga.

Warga pun mempersilahkan Nurdini untuk mengisi oksigen. Usai diperbolehkan warga, Nurdini lalu mengisi satu tabung oksigen yang dibawanya.

"(Saya buru-buru) karena bapak saya sudah parah, sudah nyesek-nyesek. Sekarang lagi ngerasain nyesek, lagi parah. Kirain saya nggak ngantre, tahunya ngantre. Saya kaget," ucap Nurdini.

Dia khawatir kondisi ayahnya makin buruk bila tidak segera mendapatkan oksigen. Wanita yang datang bersama satu keluarganya dengan memakai sepeda motor ini mengaku sudah mencari oksigen ke mana-mana.

"Bener-bener (urgent). Kalau nggak gini, saya nggak mau gini. Saya sudah muter-muter, habis nggak kebagian. Saya dari pagi nyari oksigen. (Bapak saya) soalnya sudah pernah COVID, tahun kemarin," tambahnya.

Usai mendapatkan oksigen, Nurdini segera pulang.

Baca Juga: Butuh Mendesak, Wanita Ini Menangis Saat Antre Isi Tabung Oksigen

3. Pemerintah siapkan opsi untuk atasi kelangkaan oksigen

Seorang Perempuan Menangis di Tengah Antrean Tabung OksigenAtrean panjang pengisian tabung oksigen di Jakarta Selatan. (IDN Times/Sachril Agustin Berutu)

Meledaknya kasus COVID-19 di Indonesia membuat stok oksigen terbatas, bahkan habis di sejumlah rumah sakit (RS) rujukan COVID-19. Untuk mengisi keterbatasan pasokan, pemerintah berencana untuk mengimpor oksigen.

Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, menyatakan opsi impor diambil bersamaan dengan upaya memperoleh pasokan oksigen dari dalam negeri.

"Kami menyadari ketersediaan oksigen terbatas. Maka dari itu, pemerintah akan terus mengusahakan dan mencari jumlah oksigen secara maksimal dengan berbagai cara, baik di industri lokal maupun menyiapkan opsi impor," kata Jodi dalam konferensi pers yang digelar virtual melalui YouTube BNPB, Minggu (4/7).

4. Jodi imbau masyarakat tak menimbun oksigen

Seorang Perempuan Menangis di Tengah Antrean Tabung OksigenIlustrasi tabung oksigen medis. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).

Jodi menambahkan upaya pemenuhan pasokan oksigen itu harus dilakukan demi menyelamatkan pasien COVID-19. "Saat ini, keselamatan rakyat adalah hukum utama," ucap dia.

Dia pun mengingatkan masyarakat yang tidak menghadapi situasi kritis merawat pasien COVID-19 untuk tak menimbun oksigen.

"Bagi masyarakat umum yang tidak menghadapi situasi kritis merawat pasien COVID-19, jangan menimbun oksigen. Mari prioritaskan untuk menyelamatkan nyawa saudara-saudari kita saat ini," ujar Jodi.

Baca Juga: 33 Pasien di RSUP Sardjito Yogya Meninggal Usai Oksigen Sentral Habis

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya