Mantan Perdana Menteri dan Panglima GAM Dapat Gelar Kehormatan

Wali Nanggroe Aceh menyematkan pin emas

Aceh Besar, IDN Times - Dua mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang telah meninggal dunia, Ilyas Leube dan Abdullah Syafi'i mendapat gelar kehormatan dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh, pada Senin (6/12/2021).

Pemberian gelar tersebut ditandai dengan penyematan pin emas yang dilakukan Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud al-Haytar kepada pihak keluarga almarhum, di Meuligoe Wali Nanggroe, Kabupaten Aceh Besar.

Turut hadir dalam kegiatan itu Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Aceh, Iskandar AP; Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Dahlan Jamaluddin; Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat, Muzakir Manaf, Kepala Sekretariat Lembaga Wali Nanggroe Aceh, Azwardi, dan Majelis Tinggi Wali Nanggroe.

1. Gelar kehormatan diberikan sesuai amanat UU Pemerintah Aceh

Mantan Perdana Menteri dan Panglima GAM Dapat Gelar KehormatanMantan petinggi GAM Malik Mahmud di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis 13 Februari 2020 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Malik Mahmud mengatakan, pemberian gelar kehormatan yang diberikan kepada dua mantan kombatan GAM yang telah meninggal tersebut merupakan wewenang Wali Nanggroe sebagai bentuk apresiasi.

Aturan tersebut tertuang dalam Undang-Undang Pemerintah Aceh dan Qanun Nomor 10 tahun 2019. Disebutkan, bahwa Wali Nanggroe bisa memberikan dan mencabut gelar kehormatan kepada seseorang dan badan dengan nama-nama gelar berdasarkan tradisi sejarah, bahasa, dan adat istiadat rakyat Aceh. 

"Gelar kehormatan sebagai bentuk apresiasi kepada tokoh yang telah berkontribusi dalam perjuangan Aceh, penegakan dinul Islam, perdamaian Aceh, keadilan dan kemakmuran Aceh," kata Malik Mahmud, dalam keterangan tertulis, Selasa (7/12/2021).

Baca Juga: Milad GAM, Eks Panglima Tak Ajak atau Larang Kibarkan Bulan Bintang

2. Mantan Perdana Menteri GAM, Ilyas Leube diberi gelar Sri Alam

Mantan Perdana Menteri dan Panglima GAM Dapat Gelar KehormatanWali Nanggroe, Malik Mahmud, memberikan gelar kehormatan kepada dua mantan kombatan GAM. (Dokumentasi Lembaga Wali Nanggroe untuk IDN Times)

Kepada Almarhum Ilyas Leube, Wali Nanggroe memberikan gelar kehormatan berupa gelar Sri Alam. Gelar tersebut merupakan gelar kehormatan kepada pejabat kerajaan setingkat menteri. Penerima pin emas untuk gelar yang diberikan yakni Munadi, anak kandung Ilyas Leube.

Ilyas Leube dikatakan Malik Mahmud, adalah tokoh kharismatik Gayo yang lahir di Kenawat, Kabupaten Aceh Tengah pada 20 Januari 1920. Selama hidup, Ilyas Leube telah mengabdikan dirinya dalam tiga era perjuangan. Mulai era penjajahan Jepang hingga Belanda, DI-TII serta Gerakan Aceh Merdeka, sebelum akhirnya syahid dalam sebuah pertempuran di Jeunieb, Kabupaten Bireuen, pada 16 April 1982. 

Dalam kabinet GAM, Ilyas Leube adalah Perdana Menteri ke dua yang menjabat sejak tahun 1980-1982, Dewan Syura GAM sejak tahun 1977-1982, dan Menteri Kehakiman GAM tahun 1977-1982. 

"Dalam memori masyarakat Aceh, Teungku Ilyas Leube tidak hanya dikenal sebagai tokoh di tiga era perjuangan, tapi juga sebagai alim ulama. Beliau merupakan salah seorang cendikiawan terbaik yang pernah dimiliki Aceh," ujar Malik Mahmud.

3. Mantan Panglima GAM, Abdullah Syafi'i diberi gelar Perkasa Alam

Mantan Perdana Menteri dan Panglima GAM Dapat Gelar KehormatanWali Nanggroe, Malik Mahmud, memberikan gelar kehormatan kepada dua mantan kombatan GAM. (Dokumentasi Lembaga Wali Nanggroe untuk IDN Times)

Sementara itu, Almarhum Abdullah Syafi'i diberikan gelar Perkasa Alam. Gelar ini dikatakan Malik Mahmud, merupakan gelar yang diberikan kepada panglima tertinggi angkatan bersenjata kerajaan. Pin emas pemberian gelar itu diberikan kepada Fatimah, adik kandung Abdullah Syafi'i.

Kombatan kelahiran Seuboek Rawa, Peusangan, Bireuen, pada 12 Oktober 1947 dan akrab disapa Teungku Lah itu, merupakan panglima GAM yang syahid bersama istrinya dalam sebuah pertempuran pada 22 Januari 2002, lalu di Cubo, Kabupaten Pidie Jaya.

"Teungku Lah telah mengabdikan seluruh hidupnya, baik jiwa, harta dan keluarga demi perjuangan melawan ketidak adilan yang berlaku di bumi Aceh," kata Malik Mahmud. 

Abdullah Syafi'i dikatakannya, bergabung dalam perjuangan GAM, pada usia 29 tahun, tepatnya sehari sebelum deklarasi kemerdakaan Aceh di GunUng Halimon, Kabupaten Pidie. Ia kemudian diangkat resmi sebagai panglima GAM Komando Pusat Tiro pada 1 Januari 1993.

"Syahidnya Teungku Lah pada masa itu telah membawa duka mendalam bagi segenap bangsa Aceh," kata Wali Nanggroe.

4. Malik Mahmud berharap kehidupan dua mantan kombatan itu menjadi pedoman

Mantan Perdana Menteri dan Panglima GAM Dapat Gelar KehormatanWali Nanggroe, Malik Mahmud, memberikan gelar kehormatan kepada dua mantan kombatan GAM. (Dokumentasi Lembaga Wali Nanggroe untuk IDN Times)

Tidak hanya memberikan pin sebagai bentuk penghargaan, Wali Nanggroe mengajak semua masyarakat agar mendoakan kedua mantan kombatan yang telah berjuang untuk Aceh sewaktu masa konflik dahulu.

Selain itu, dia juga berharap bahwa sejarah hidup dua tokoh GAM tersebut harus dijadikan pedoman, pembelajaran, dan pengingat dalam setiap gerak perjuangan yang dilanjutkan pada hari ini, melalui perjuangan politik.

"Semoga Teungku ILyas Leube, Teungku Abdullah Syafi’i dan ribuan syuhada perjuangan aceh lainnya mendapatkan balasan syurga dari Allah Subhana Wataala," ujar Wali.

Baca Juga: Polda Aceh Tingkatkan Pengamanan Jelang Milad GAM 4 Desember

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya