Dampak Pemanasan Global, Kota Banda Aceh Terancam Tenggelam

Ketinggian air laut bisa naik hingga 70 cm dalam 100 tahun

Banda Aceh, IDN Times - Sebagian daratan Provinsi Aceh tepatnya di wilayah Kota Banda Aceh diprediksikan akan tenggelam dan menjadi lautan. Permukaan air laut yang mengalami kenaikan akibat perubahan iklim di pesisir, diperkirakan menjadi faktor penyebabnya.

Pernyataan itu berdasarkan hasil riset berjudul ‘Strategi Mitigasi Bencana Tsunami dan Banjir Rob yang Diperparah oleh Kenaikan Muka Air Laut Akibat Perubahan Iklim’ tim penelitian dari Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala.

Penelitian tersebut telah berlangsung sejak 2016 hingga akhir tahun 2019 yang didukung Partnerships for Enhanced Engagement in Research (PEER) U.S. Agency for International Development (USAID). Hasilnya kemudian diserahkan dan diaudiensikan kepada Pemerintah Kota Banda Aceh.

“Risetnya sudah kita lakukan sejak 2016. Kemudian, hasil beberapa riset kita gabung dan diskusikan hingga hasilnya kita ajak apartur pemerintah terkait untuk mendiskusikan tupoksi pekerjaan itu,” kata Peneliti TDMRC Universitas Syiah Kuala, DR Syamsidik, ST MSc, saat dikonfirmasi, Rabu (22/1).

Baca Juga: Diduga Dikeroyok Preman, Dedi Jurnalis Antara Terkapar di Rumah Sakit

1. Dampak dari pemanasan global air laut naik 7 milimeter setiap tahunnya

Dampak Pemanasan Global, Kota Banda Aceh Terancam Tenggelamvideoblocks.com

Syamsidik menyampaikan, riset yang timnya lakukan berkaitan dengan dampak pemanasan global terhadap kenaikan permukaan air laut di beberapa kota di Indonesia, salah satunya Kota Banda Aceh. Hasil penelitian, dikatakan bahwa air laut di sekitar Laut Andaman dan Selat Malaka sedang mengalami kenaiknya sekitar 7 millimeter per tahun.

“Kecil memang, namun apabila diakumulasi ke 100 tahun bisa cukup besar. Kalau 100 tahun saja bisa mencapai 70 sentimeter atau hampir 1 meter,” ungkapnya.

Perubahan iklim yang terjadi, khususnya kenaikan permukaan air laut, dapat memberikan dampak langsung bagi masyarakat pesisir, seperti banjir rob, erosi pantai, hingga tsunami. Ini merupakan ancaman serius.

2. Tiga persen daratan Banda Aceh akan terendam 50 tahun lagi

Dampak Pemanasan Global, Kota Banda Aceh Terancam TenggelamIlustrasi banjir. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Kajian yang dilakukan, dikatakan peneliti TDMRC Universitas Syiah Kuala itu, berguna untuk mengetahui prediksi ke depan yang akan terjadi di Kota Banda Aceh. Terutama terkait mengenai tsunami dan banjir rob atau banjir yang disebabkan meluapnya air pasang.

“Salah satu hasil kajian TDMRC menunjukkan jika pesisir Ibu Kota Provinsi Aceh ini akan mengalami kenaikan permukaan air laut. Diprediksi 50 tahun mendatang, 3 persen dari total luas Kota Banda Aceh akan terendam,” ujar Syamsidik.

3. Jika terjadi tsunami lagi, dampak kerusaknya akan lebih luas

Dampak Pemanasan Global, Kota Banda Aceh Terancam TenggelamSisa-sisa lumatan tsunami di Aceh. (Dok. Rappler)

Tak hanya melakukan riset mengenai dampak dari kenaikan permukaan air laut saja, namun tim penelitian dari Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala juga berupaya membuat skenario apabila tsunami kembali melanda daratan Aceh 100 tahun kemudian.

Jika dalam tempo 50 tahun tiga persen daratan Banda Aceh akan terendam, maka angka itu dikatakan akan meningkat hingga 11 persen dalam waktu 100 tahun. Tak hanya itu, bahkan, luasan genangan tsunami diprediksi bertambah 28 persen dari cakup rendaman saat tsunami 2004 silam.

“Kita juga membuat skenario bagaimana dampak yang akan ditimbulkan apabila 100 tahun kemudian tsunami seperti tahun 2004 terjadi. Dengan pengaruh kenaikan air laut, tsunami akan tiba lebih cepat yang artinya waktu evakuasi menjadi lebih singkat dan daya rusaknya pun lebih kuat,” jelas Syamsidik.

4. Harus ada tindakan untuk mengantisipasi dan mencegahnya

Dampak Pemanasan Global, Kota Banda Aceh Terancam TenggelamIDN Times/Sukma Shakti

Air laut mengalami kenaikan 7 milimeter setiap tahunnya. Itu memang tidak tinggi, meski 100 tahun kemudian mencapai 70 sentimeter. Akan tetapi, Syamsidik mengatakan, dampaknya bisa sangat berbahaya apabila dibiarkan serta tidak ada upaya untuk mengantisipasi tempat-tempat di kawasan pesisir.

“Memang kalau diukur hanya setinggi lutut, namun dari sisi infrastruktur kota, seperti drainase dan kualitas air, itu berdampak serius untuk 100 tahun yang akan datang kalau tidak mengambil antisipasi atau mitigasi yang komprehensif,” kata Syamsidik.

Hasil penelitian ini diharapkan, menjadi bahan acuan Pemkot Banda Aceh untuk melahirkan kebijakan serta mendesain program mengatasi permasalahan tersebut. “Itu yang kita sampaikan kepada pemerintah kota untuk menjadi pertimbangan beberapa hal terkait dengan penataan kota di kawasan pesisir Banda Aceh termasuk fasilitas drainase, sungai, dan lain-lain.”

Baca Juga: Pemilihan Kepala Desa di Banda Aceh Bakal Terapkan E-Voting

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya