Ini Cerita Maspupah, Orang Tua Korban Tewas Aksi Demo di DPR

Diajak makan-makan saat dijemput untuk ambil jenazah anaknya

Jakarta, IDN Times - Maspupah, 49, bercerita tentang anaknya yang tewas saat ikut aksi unjuk rasa di sekitar Gedung DPR-MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu (25/9). Ia menuturkan bagaimana kronologi dirinya dan keluarga mengetahui kabar tewasnya anak pertama Maulana Suryadi, 23.

Maspupah, mengaku masih ingat betul kata-kata pihak kepolisian yang menghubunginya, Kamis (26/9) sekitar pukul 20.00 malam. Polisi membawa kabar bahwa anaknya yang akrab Yadi itu meninggal dunia.

Baca Juga: Kakak Korban Demo: Hati Saya Hancur Lihat Faisal Jadi Korban Aksi 

1. Awalnya Polisi menyebut Yadi meninggal karena jatuh dari mobil

Ini Cerita Maspupah, Orang Tua Korban Tewas Aksi Demo di DPRDok. IDN Times/Istimewa

Kepada IDN Times, Maspupah menuturkan dirinya menanyakan penyebab anaknya meninggal dunia. Lewat sambungan telepon, polisi menjawab, Yadi jatuh dari mobil dan ditemukan tergeletak di jalan.

"Awalnya bilang ditemukan saat demo di jalan, jatuh dari mobil katanya. Lalu ditanya apa punya riwayat penyakit? Saya bilang iya. Jadi katanya meninggal karena sakit dan kena gas air mata," kata Maspupah, Jumat (4/10).

2. Polisi kemudian menyebut kematian Yadi terkait demo di DPR

Ini Cerita Maspupah, Orang Tua Korban Tewas Aksi Demo di DPRDok. IDN Times/Istimewa

Tapi, pernyataan itu berubah saat Maspupah dijemput polisi di rumahnya. Polisi kemudian menyebutkan bahwa Yadi meninggal dunia karena ikut demo di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat. Maspupah dijemput untuk ikut ke RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.

"Ada 8 orang (polisi), dua mobil (yang jemput)," kata dia.

3. Polisi mendiktekan surat pernyataan bahwa Yadi meninggal karena sakit dan penolakan autopsi

Ini Cerita Maspupah, Orang Tua Korban Tewas Aksi Demo di DPRDok. IDN Times/Istimewa

Namun, dalam perjalanan tiba-tiba Maspupah diminta turun di wilayah Blok M. Ia sempat berpikir telah sampai di RS Polri. "Eh taunya saya dan adiknya Yadi yang ikut, tiga orang (termasuk Maspupah) disuruh makan di restoran."

"Saya bilang gak pak, saya sudah kenyang. Saya dan adiknya tunggu di luar, mereka (polisi) makan," tuturnya menirukan ucapannya kepada polisi.

Selang tak berapa lama, mereka pun akhirnya menuju ke RS Polri. Di sana, ia melihat Yadi tak berpakaian satu pun. Ia pun melihat darah keluar dari kuping sebelah kiri anak sulungnya itu.

"Saya tanya, ini kenapa ada darah ke pak polisi? 'Nafasnya kali nyesek bu', itu kata pak polisi," kenang Maspupah.

Setelah itu, Maspupah diminta membuar surat pernyataan kalau anaknya meninggal dunia karena sakit dan pernyataan menolak untuk diautopsi.

"Saya kan masih syok, jadi adiknya yang tulis, tapi itu didikte sama polisi. Isinya kalau Yadi meninggal dunia karena sakit asma dan gas air mata. Memang anak saya ada sakit asma," kata Maspupah lirih.

"Saya yang tanda tangan di atas materai Rp 6000. Itu (surat) pernyataannya sama polisi, saya gak pegang apa-apa," ujarnya lagi.

Baca Juga: Maulana Suryadi Tewas Usai Ikut Demo, Polisi: Itu karena Sesak Napas

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya