Curhat Tukang Ojek Tak Bisa dapat Rezeki Gara-gara Kerusuhan Mei 2019

Dalam kondisi normal, Edi biasanya dapat Rp200 ribu per hari

Jakarta, IDN Times - Lalu lintas di sekitar kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat terpantau lancar. Bagian belakang Pasar Tanah Abang sudah beroperasi normal sejak Kamis (23/5) pagi.

Seorang pria paruh baya tampak duduk termenung di atas sepeda motornya. Sesekali ia ikut berbincang bersama dua rekan lainnya yang duduk di atas sepeda motor masing-masing, di depan Pusat Mode Tanah Abang.

Usut punya usut pria bernama Edi (55) ini ternyata merupakan seorang tukang ojek pangkalan. Kepada IDN Times, Edi meluapkan curhatannya.

Edi menyayangkan kerusuhan yang terjadi di kawasan tempatnya biasa mangkal dan menunggu penumpang.

"Kemarin (Rabu, 22 Mei) saya sempat di sini, tapi pas tahu akan rusuh ya saya pulang," ucap Edi.

Dengan wajah sedih, Edi bercerita, gara-gara kerusuhan ia tak bisa mendapat rezeki cukup untuk dibawa pulang ke rumahnya. "Ya kemarin dapat juga rezeki. Tapi gak seberapa lah," kata Edi.

Ia bercerita, mulai mencari penumpang sejak pukul 14.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. "Ngapain malam-malam, nanti rusuh," kata dia.

Biasanya, kata Edi, dalam sehari dia dapat Rp200 ribu. Penumpangnya adalah orang-orang yang datang berbelanja ke Pasar Tanah Abang.

Namun karena kawasan tersebut ditutup, Edi jadi tak memiliki pemasukan sama sekali. Matanya menatap sayu toko-toko yang masih tertutup rapat.

"Hari ini juga gak akan dapat lah," kata Edi pesimis bisa memiliki penghasilan seperti masa-masa normal sebelumnya.

Mengingat kerugian yang dia dan rekan-rekannya alami, Edi berharap tidak ada lagi kerusuhan yang terjadi. "Ya harapannya biar damai-damai aja lah," kata Edi masih dengan mata sayu.

Baca Juga: Pasar Tanah Abang Tutup karena Kerusuhan Mei, Pedagang Rugi Rp8 Juta

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya