5 Kesepakatan 8 Kepala Daerah Bersama AHY dan Yenny Wahid di Bogor

8 Kepala daerah bersama AHY dan Yenny Wahid bertemu di Bogor

Bogor, IDN Times - Wali Kota Bogor Bima Arya mengundang delapan kepala daerah dan dua tokoh nasional untuk hadir dalam diskusi dan buka bersama di Museum Kepresidenan Balai Kirti, Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/5) kemarin.

Dalam pertemuan bertajuk Silaturahmi Bogor Untuk Indonesia yang berlangsung tertutup tersebut, delapan kepala daerah dan dua tokoh yang hadir sepakat untuk melakukan sejumlah hal, guna menjaga perdamaian dan kesatuan bangsa usai Pemilu 2019. Apa saja kesepakatan yang disampaikan para tokoh tersebut? 

Baca Juga: Diduga Ada Kecurangan Pemilu di Jawa Tengah, Ganjar: Buktikan Saja

1. Ganjar Pranowo: komentar positif di media sosial

5 Kesepakatan 8 Kepala Daerah Bersama AHY dan Yenny Wahid di BogorIDN Times/Margith Juita Damanik

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut hadir dalam pertemuan ini. Ganjar menyebutkan, dalam pertemuan ini kepala daerah dan sejumlah tokoh yang hadir sepakat melakukan satu hal.

“Satu hari ini kita semuanya sepakat akan menuliskan di medsos, kita akan berkomentar di manapun dengan tone positif,” kata Ganjar. “Kita berikan pesan-pesan kebaikan, pesan-pesan damai,” lanjutnya.

Terkait pengumuman hasil pemenang Pilpres 2019 pada 22 Mei mendatang, Ganjar optimistis Indonesia akan tetap aman. “Yakin 22 Mei pasti damai,” kata dia.

2. AHY: Menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas yang lainnya

5 Kesepakatan 8 Kepala Daerah Bersama AHY dan Yenny Wahid di BogorIDN Times/Margith Juita Damanik

Direktur Executive The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), juga turut hadir dalam pertemuan yang dilakukan di Bogor.

Agus menyampaikan harapannya agar masyarakat kembali bersatu. “Mudah-mudahan kita semua teguh pada upaya menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas yang lainnya. Jangan sampai perbedaan identitas di antara kita membuat negara kita justru semakin terpecah,” kata Agus.

Ia mengingatkan, perbedaan yang ada justru merupakan kekuatan bangsa. “Mudah-mudahan inisiatif yang sederhana ini, membawa manfaat yang baik terutama di bulan suci Ramadan,” kata dia.

3. Yenny Wahid: Siapa pun wajib bantu presiden terpilih

5 Kesepakatan 8 Kepala Daerah Bersama AHY dan Yenny Wahid di BogorIDN Times/Margith Juita Damanik

Selain Agus, tokoh lain yang juga hadir adalah Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid. Ia menyampaikan bahwa membantu tugas presiden terpilih nantinya merupakan tugas seluruh warga negara. Oleh sebab itu, kata Yenny, kesatuan menjadi unsur penting untuk terus dijaga.

“Wajib bagi kita semua warga negara Indonesia untuk membantu siapa pun yang nanti akan ditetapkan sebagai Presiden RI 2019-2024,” kata Yenny.

Masyarakat yang terpecah akibat pemilu, kata Yenny, tidak bisa diselesaikan perorangan. Dibutuhkan pemimpin-pemimpin yang peduli terhadap hal tersebut. Yenny mengapresiasi niat baik wakil kepala daerah yang hadir dalam diskusi Rabu ini.

“Ini (pertemuan) sebuah gambaran yang kita berharap, bisa memberikan lebih banyak lagi optimisme bagi Indonesia ke depan,” kata Yenny.

4. Azwar Anas: Menyerahkan sengketa Pilpres 2019 ke institusi berwenang

5 Kesepakatan 8 Kepala Daerah Bersama AHY dan Yenny Wahid di BogorIDN Times/Margith Juita Damanik

Bupati Banyuwangi Azwar Anas juga turut serta dalam acara Silaturahmi Bogor Untuk Indonesia. Azwar menekankan bahwa diskusi sejenis telah disepakati untuk dilakukan di lebih banyak tempat lagi.

“Tadi disepakati kira-kira bahwa silaturahmi kebangsaan ini untuk digelar di tempat kita masing-masing,” kata Azwar. “Sehingga dengan demikian, harapan kita suasana menjadi lebih sejuk,” kata dia.

Azwar juga menjelaskan, delapan kepala daerah dan dua tokoh yang hadir sepakat untuk menyerahkan persoalan sengketa Pemilihan Presiden 2019 kepada institusi yang berwenang.

5. Bima Arya: Harus berpikir edukasi dan menebar optimisme

5 Kesepakatan 8 Kepala Daerah Bersama AHY dan Yenny Wahid di BogorIDN Times/Margith Juita Damanik

Sebagai tuan rumah, Wali Kota Bogor Bima Arya menyebutkan, membangun suasana sejuk dan damai menjadi topik utama dalam diskusi tertutup tersebut.

Ia juga menjelaskan, seluruh tokoh yang hadir menunjukkan sikap sebagai seorang negarawan bukan hanya sekedar politisi.

“Katanya kalau bedanya politisi sama negarawan, para politisi berhenti pada pemilu, next election. Tapi negarawan katanya next generation,” kata Bima Arya.

“Jadi kita bukan saja berhenti pada cita-cita kami, tapi untuk generasi berikutnya di Republik ini kita berpikir untuk edukasi, menebar optimisme, membangun karakter anak muda di Republik,” tutupnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Akar Rumput Lagi Tegang, Pemimpin Harus Jadi Penyejuk

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya