Berkarya, Partai untuk yang Rindu Orde Baru

Partai Berkarya dibentuk oleh Tommy Soeharto

Jakarta, IDN Times - Partai Beringin Karya, demikian namanya. Partai yang populer dengan nama Berkarya ini menarik perhatian masyarakat dengan terang-terangan membawa label Orde Baru di awal kemunculannya. 

Karena label ini pula, Partai Berkarya tak bisa dianggap sebelah mata. Buktinya, partai ini berhasil lolos sebagai peserta Pemilu 2019, bersama tiga partai baru lainnya. 

Di kala yang lain mencoba menghindar dari sebutan partai Orde Baru, Partai Berkarya justru sengaja membawanya sebagai citra, bagi yang rindu masa itu bisa memilihnya. 

1. Didirikan oleh Tommy Soeharto 

Berkarya, Partai untuk yang Rindu Orde BaruIDN Times/Ahmad Mustaqim

Partai Berkarya didirikan pada 15 Juli 2016, bertepatan dengan hari ulang tahun sang pendiri Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto putra Presiden Soeharto, sang penguasa Orde Baru.

"Kami membentuk partai ini karena ada desakan dari masyarakat untuk membuat partai baru," kata Sekretaris Jenderal Partai Berkarya, Badaruddin Andi Picunang.

Selain Tommy, sejumlah nama besar juga bertengger dalam pucuk kepemimpinan Partai Berkarya seperti mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Tedjo Edi Purdijatno yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan, mantan Komandan Jenderal Kopassus dan mantan wakil kepala Badan Intelijen Negara, Muchdi Purwoprandjono, menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai, serta mantan Komandan Polisi Militer TNI dan mantan kepala bidang intelijen Kejaksaan Agung, Syamsu Djalal, menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat.

Pada 13 Oktober 2017, partai ini pun terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk bersaing di pemilihan umum tahun 2019 dan lolos dengan membawa nomor urut 7. 

Baca juga: Ini Lima Partai Peserta Pemilu 2019 yang Bernuansa Orde Baru

2. Logo dan warna mirip Golkar 

Berkarya, Partai untuk yang Rindu Orde BaruIDN Times/Ahmad Mustaqim

Secara kasat mata, akan sulit membedakan Partai Berkarya dengan Partai Golongan Karya (Golkar). Sebab, lambang yang digunakan Berkarya, pohon beringin dan warna kuning, identik dengan Golkar. 

Apalagi, sebelum menghidupkan Partai Berkarya, Tommy pernah duduk di kursi Golkar, bekas kendaraan politik sang ayah. Bahkan, beberapa kader Berkarya juga bekas Golkar. Ternyata, partai ini dibentuk saat terjadi konflik dualisme yang terjadi antara Agung Laksono dan Aburizal Bakrie. Berkarya sendiri merupakan pecahan pendukung Agung Laksono.

Berkaitan dengan logo Beringin, ada perbedaan, meski tak begitu mencolok, dari partai ini. Jika Golkar pada logonya ada warna putih dengan dikelilingi padi dan kapas, Berkarya terdapat lingkaran rantai berjumlah 34 rantai yang saling berkaitan mengelilingi pohon Beringin tersebut.

"Lambang kami murni berdasar dari Pancasila baik pohon beringin maupun rantainya. Rantai itu diartikan sebagai persaudaraan, 34 itu jumlah provinsi se-Indonesia dan simbol semangat dan harapan Partai Berkarya," ucap Badaruddin.

3. Bawa program ala Orde Baru

Berkarya, Partai untuk yang Rindu Orde BaruIDN Times/Ahmad Mustaqim

Selain membawa nama besar sang putra, Tommy Soeharto, Berkarya juga secara konsisten akan membawa program populer di masa Orde Baru seperti Trilogi Pembangunan dan Swasembada Pangan.

"Kami akan menghadirkan kembali program ekonomi kerakyatan dengan semangat trilogi pembangunan pada masa kejayaan Pak Harto," tutur Badaruddin.

Trilogi pembangunan sendiri merupakan wacana pembangunan sosial era Orde Baru yang terdiri dari stabilitas nasional dinamis, pertumbuhan ekonomi tinggi, dan pemerataan pembangunan. 

Berkarya memang memiliki cita-cita luhur meneruskan program dan cita-cita pembangunan yang dicanangkan Soeharto yang terbukti bergerak pesat pada masa itu.

4. Alternatif bagi yang rindu Orde Baru

Berkarya, Partai untuk yang Rindu Orde BaruAntara Foto/Reno Esnir

Dengan menjual sosok Soeharto, Berkarya berharap dapat meraup suara pemilih yang merindukan zaman Orde Baru dengan stabilitas politik, keamanan dan ekonomi. 

"Sebagian besar ada masih ada kelompok pecinta Pak Harto, kan ada tulisan-tulisan 'piye kabare? Enak zamanku toh?' yang muncul ditruk-truk kayak gitu pakai gambar almarhum. Apalagi di sini ada putranya langsung. Kita bisa ambil yang positifnya dari zaman itu," kata Badaruddin.

Menurut Badaruddin, dengan membawa hal-hal positif dari Orde Baru, Berkarya dapat menjadi alternatif partai pilihan dari partai yang sudah ada, terutama bagi kelompok yang rindu terhadap Orde Baru. 

"Selain partai yang sudah ada, Partai Berkarya hadir sebagai alternatif partai, sesuai tuntunan zaman bagaiman Indonesia lebih baik," ucapnya.

5. Rekrut caleg potensial dan target 78 kursi legislatif

Berkarya, Partai untuk yang Rindu Orde BaruIDN Times/Ahmad Mustaqim

Melansir dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), Partai Berkarya memiliki 409.022 anggota, jumlah kepengurusan daerah di 34 provinsi di Indonesia di 514 kabupaten dan kota, serta tingkat keterwakilan perempuan mencapai 36,36 persen. 

Pada Pileg 2019, Berkarya optimistis dapat melenggang ke DPR dengan perolehan 78 kursi atau 13,75 persen secara nasional. "Setiap dapil kami target satu kursi minimal," kata Badaruddin saat pengumuman hasil verifikasi faktual oleh KPU. 

Baca juga: Mengenal Perindo, Partai Baru Peserta Pemilu 2019

 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya