Jejak Karier Politik Wiranto, Menjadi Pasangan JK di Pilpres 2009

Mantan Panglima TNI yang lama berkecimpung di politik

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto diserang menggunakan senjata tajam saat melakukan kunjungan di Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (10/10) siang. Akibatnya, Wiranto mengalami luka tusuk di bagian bawah perutnya sehingga harus menjalani operasi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.

Sosok Wiranto telah malang melintang di dunia pemerintahan maupun perpolitikan sejak lama. Dalam pemerintahan kini, sosoknya cukup sentral dalam menangani dan menyampaikan kepada publik soal isu-isu kontroversial dan sensitif di bidang politik, hukum, dan HAM.

Lalu, seperti apa perjalanan karier Wiranto  sebelum berada di posisi saat ini? Simak tapak tilasnya yang sudah dirangkum IDN Times.

1. Sebelum terjun membentuk partai politik, Wiranto berkarier di TNI hingga menjabat menteri di beberapa era kabinet

Jejak Karier Politik Wiranto, Menjadi Pasangan JK di Pilpres 2009(Menkopolhukam Wiranto) ANTARA FOTO

Meski dikenal sebagai politikus, dunia militer tetap sangat melekat pada sosok Wiranto. Sebelum menjadi politisi seperti sekarang, ia adalah seorang Panglima TNI (1998-1999). Usai menjadi orang nomor satu di tubuh TNI (dahulu ABRI), namanya makin melambung tinggi di kancah perpolitikan Tanah Air.

Jika menilik jauh ke belakang, sederet jabatan strategis pernah diembannya seperti Menteri Pertahanan dan Keamanan (1998-1999), Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (1999-2000), dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (2016-sekarang).

Baca Juga: Wiranto: Perusuh Ingin Gagalkan Pelantikan DPR dan Presiden Terpilih

2. Mendirikan Partai Hanura dan maju dalam Pilpres

Jejak Karier Politik Wiranto, Menjadi Pasangan JK di Pilpres 2009IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Tak berpuas diri dengan sejumlah jabatan tersebut, Wiranto kembali menunjukan eksistensinya di kancah perpolitikan dengan mendeklarasikan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) pada 21 Desember 2006. Di sana, ia menjabat sebagai ketua umum partai hingga kini.

Tujuannya mendirikan Partai Hanura tak lain adalah sebagai kendaraan politiknya untuk maju pada Pilpres 2009. Pada 1 Mei 2009, ia bersama Jusuf Kalla (JK) dari Partai Golkar mendeklarasikan diri sebagai pasangan capres-cawapres.

3. Wiranto dua kali kalah dalam pilpres

Jejak Karier Politik Wiranto, Menjadi Pasangan JK di Pilpres 2009ANTARANEWS

Dengan penuh optimisme, pasangan ini menjadi yang pertama mendaftar di KPU. JK-Wiranto mendapat nomor urut tiga dan disingkat menjadi JK-WIN. Dalam kontestasi tersebut, JK-Wiranto harus berhadapan dengan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono dan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto.

Apa mau dikata, mereka harus gigit jari lantaran SBY kembali terpilih sebagai presiden untuk periode 2009-2014. Meski terdiri dari tiga pasang capres, Pilpres 2009 hanya dilakukan satu putaran lantaran SBY-Boediono sukses meraup suara dominan yakni sebanyak 73.874.562 atau dengan persentase 60,80 persen.

Sementara itu, Megawati-Prabowo mendapat perolehan suara 32.548.105 atau sebesar 26,79 persen. Sementara duet JK-Wiranto hanya memperoleh 15.081.814 atau sebesar 12,41 persen.

Pada 2014, Wiranto sempat mencalonkan diri sebagai calon presiden berpasangan dengan konglomerat media, Hary Tanoesoedibjo (HT). Namun rencana tersebut akhirnya urung dilakukan mengingat minimnya perolehan suara Partai Hanura dalam pemilihan legislatif 2014.

Baca Juga: Jenguk Wiranto, Jusuf Kalla: Kondisinya Baik

Topik:

  • Anata Siregar
  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya