Mengenal 'Kampung Madinah', Klaster Baru Penularan COVID-19 di Jatim

Kebudayaan Islam menjadi pedoman hidup di sana

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 22.467 santri di Pondok Pesantren Al-Fatah, Desa Temboro, Kecamatan Karas, Magetan, terpaksa harus dipulangkan ke daerah mereka masing-masing karena pandemi virus corona atau COVID-19 yang mulai menyebar di sana. Tidak hanya yang berasal dari dalam negeri saja, santri pria dan wanita dari 16 negara yang ikut mondok terpaksa harus dipulangkan. Mereka berasal dari Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Australia, Somalia, Kamboja, Brunei Darussalam, Papua Nugini, Timor Leste, Bangladesh, dan Suriname.

Namun ada hal menarik lain yang harus kalian ketahui mengenai Ponpes Al-Fatah. Karena kawasan ini juga tersohor sebagai ‘Kampung Madinah’ lantaran kebudayaan masyarakat di sana yang sangat religius. Nah, bagaimana sih asal usulnya kampung ini?

1. Sebutan ‘Kampung Madinah’ tak lepas dari peran Ponpes Al-Fatah

Mengenal 'Kampung Madinah', Klaster Baru Penularan COVID-19 di JatimPondok Putri Al-Fatah, Temboro, Magetan. Instagram.com/temboro.info

Sebutan 'Kampung Madinah', menjadi lekat pada Desa Temboro yang tak lepas dari peran Ponpes Al-Fatah yang mengajarkan kebiasaan warga Kota Madinah, Arab Saudi ke dalam kehidupan sehari-hari kepada santri di sana. Tak bisa dipungkiri kebiasaan itu kemudian dengan cepat menyebar ke warga di sana, lantaran banyak warga Temboro yang juga belajar agama Islam. 

Baca Juga: Ponpes Temboro di Magetan Jadi Klaster Baru Penyebaran COVID-19?

2. Masyarakat Desa Temboro menerapkan kebiasaan di Kota Madinah dalam kehidupan sehari-hari

Mengenal 'Kampung Madinah', Klaster Baru Penularan COVID-19 di JatimSejumlah santri Pondok Al-Fatah, Temboro, Magetan sedang mengisi data sebelum mengikuti rapid test COVID-19 di Puskesmas Mejayan, Kabupaten Madiun, Kamis (23/4). IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Kebiasaan yang diberlakukan seperti di Madinah, Arab Saudi antara lain menghentikan kegiatan setiap kali adzan berkumandang. Hampir seluruh warga pergi ke masjid atau musala desa untuk menjalankan salat berjamaah.

Tidak hanya itu, hampir seluruh masyarakat Desa Temboro berpakaian sesuai sunnah. Misalnya laki-laki mengenakan baju gamis, sedangkan perempuan mengenakan baju sesuai Syari’at Islam, lengkap dengan cadar sebagai penutup wajah.

3. Kiai Uzairon Hayfur Abdillah yang sejak awal mengajarkan santrinya mengenai kebiasaan di Kota Madinah

Mengenal 'Kampung Madinah', Klaster Baru Penularan COVID-19 di JatimInstagram.com/alfatah_temboro_id

Kebiasaan warga Temboro yang menduplikasi Kota Madinah mulai diterapkan setelah pondok dipimpin Kiai Uzairon Hayfur Abdillah pada 1990-an. Ketika itu, ia baru selesai menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.

Ponpes Al-Fatah sendiri dibangun pada 1950-an, yang awalnya merupakan masjid dan tempat belajar mengaji yang didirikan oleh Kiai Haji Mahmud, ayah dari Kiai Uzairon Hayfur Abdillah.

4. Ponpes Al-Fatah saat ini berkembang pesat dan memiliki santri dari 16 negara

Mengenal 'Kampung Madinah', Klaster Baru Penularan COVID-19 di JatimPondok Pusat Al-Fatah, di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan. (Instagram.com/alfatah_temboro_id)

Seiring berkembangnya waktu, Ponpes Al-Fatah memiliki Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Tahfidzul Quran, dan Madrasah Diniyah dan berkembang sangat pesat di bawah kepemimpinan Kiai Uzairon Hayfur Abdillah.

Saat ini, bangunan ponpes telah menyebar di tiga lokasi yang mendominasi wilayah Desa Temboro, yakni Pondok Pusat, Pondok Utara, dan Trangkil Darussalaam, sebagian besar merupakan pondok putri.

Ada 50 persen lebih warga di ‘Kampung Madinah’ Indonesia itu, merupakan pendatang, sisanya warga asli Desa Temboro. Namun, karena COVID-19 merebak di sana semua santri baik dari dalam negeri dan 16 negara lainnya terpaksa ikut dipulangkan ke negara asalnya. 

Baca Juga: 16 Kasus Baru COVID-19 di Magetan Klaster Temboro, Sembilan Orang WNA

Topik:

Berita Terkini Lainnya