Ma’ruf Amin: Khilafah Itu Islami, tapi Islami Gak Harus Khilafah!

Khatib harus berikan ceramah yang membuat sejuk

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mengingatkan kepada seluruh khatib agar punya komitmen yang kuat untuk menyampaikan nilai-nilai kebangsaan dalam setiap ceramahnya di muka umum.

Selain itu, kompetensi dan pemahaman mengenai ajaran agama Islam juga tentunya harus dimiliki oleh seorang khatib agar tidak salah dalam menyampaikan pesannya.

1. Dakwah harus dalam bingkai kebangsaan dan kenegaraan

Ma’ruf Amin: Khilafah Itu Islami, tapi Islami Gak Harus Khilafah!Wakil Presiden Ma'ruf Amin (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Hal tersebut disampaikan Wapres saat membuka Rapat Kerja Nasional II dan Halaqah Khatib oleh Dewan Masjid Indonesia yang digelar di Istana Wakil Presiden.

“Yang kedua, khatib punya komitmen kebangsaan karena kita berada dalam sistem negara Indonesia, dakwah kita harus dalam bingkai kebangsaan dan kenegaraan. Karena kita sudah komitmen negara kita adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dasarnya Pancasila,” kata Ma’ruf Amin, Jumat (14/2).

Baca Juga: Tingkat Kepuasan Publik Terhadap 100 Hari Jokowi-Ma'ruf Menurun

2. Sistem khilafah menyalahi kesepakatan yang telah ada

Ma’ruf Amin: Khilafah Itu Islami, tapi Islami Gak Harus Khilafah!IDN Times/Hana Adi Perdana

Oleh karena itu, Wapres menegaskan bahwa Pancasila dan NKRI adalah kesepakatan bersama yang harus terus dijaga oleh seluruh umat. Tidak ada sistem lain yang boleh masuk kecuali dua hal tersebut.

“Misalnya khilafah. Khilafah itu islami, tapi bukan berarti islami itu khilafah. Saudi kan islami, tapi dia tidak khilafah, dia kerajaaan. Kalau ada khilafah, jelas menyalahi kesepakatan. Saya kira jelas itu, nah ini harus dimiliki wawasannya oleh para khatib,” ujarnya.

3. Khatib harus punya komitmen menjaga kesatuan dan persatuan lewat ceramahnya

Ma’ruf Amin: Khilafah Itu Islami, tapi Islami Gak Harus Khilafah!(Khatib tengah memimpin salat Idul Adha di depan masjid Ahmadiyah yang disegel) IDN Times/Irfan Fathurohman

Ma’ruf menambahkan, para khatib juga harus memiliki komitmen untuk bisa menjaga kesatuan dan persatuan. Ia mengingatkan untuk tidak membangun narasi konflik dalam setiap ceramah mereka.

“Jadi sikap intoleran itu yang harus kita pinggirkan, karena intoleran itu yang lahirkan sikap radikalisme. Dan ini harus, jangan sampai khatib menyebarkan sikap seperti bisa gaduh nanti,” tuturnya.

Baca Juga: Wapres Masih Kaji Pemulangan Anggota ISIS Eks WNI ke Tanah Air

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya